49. | O L I M P I A D E |

68 15 1
                                    

"Pendidikan hal yang sangat penting, jadi jangan sama sekali menjadikannya sebagai lelucon. Karena dengan pendidikan kita akan berhasil, dan tidak menjadi bahan candaan dunia yang didukung semesta."

:::

Anindya telah lengkap didepan cermin lengkap dengan jas almamater. Dirinya mengubah sedikit penampilan, dengan potongan rambut terbarunya.

Anindya memoleskan pewarna bibir dimulutnya agar terlihat lebih bercahaya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Anindya memoleskan pewarna bibir dimulutnya agar terlihat lebih bercahaya.

"Oke, Anindya selalu cantik." Anindya berucap pada dirinya sendiri, lalu memutuskan untuk pergi kesekolah diantar oleh supir pribadinya — Pak Candra.

Hari ini masih terlalu pagi, sehingga jalan di Jakarta Pusat tidak begitu padat. Hanya beberapa kendaraan, dan bus sekolah yang akan mengantar siswa kesekolah.

"Non hari ini auranya lebih bercahaya," ucap Pak Candra.

"Emang Dya cantik Pak," ucap Anindya yang membuat Pak Candra tertawa dikursi pengemudi.

"Iyasih, enggak salah lagi kalau tiap harinya cantik."

Anindya membalasnya dengan senyum, masih tetap dengan Anindya yang sama. Tidak suka berbicara terlalu lama, apalagi dengan hal-hal yang tidak penting menurutnya.

Bagi Anindya, yang penting dalam percakapan adalah keluarga, sahabat, musik dan pendidikan, hanya itu.

"Makasih Pak, hati-hati."

"Makasih Non, belajar yang rajin. Semangat olimpiadenya, pasti lolos."

Anindya melangkahkan kakinya masuk kedalam sekolah.

Efemeral High School, sekolah yang terletak di Jakarta Pusat. Sekolah yang menjadi kebaganggan, dan sekolah yang diidam-idamkan semua siswa. Mereka akan berlomba untuk masuk ke Efemeral.

Pendidikan yang menjamin, dan fasilitas mendukung.

Sekolah belum penuh dengan siswa, hanya beberapa yang duduk dibangku koridor untuk membaca, bercerita bersama teman-temannya. Serta di lapangan ada beberapa siswa laki-laki yang sedang bermain.

"Hai Anindya." Sapaan-sapaan masuk dikuping Anindya, Anindya tersenyum membalas sapaan-sapaan yang di berikan oleh orang lain.

Anindya menyusuri koridor, dan berjalan ke ruang guru. Tempat perjanjian untuk bertemu dengan Mr. Nael beserta timnya.

"Hai." Chasel melambaikan tangannya pada Anindya, permepuan ini lalu berjalan mendekati Chasel yang sedang duduk didepan ruangguru.

ANINDYA | EFEMERAL SERIES [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang