"Kenyataan terkadang memberi kebahagian, dan saat ini memberi luka yang dalam."
Panas terik matahari, tidak akan pernah menjadi penghalang seorang pelajar dan tenaga pendidik agar tidak upacara.
Panas matahari akan selalu disambut dengan hangat — hanya untuk orang yang berjiwa menghargai. Namun, diantara banyak nya siswa, tentus saja akan ada siswa nakal, siswa tidak suka panas yang mengeluh, tetapi tetap mengikuti upacara.
"Chasel udah siap lo?" tanya Aska selaku pengerek bendera. Minggu ini giliran kelas mereka sebagai petugas upacara.
"Iya," jawab Chasel seadanya. Memperbaiki almamaternya, serta topi yang ia kenakan. Tugas Chasel hari ini sebagai pemimpin upacara.
"Cari pacar Chas, jadi kalau upacara ada yang benerin dasi lo," celutuk Aska yang sibuk menggoda teman kelasnya.
"Lo aja, udah keliatan kupernya dari tadi godain anak orang," ujar Chasel meledek Aska.
"Emang kurang belaian juga nih anak, sini bubu aku belai manja." Zidan merentangkan tangannya, bersiap memeluk Aska.
"Gay! Jijik banget sih Dan," omel Aska.
"Cepet masuk lapangan, udah disuruh guru," ucap temannya, yang membuat mereka yang sedang bersiap segera berlari menuju kelapangan.
Upacara berlangsung secara hikmat, tertib dan damai. Hingga tiba saatnya, amanat pembina acara.
"Untuk amanat, istirahat ditempat gerak!" teriak Chasel memberi aba-aba.
"Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatu, dan selamat pagi." Sambutan pertama yang diucapkan kepala sekolah.
"Waalaikumsalam Warahmatullahi Wabaraktu, dan Pagi Sir!" teriak seluruh siswa bersemangat.
"Pagi ini tak akan pernah saya bosan untuk tetap mengingatkan kepada kalian semua untuk tetap menjaga kebersihan dan merawat lingkungan sekolah. Semangat belajar kalian tidak boleh sampai turun, harus ditingkat 'kan lagi," ujar Kepsek bermonolog.
"Dan akan ada pengumuman nama siswa yang lolos seleksi olimpiade Geografi. Untuk ini saya persilahkan Mr. Nael untuk membaca nama siswa yang berhasil lolos," ucap kepala sekolah, mempersilahkan Mr. Nael.
Suasana menjadi tegang bagi siswa yang telah mengikuti seleksi, serta yang lainnya ikut penasaran siapa nama yang akan disebutkan.
"Siswa yang lolos seleksi geografi ada 3.
Airys Leteshia dengan perolehan nilai 435,
selanjutnya Chasel Adithama Gavin dengan perolehan nilai 450. Dan nilai tertinggi, Anindya Valeria Abrizam dengan perolehan nilai 495," ujar Mr. Nael yang disambut tepukan hangat dari seluruh siswa."Wow Dya! You are the best!" pekik Elizha kegirangan.
"Thank You," jawab Anindya seadanya.
"Keren! Lo pintar banget," ucap teman kelasnya yang lain.
"Makasih banyak," jawab Anindya. Sejujurnya, dari lubuk hatinya dia juga sangat terkejut, lolos dengan nilai yang dikatakan hampir sempurna.
"Pokoknya lo teman gue," klaim semua teman-temannya, merasa sangat senang memiliki teman seperti Anindya. Kelas X sudah dapat mengalahkan senior-senior mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANINDYA | EFEMERAL SERIES [ END ]
Teen Fiction"Bukan tidak mampu soal harta, bahkan kelebihan. Namun, fisik yang tak mampu." -Anindya Valeria Abrizam✨ Anindya Valeria Abrizam, gadis yang berwatak cuek, sarkas bin nyebelin harus mengalami proses kegagalan dalam percintaan. Hingga menguba...