"Ka-kalian jadian?" tanya Anindya ketika telah duduk diruang tamu bersama Elizha dan Chasel. Keduanya tertawa, menertawakan penuturan Anindya.
"Kami saudara Dy," ucap Elizha yang kembali membuat Anindya terkejut. Kenapa dia tidak mengetahui hal itu?
"Kenapa lo gak pernah cerita?" tanya Anindya. Anindya pikir selama ini karena Elizha memuji Chasel karena gadis itu suka pada Chasel, dan ke akrabannya dengan Chasel ternyata karena persaudaraan bukan pendekatan.
"Karena lo gak pernah minta kami untuk cerita," ucap Elizha.
"Lagi pula nama akhiran nama kita sama," tambah Chasel yang membuat Anindya mengingat nama lengkap Elizha.
Elizha Alvena Gavin
Kenapa Anindya baru sadar selama ini? Sudah berbulan-bulan dia bersekolah dan dirinya baru tahu kalau sahabatnya saudara dengan orang yang sedang mendekatinya.
"Ngapain lo minta nomor gue? Kalau ada Elizha?" tanya Anindya, bukankah kalau dia sudah memiliki saudara yang bersahabat dengan Anindya, Chasel tidak perlu repot untuk meminta nomor Anindya lagi.
"Lo orangnya cuek, dan gue yakin nomor adalah privasi buat lo," ucap Chasel.
"Gesar deh bang, gue mau belajar," usir Elizha pada Chasel. "Gue gak mau jadi nyamuk!" gerutu Elizha yang membuat Anindya mengerutkan keningnya, seolah paham Chasel langsung memberitahu Anindya.
"El tau, sebelum gue deketin lo gue cari tahu info dari El dulu. Minta izin juga ke El."
"Eh ada tamu cantik ternyata." Suara lemah lembut itu membuat Anindya menoleh dan tersenyum, walau hanya sekali bertemu Anindya sudah hafal dengan suara itu.
Dirinya langsung menyalami sosok bunda yang ingin dipanggil bunda juga oleh Anindya.
"Dulu waktu dirumah sakit bunda gak tahu kalau kamu Anindya yang selalu dibahas anak-anak bunda ini. Bunda juga gak ingat wajah kamu waktu Elizha lihatin foto sahabatnya, soalnya kalau aslinya lebih cantik," ucap Jinan yang membuat Anindya tersenyum walau banyak pertanyaan didalam pikirannya.
"Kamu mau belajar bareng yah sama Elizha?" tanya Jinan.
"Iya bunda," jawab Anindya.
"Elizha itu cerewet aslinya. Kalau orang baru dekat, kaku banget, jadi biasanya dia dikira cuek," jelas Jinan. Pantas saja Elizha saat pertama kali akrab dengan Anindya terkesan cuek, bahkan melebihi dirinya.
"Iya bun, aslinya nyebelin," gerutu Anindya yang mengaduh pada Jinan.
"Banget kalau El mah. Dia juga malas banget kalau belajar, jadi kalau dia malas belajar di sekolah tanya bunda yah, biar bunda kasih hukuman ke dia," celoteh Jinan.
"Siap bund."
"Benar-benar bunda yang meresahkan," keluh Elizha yang membuat Jinan, Anindya dan Chasel tertawa, menertawakan nasib malang Elizha.
"Ayo Dy kekamar gue aja. Di atas lebih nyaman." Elizha menarik tangan Anindya agar naik kekamar gadis itu.
Kamar Elizha dominan berwarna abu-abu putih, warna yang sedang viral dikalangan remaja karena dinobatkan sebagai warna yang aesthetic.
"Jadi di sekolah, orang gak tahu lo sama Chasel saudara?" tanya Anindya ketika Elizha telah menutup rapat-rapat pintunya.
"Banyak yang tahu. Teman kelas Chasel rata-rata tau, kelas lain, teman kelas kita juga ada yang tahu. Sampai-sampai yang chat gue banyak banget buat kenalan sama Chasel." Elizha mengaduh.
"Kenapa gue gak tahu?" tanya Anindya.
"Karena mungkin lo sibuk dulu sama Ryan, dan emang lo gak peka. Udah nama semirip itu masa gak curiga?" tanya Elizha yang selama ini Anindya hanya bersikap bodoamatan kalau mengetahui dirinya dan Chasel bersaudara.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANINDYA | EFEMERAL SERIES [ END ]
Teen Fiction"Bukan tidak mampu soal harta, bahkan kelebihan. Namun, fisik yang tak mampu." -Anindya Valeria Abrizam✨ Anindya Valeria Abrizam, gadis yang berwatak cuek, sarkas bin nyebelin harus mengalami proses kegagalan dalam percintaan. Hingga menguba...