Jangan lupa puter dan dengerin lagunya. Btw kalian semua dapat salam dari Anindya dan seluruh yang berada didalamnya.
Siap membaca kisah ini?
Happy Reading Guys!
~•~
"Aku tidak benci hidup ini, tapi aku tidak suka orang-orang yang mempermainkan perasaan." —Anindya.Taman Kencana, Anindya duduk dikursi taman. Sementara Elizha bertengger manis dibangku kemudi mobilnya.
"SEMANGAT DYA!" Teriak Elizha dari kejauhan, membuat orang-orang menoleh padanya. Dan Anindya menatap datar pada Elizha. Memalukan.
Cukup risih menggunakan almamater sekolah, walaupun disini ada juga anak Efemeral. Anindya akan tetap merasa canggung ketika berada dikeramaian.
Karena sifat manusia, sangat sulit untuk dirubah.
5 menit berlalu, Anindya belum melihat batang hidung Ryan didepannya. Laki-laki yang membuatnya jatuh cinta sedalam-dalamnya dan membuatnya kehilangan kepercayaan atas cinta.
Anindya merogoh saku almamaternya, dan mengeluarkan ponselnya. Mencari nomor Ryan dan segera menelpon laki-laki itu.
"Kamu dimana?"
"..."
"Iya cepetan."
"..."
"Hm! Buruan!"
"..."tit...tit...tit.
Anindya mematikan sambungan telpon secara sepihak, mendengar suara Ryan saja sakit rasanya.
"Fighting Anindya. Lo kuat!" Batinnya menyemangati diri sendiri.
"Udah lama?" tanya Ryan yang disampingnya sudah ada Sherlyn dengan wajah sok polosnya, seketika membuat Anindya Enek.
Anindya berdiri dari duduknya. Menatap mata Ryan dan Sherlyn secara berganti.
"Kenapa sayang?" tanya Ryan, Anindya mendengus pelan.
"Lo yang dm gue?" tanya Sherlyn tiba-tiba.
"Iya, kenapa? Emang udah bener 'kan?" tanya Anindya meremehkan, tatapan Sherlyn mulai tak bersahabat.
"Chat apa? Ada apa sebenarnya?" ujar Ryan kebingungan.
"Aku mau putus," pinta Anindya yang membuat Ryan melongo, terkejut.
"Gak! Kenapa putus? Aku cinta sama kamu Val," ucap Ryan.
"Cinta dari mana? Kamu aja punya hubungan dengan Sherlyn, kamu pikir aku gak tahu?" sindir Anindya.
"Kamu udah tahu ini namanya Sherlyn?" tanya Ryan khawatir.
"Iya! Cewek yang aku lihat di cafe waktu itu 'kan?" jelas Anindya, lalu tertawa kecil.
"Sayang, ini gak seperti itu. A-aku bisa jelasin." Ryan menggenggam kedua tangan Anindya, dengan pergerakan cepat Anindya mengibaskan tangannya.
"Gak ada yang bisa dijelasin!" terang Anindya. "AKU MAU KITA PUTUS!" Anindya mengeja setiap satu kata, menatap mata Ryan dengan berani.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANINDYA | EFEMERAL SERIES [ END ]
Teen Fiction"Bukan tidak mampu soal harta, bahkan kelebihan. Namun, fisik yang tak mampu." -Anindya Valeria Abrizam✨ Anindya Valeria Abrizam, gadis yang berwatak cuek, sarkas bin nyebelin harus mengalami proses kegagalan dalam percintaan. Hingga menguba...