06.|P A P A|

177 27 21
                                    

Ingat suka tidak selamanya cinta, tapi sayang.
=Wattpad Anindya=

***
Dengan malu-malu sinar matahari mulai menembus dinding kaca besar, kamar milik gadis ini. Merasa tidak nyaman dengan cahaya itu, ia menggerakkan postur tubuhnya dengan mata yang tertutup menandakan ketidak nyamanan. Namun, semakin lama, semakin sinar itu mengenai wajahnya.

"Sayang bangun." Suara berat itu yang pertama kali ia dengar ditelingamya, dengan perasaan ngantuk gadis ini membuka matanya.

"Papa?" ucapnya membuka suara, matanya masih terkatup, berat untuk dibuka lebar-lebar.

"Anak gadis Papa kok mageran begini, ini sudah jam 6 loh. Gak takut kesiangan kesekolah?" Ucapan papanya lantas membuatnya bergerak dengan cepat berlari masuk ke wc. Satu hal yang Anindya lupa, memeluk Papanya.

Itulah rutinitas gadis ini, seelah ditinggal Papanya bolak balik keluar negeri untuk urusan pekerjaan.

"Dasar anak itu," ucap Papanya sambil tertawa melihat kelakuan putrinya, yang kadang lebih memendam masalahnya dari pada mencurahkan pada dirinya sebagai Papa.

***
"Gak meluk Papa?" tanya Papanya, sontak Anindya langsung berjalan mengeratkan pelukannya pada Papaya saat tiba di gerbang sekolah. Hampir saja gadis ini telat, untung pergerakannya yang cepat sehingga terhindar dari kejadian dua minggu yang lalu.

"Pulang sekolah Papa yang jemput yah?" ucap Tio selaku Papa Anindya.

"Jangan lama tapi," ucap Anindya memperingati.

"Iya, karena tuan puteri tidak suka menunggu, tepat tidak?" canda Papanya, mereka sekarang sedang ditatap oleh beberapa orang yang berlalu lalang untuk masuk kesekolah dengan tergesa-gesa.

"Tepat sekali," jawab Anindya, yang melerai pelukannya.

"Papa, Anindya masuk dulu yah," pamit Anindya yang mencium punggung tangan Tio.

"Belajar yang bener anak cantik." Tio mencium kening putrinya, sebelum Anindya kembali masuk ke lingkungan sekolah.

Beginilah keluarga Anindya, saling menyayangi. Tio dan Gisel merupakan orang tua yang diidam idamkan semua anak, memberi kasih sayang, pengertian, bisa menjadi sahabat yang baik, kawan yang baik, dan jadi orang tua yang baik pada anaknya. Anindya yang merupakan anak satu-satunya tentu akan diberikan perlakuan khusus bak princess kerjaan.

***
"Dy," panggil seorang pria, saat dirinya berjalan menyusuri koridor.

"Kenapa?" tanyanya saat Ryan berhasil menyimbangkan langkahnya.

"Gak kenapa-kenapa, cuma mau jalan bareng pacar aja naik kekelas, aku anterin kamu kedepan kelas yah?" cerocos Ryan.

"Gak usah," jawaban Anindya sungguh membuat Ryan gemes melihatnya.

"Kenapa?" tanya Ryan.

"Aku bukan anak kecil lagi paman," ucap Anindya sedikit melawak.

"Kan kamu bukan Siva, tapi aku anter ke kelas boleh yah?" pinta Ryan.

"Terserah." Ryan merangkul bahu Anindya, gadis ini sedikit merasa tidak nyaman, kalau kalian pikir Anindya sudah percaya akan adanya cinta, jawabannya TENTU TIDAK. Tidak akan secepat itu nempercayai orang lain, namun perasaan yang bergejolak pada hati Anindya, membuat gadis ini bengitu menyukai Ryan.

Ingat suka tidak selamanya cinta, tapi sayang.

"Ry, diliatin orang," bisik Anindya. Gadis ini tidak akan pernah suka ditatap orang lain, keramaian bukan hal favorite-nya.

ANINDYA | EFEMERAL SERIES [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang