69. | E P I L O G |

326 19 12
                                    

     -Epilog-

"Bertemu karena penyakit, dan dipisahkan karena ajal."


Gemulai angin mengiri langkah kaki laki-laki ini, memasuki sebuah makam yang tidak pernah ia kunjungi selama 7 tahun lamanya.

Janjii yang ia ucapakan, telah ia kabulkan hari ini. Dia akan memamerkannya, pada seorang yang sangat mencintai dan mendukungnya.

"Hai cantik!" Suara sapaan itu sama saja, tidak ada yang berubah. Namun selalu saja bergetar, ketika menyapa.

Luka dihatinya belum saja pulih, 7 tahun ia mencari kesibukan, kenangan gadis itu tidak akan pernah ia lupakan. Tanpa gadis itu, dirinya tidak akan pernah berhasil seperti saat ini.

"Rindu aku ya? Akhir-akhir ini kamu sering banget datang di mimpi aku, sekarang aku yang datangin kamu." Ia menghapus butiran air mata, yang mengalir di matanya.

Chasel mencium batu nisan itu sangat lama, ia membiarkan rasa rindunya terbayarkan dengan semua ini. Sungguh, ia sangat rindu dengan suara Anindya. Wajah gadis ini ketika kesal, wajah gadis ini ketika memberikannya nasehat.

"Sayang, jantung kamu berdetak cepat nih. Kamu sekarang lagi senang banget kan? Aku mau banget dipeluk sama kamu lagi," ucap Chasel mengusap batu nisan itu.

"Dya, emang benar yah, semakin seseorang itu hilang, rindunya akan semakin terasa. Kalau boleh berdoa sama Tuhan, aku pengen nyusul kamu," ujar Chasel, menghapus bekas air matanya.

Chasel meletakkan topi pilotnya diatas batu nisan Anindya, senyum lebar Chasel mengembang. Mengingat bagaimana perjuangannya untuk meraih pendidikannya sebagai pilot.

"Aku udah sering flight loh, dan besok flight ke sepuluh kayaknya, aku jadi CO- Pilot besok, andai kamu masih hidup, senang banget pasti liat aku," lirih Chasel menaburi kembang diatas makam Anindya.

Anindya, mungkin kamu sedang melihat Chasel saat ini, sedang bercerita diatas makam milikmu. Sungguh, Chasel begitu mencintai dirimu. Semoga engkau sama.

"Chasel Adithama Gavin, yang sampai saat ini masih mencintai bahkan sangat mencintai Anindya Valeria Abrizam," ujar Chasel setengah berteriak.

Tujuh tahun yang lalu, dirinya masih menyandang status sebagai anak SMA. Saat ini, Chasel berhasil menjadi pilot, seperti apa yang ia cita-citakan, dan dukungan yang penuh untuk Anindya.

Tujuh tahun berlalu, nama seorang Anindya akan selalu terkenang, siswa terbaik sepanjang masa di Efemeral, dan teman terbaik bagi teman-temannya.

Andai gadis ini masih hidup, mungkin dirinya sudah menjadi pengacara hebat dimeja hijau persidangan.

***
Seperti ucapannya, hari ini Chasel sebagai CO-Pilot, senyumnya mengambang, tidak lupa laki-laki ini selalu mengupdate snapgram, setiap kali dirinya ingin flight, dan pastinya hanya untuk Anindya. Walau gadis itu tidak akan melihatnya.

'Janjiku untuk gadis tercantik, senangkan? Sampai bertemu!'

Tulis Chasel, dalam sebuah Pap itu. Mesin pesawat mulai menyala, hingga pesawat benar-benar terbang, menuju kearah tujuan.

Tak henti-hentinya Chasel tersenyum ketika memandang langit yang indah, ia tidak pernah menyangka bahwa akan mencapai semua ini.

'ALLAHUAKBAR!'

"Berita terkini, pesawat Air Unique UI-491 dinyatakan hilang kontak, dengan 1 pilot, 1 CO-Pilot, beserta masing-masing 6 pramugari dan pramugara dan 261 penumpang."

Berita yang sangat menggemparkan hari ini, membuat para keluarga yang berhubungan dengan pesawat Air Unique UI-491, berdatangan kebandara untuk menunggu kabar bahagia.

Namun, bukan kabar bahagia. Pesawat itu, benar-benar telah dinyatakan hilang dan tidak ada korban yang selamat.

Chasel yang sebagai CO-Pilot, hilang kontak, entah kemana. Seolah, doanya ingin menyusul Anindya dikabulkan oleh Tuhan. Seluruh keluarga sangat berduka, kehilangan sosok mutiara dalam hidup mereka.

Tidak akan ada keabadian, seperti sekolah yang bernama Efemeral, yang artinya sementara. Dunia hanya persinggahan yang bersifat sementara dan tak abadi.

Efemeral -- sementara. Kata yang tidak akan pernah ditunggu keabadiannya, sebagai sebuah tanda bahwa akhir tak akan bahagia. Tidak akan ada akhir yang berujung kebahagiaan, semuanya hanya akan bersifat sementara, semu dan tak nyata.

Hidup tidak akan pernah berjalan sesuai kehendak dan keinginan, tapi hidup akan berjalan sesuai takdir dan ketentuan. Tanpa meminta dan memaksa, pasti dan nyata semuanya akan terjadi.

Hidup dan mati, dua kata yang berdampingan. Akan selalu ada, ketika bumi masih berputar. Kata yang berhubungan, namun memiliki rasa yang berbeda.

Jangan pernah merasa terbaik dalam hidup, karena sesungguhnya ajal bisa datang kapan saja.

Pesawat Air Unique, benar-benar mengudara sejauh mungkin. Mereka lupa cara mendarat di bumi, hingga memilih untuk mendarat di surga. Merpati putih itu, benar-benar telah abadi. Raga suci itu, hilang dan ikut abadi di alam yang berbeda.

Mereka tidak jatuh diperairan luas, dan dimakan oleh binatang laut. Hanya sajs, mereka mengudara terlalu tinggi, dan mendarat disuatu keabadian.

Chasel gugur dalam pekerjaannya, Chasel gugur dalam pengabdiannya, dan Chasel abadi dalam cintanya bersama Anindya.

Chasel harus meninggalkan dunia, namun dirinya akan datang pada alam yang akan mempertemukannya pada gadis yang sangat ia cintai.

"Chasel?" Suara halus nan merdu itu menggema, suara yang sudah lama tak terdengar, kembali terdengar.

"Anindya?" Hangat, pelukan itu terasa begitu hangat dan nyata. "R-ryan?"

Selamat Jalan, Anindya, Chasel dan Ryan. Selamat berdamai dalam keabadian, selamat bertemu.

ANINDYA | EFEMERAL SERIES [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang