51. | V A N I A |

86 12 11
                                    

"Semakin lo membuka mata tentang dunia, semakin banyak kisah yang lo dapatkan. Bahkan masalah orang lain, lebih besar dari apa yang lo alami."

:::

"Ini Kak Vania, kakak kandung gue." Chasel memperkenalkan Anindya dengan perempuan yang begitu cantik, kulitnya mulus dan body goals.

"Dia mengalami gangguan psikis, karena sesuatu hal di masa lalunya. Umur kami berjarak 5 tahun. Kakak gue, anak yang pandai." Anindya mendengarkan penjelasan Chasel.

Vania sedang tertidur dengan pulas, saat matanya terpejam gadis ini masih terlihat begitu cantik.

"Cantik banget," puji Anindya.

"Semua orang yang bertemu kak Vania mengatakan bahwa Vania cantik, dan memang iya."

"Kalau boleh tau, kok bisa?" tanya Anindya.

"Tentu boleh, Kak Vania ini anak baik-baik, jauh dari pergaulan tidak sehat. Namun dia punya pacar, suatu malam pacarnya itu menjemput Kak Vania pulang dari rumah sakit praktek, kebetulan Kak Vania ambil jurusan kedokteran. Bajingan itu bawa Kak Vania di apartnya."

Anindya duduk ditepi kasur Vania, tidak bosan untuk menatap wajah Vania, tidak ada unsur keboaanan disana.

"Kak Vania diberikan obat perangsang didalam air minumnya, sehingga malam itu terjadilah hal yang sangat tidak diinginkan. Bajingan itu mengambil kehormatan kak Vania, dan menyebar video syur itu di sosial media. Hingga membuat Kak Vania jatuh sakit, dan trauma. Untung Ayah gue cepat bertindak, dan memblokir situs-situs penyebar video itu."

Anindya yang mendengarnya sangat terkejut, tidak membayangkan bahwa perempuan secantik Vania akan mengalami kejadian buruk seperti ini.

"Sekarang kondisi Kak Vania?"

"Lumayan membaik, ini karena Bunda ahli psikolog. Keluarga besar gue, meminta untuk Kak Vania dimasukkan di RSJ, tapi gue, El, Bunda dan Ayah gak akan pernah lakuin itu. Karena itu, kami menyembunyikan kak Vania ditempat ini."

"Bagus, RSJ bukan membuat pasien sehat, tapi semakin membuatnya gila," ujar Anindya. "Lalu, laki-laki itu?"

"Setelah Kak Vania jujur pada kami semua, Ayah langsung mencari bajingan itu dan memenjarakannya. Ayah marah besar, sampai laki-laki itu tidak bisa berjalan karena pukulan dari suruhan Ayah. Awalnya Kak Vania biasa saja, tapi setelah mendapat bullyan, psikisnya menjadi terganggu."

"Terganggu seperti apa?" tanya Anindya.

"Kalau dia ngelihat cowok lain, atau cowok yang gak ia kenal. Kak Vania akan berteriak, menangis, dan tidak segan berniat membunuh laki-laki itu. Dia trauma pada laki-laki, sama seperti Lo."

Anindya menjadi paham, kenapa selama ini Chasel berusaha meyakinkannya soal 'cinta' dan segala yang berkaitan.

"Gue selalu berusaha buat hilangin rasa trauma lo sama masa lalu, dan gue akan selalu melindungi lo. Perempuan itu berlian yang patut dijaga bukan dirusak. Itu alasan kenapa gue gak bisa kasar ke semua cewek. Gue paham perasaan kaka gue seperti apa," ujar Chasel yang mengusap pelan puncak kepala Vania.

"Kak, Ael disini." Chasel berbisik pada Vania, berusaha membangunkan kakak perempuannya ini. "Ael bawa kawan cewek untuk Kakak."

ANINDYA | EFEMERAL SERIES [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang