56. |J A N T U N G|

78 13 3
                                    

"Anindya! Chasel drop!" Teriakan dari pintu membuat Anindya menghentikan aktifitas menulisnya. Berlari pelan menghampiri Zidan yang ada dipintu.

Sementara Elizha memang telah menghilang sejak tadi, teman-teman kelas Anindya hanya menjadi penonton bisu.

"Chasel dimana sekarang?" tanya Anindya dengan nada suara yang terdengar panik namun tenang.

"Baru aja dibawa kerumah sakit sama Aska Elizha. Ayo, kalau lo mau ikut."

Aninsya merapikan segera peralatan sekolahnya, "Ren izin ya," ucap Anindya pada sang ketua kelas.

Mereka berdua mempercepat langkahnya menuju parkiran, dan masuk kedalam mobil Zidan.

"Kok bisa Dan?" tanya Anindya saat kendaraan ini telah keluar dari sekolah.

"Kayaknya dia banyak aktifitas, Chasel juga lagi banyak olahraga. Masalahnya, gue gak tau kalau dia ada sakit gini Dy," ucap Zidan frustasi, mobil yang mereka kendarai telah melewati kecepatan rata-rata.

Menerobos beberapa kendaraan, agar segera tiba di rumah sakit.

"Dia gak cerita?"

"Enggak! Gue sama Aska baru tau kalau jantung Chasel bermasalah," ucap Zidan.

"Chasel terlalu misterius," ujar Anindya.

Mobil yang Zidan kendarai, telah sampai kerumah sakit. Anindya segera berjalan masuk kedalam IGD. Disini, sudah terlihat Elizha dengan raut wajahnya yang memerah menahan tangis, dan Aska yang sedang gundah.

"Tenang, Chasel cowok kuat," ucap Anindya mengelus pelan bahu Elizha yang sedang memeluknya.

"Gue takut Dy, dia abang gue satu-satunya," keluh Elizha.

"Berdoa El, semoga Chasel baik-baik aja," ucap Anindya yang berusaha memenangkan, padahal dirinya sendiri sangat merasa khawatir. "Bunda? Udah tau?"

"Belum gue takut, hiks ...." Air mata Elizha mencolos dalam pelukan Anindya, menangis tanpa suara dan sangat pelan.

"Semangat Chasel ada sama lo El. Jadi lo harus kuat," ujar Zidan mengingatkan Elizha.

"Biar gue yang telpon Bunda," ujar Aska yang mengeluarkan ponselnya, menghubungi Bunda kesayangan mereka semua.

"Apa kata bunda?" tanya Anindya.

"Bunda siap-siap kesini."

"Dy, Chasel gak kenapa-kenapa kan?" tanya Elizha khawatir.

"Duduk dulu," suruh Anindya yang menuntun Elizha untuk duduk, "dia akan baik-baik saja."

Dokter yang menangani Chasel, belum memperlihatkan sedikit tanda-tanda, sang dokter dan beberapa perawat masih ada didalam ruangan menangani Chasel.

"Kalau sampai Chasel kenapa-kenapa, gue yang paling nyesel," ucap Zidan dalam mode serius, laki-laki ini tumben bisa diajak untuk serius.

"Gue juga, kalau gue tau, gak akan gue suruh Chasel duel basket," tambah Aska.

Keduanya sama-sama merenung, memikirkan bagaimana nasib sahabatnya didalam ruangan sana.

ANINDYA | EFEMERAL SERIES [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang