58. |G I N J A L|

96 12 0
                                    

Sakit itu anugrah dari Tuhan, syukuri dan nikmati. Serta jalani dan hadapi. Akan berlalu, entah kita pergi atau sakit itu yang pergi.

:::

"Dy, wajah lo pucat. Gak enak badan?" tanya Elizha yang menengok kearah Elizha, saat ini mereka sedang belajar sosiologi.

Para siswa diperintahkan untuk merangkum materi, dan sang guru duduk mengawas dimejanya.

"It's okay," jawab Anindya yang masih sibuk melanjutkan aktifitasnya.

Elizha langsung memeriksa suhu tubuh Anindya, " lo menggigil Dya."

"Gue kuat El," ucap Anindya yang berusaha menahan sakit, sejak tadi perutnya sebelah kiri sudah terasa begitu menyakitkan. Tetapi Anindya tetaplah Anindya, tidak ingin memperlihatkan sakitnya pada orang-orang.

"Enggak. Lo harus ke dokter sekarang, lo nahan sakit ini Dy," ucap Elizha frustasi, Anindya terlalu keras kepala.

"Ada yang sudah?"

"Maaf El, gue bisa."

Anindya bangkit dari kursinya, berniat ingin mengumpulkan tugasnya pada guru yang sedang mengajar.

Bruk

Suara yang mampu mengalihkan seluruh perhatian seisi kelas Anindya, menciptakan keributan yang begitu mengagetkan dan penuh ke khawatiran.

"DYA!" Elizha berteriak dan langsung berjalan membantu Anindya untuk berdiri, tetapi Anindya sudah terlalu lemah, kaki Anindya lemas susah untuk bangkit.

"El." Anindya merintih.

"Kamu kenapa?" tanya Mrs. Alya yang menghampiri mereka, berusaha membantu Anindya. Sementara teman kelas Anindya yang masih shock hanya berjalan mendekat tanpa menyentuh Anindya.

"Anindya ada sakitnya Ma'am, boleh saya izin pamit bawa Anindya ke rumah sakit dulu," ucap Elizha.

"Aw," keluh Anindya yang memeluk perutnya.

"Bawa ke uks saja, disana ada dokter uks," ucap Mrs. Alya.

"Gak bisa Ma'am, penyakit Anindya gak bisa di Uks aja," ujar Elizha yang sudah mulai mengotak-atik ponselnya mencari nama Chasel.

"Anindya sakit apa?"

"Gagal ginjal Ma'am," jawab Elizha panik saat Anindya semakin merintih kesakitan.

"Astaga! CEPAT BAWA DIA KERUMAH SAKIT!" Mrs. Alya memerintah dengan sangat cepat, kembali membuat teman Anindya shock saat mendengarnya.

Bagaimana bisa? Anindya terlalu merahasiakan penyakitnya. Sehingga, hanya orang terdekat saja yang mengetahui sakit ini.

"Telpon ambulance El," suruh Mrs. Alta yang berusaha menenangkan sakit perut Anindya.

"Chasel akan segera kesini Ma'am," jawab Elizha yang mengemasi barang-barang Anindya beserta barangnya.

Di pintu, Chasel telah berdiri dengan nafas terpenggal-penggal diikuti dengan Zidan Aska, ketiga laki-laki itu langsung masuk kedalam kelas, menerobos kerumunan yang dibuat oleh teman kelas Anindya.

ANINDYA | EFEMERAL SERIES [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang