64. | D A L A N G M A S A L A H |

97 13 3
                                    

"Sebenarnya, kita tidak butuh teman yang banyak. Melainkan kita hanya harus mencari teman yang benar-benar ada dan setia, mendampingi kita."

:::

Setelah mengantar Anya pulang, Zidan langsung menjemput Aska dan menuju rumah Chasel.

Zidan dengan penuh emosi, langsung masuk kerumah Chasel, sementara Aska masih bingung dengan tingkah Zidan. Pasalnya, sejak tadi Zidan hanya memaki dan memaki. Ketika Zidan memaki, Aska tidak akan bertanya. Karena Zidan jarang emosi.

"Kenapa lo Dan?" tanya Chasel saat Zidan langsung duduk di sofa kamarnya dengan wajah suntuk. Zidan langsung melempar iPhone 12 terbarunya itu Chasel.

Chasel yang kaget, langsung menagkap handphone Zidan, saat Chasel membuka handphone Zidan, langsung terbukalah sebuah voice note.

Chasel langsung memutar rekaman itu dengan volume yang tinggi, agar Aska dapat mendengarnya. Mereka mendengarnya dengan sangat serius, semakin lama, wajah mereka semakin memperlihatkan mimik terkejut.

"Anjing," maki Chasel dan Aska secara bersamaan.

"Airys benar-benar gila, bukan manusia, babi!" ujar Chasel yang mengepalkan tangannya.

Chasel tidak suka ketika perempuan di lecehkan, Chasel tidak ingin kisah kakaknya terulang pada perempuan-perempuan lainnya. Semua perempuan berhak hidup dengan tenang dan berdamai pada lingkungan.

"Lo pacaran sama Anya?" tanya Aska yang diangguki Zidan, "gue harap lo gak nyakitin hatinya Dan. Walau mungkin lo terpaksa, tapi usahain sayang sama dia," saran Aska yang membuat Zidan mengangguk.

"ABANG!" Elizha yang baru tiba dari sekolah, mendorong pintu kamar Chasel yang tidak terkuci begitu saja. "Eh ada kalian," ujar Elizha sedikit malu, bukan malu dengan Zidan tapi dengan Aska.

"Kenapa El? Kayak dikejar setan aja?" tanya Chasel yang melihat adik tersayangnya sedang ngos-ngosan.

"Gue tahu siapa pelakunya," ujar Elizha.

"Tau dari mana lo?" Zidan bertanya.

"Chaca anak eskul musik, pulang sekolah dia samperin gue di ruang dance, sambil kirimin gue rekaman suara," ujar Elizha.

Airys dan teman-temannya tertawa terbahak-bahak di WC, tanpa menyadari bahwa ada yang mendengar mereka. Chaca yang ingin meninggalkan WC, enggan ketika mendengar suara ribut di depan cermin WC.

"Kasian, si caper kena bully," ujar salah satu dari mereka. Chaca yang merasa sesuatu telah terjadi, langsung mengeluarkan ponselnya untuk merekam percakapan para bajingan diluar sana.

Chaca, dia adalah perempuan yang pernah memberitahukan Anindya info soal Ryan yang menyelingkuhinya. Dan Chaca, sudah menganggap Anindya sebagai adiknya sendiri.

Chasel langsung tersenyum senang, ketika mendapatkan banyak bukti. Elizha menyesal waktu itu pernah menjauhi Anindya karena pengaruh dari Airys. Perempuan berwajah dua.

"Dengar ini El." Zidan menyorodorkan ponselnya pada Elziha, Elizha yang mendengar itu langsung membulatkan matanya terkejut. Tidak habis pikir dengan pikiran gadis seperti Airys.

***
Keesokan harinya, Chasel, Zidan, Aska dan Elizha sedang berkumpul di ruangan kepala sekolah. Di ruangan ini, sudah diisi oleh beberapa guru. Mereka ber-empat sengaja memanggil guru-guru untuk menangani kasus ini secara bersama.

Sama halnya dengan mereka, guru-guru terkejut mendengar semua rekaman suara itu. Airys yang selama ini mereka banggakan, Airys yang selama ini dijadikan primadona dan anak emas, ternyata memiliki sifat yang begitu munafik.

ANINDYA | EFEMERAL SERIES [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang