"Ketika dia yang kamu cintai, mengaikuimu didepan unum. Kamu sudah sangat special baginya."
:::
"Chasel." Zidan meneriaki Chasel yang sedang bersiap-siap untuk turun ke lapangan, melaksanakan olahraga.
Chasel menoleh pada Zidan, "Kenapa lo?"
"Gue jadi kepo Aska sama adek lo ada hubungan apa," ucap Zidan. Saat ini dikelasnya hanya tersisa beberapa siswa laki-laki dan perempuan, yang lainnya sedang antri diruang ganti begitupun dengan Aska.
"Sebenarnya gue juga, tapi kata El mereka enggak ada hubungan apa-apa," ucap Chasel.
"Sepertinya tim janda bengek harus aktif kembali," seru Zidan yang mendapat geplakan buku paket dari Chasel.
"Janda bengek apa anjir?" tanya Chasel.
"Dia adalah tim gosip dan tim introgasi beserta tim terciduk. Gue ketuanya, lagi mau mengkordinir member." Chasel tidak habis pikir dengan jalan pemikiran Zidan yang kelewat pintar.
"Serah lo Dan. Mau janda bengek, janda menangis, janda sobek. Gak peduli gue." Chasel langsung melangkahkan kakinya, menuju lapangan utama, yang langsung disusul oleh Zidan.
"Bangsat. Lo emang monyet Chas." Zidan memaki.
"Terserah."
"Cueknya Anindya nular ke Lo bajingan." Zidan menepuk bahu Chasel dengan keras. Mereka sedang berjalan beriringan dikoridor.
"Sakit babi." Chasel mengembalikan tonjokan Zidan dengan sakit yang lebih dalam.
"Lebih sakit siluman. Tapi Chas, semisal El emang dekat sama Aska. Bukannya masa lalu Aska masih terbayang? Dia belum bisa move on kan," ucap Zidan.
"Iya coy. Awas aja sampai tu anak macam-macam sama adek gue."
Chasel sampai melupakan sejarah percintaan Aska yang sangat memilukan itu. "Gunakan janda bengekmu untuk mencari info."
"Siap bos!" Zidan melakukan penghormatan seperti saat pengibaran bendera. Memang spesies manusia seperti Zidan sangat memfrustasikan temannya.
Lapangan utama sekolah telah diisi oleh siswa yang akan berolahraga. Kelas Chasel dan Anindya telah membentuk barisan masing-masing kelasnya, menunggu guru mereka masing-masing untuk memulai pembelajaran.
"Eh itu sana kak Chasel," tunjuk teman-teman Anindya pada Chasel yang sedang berjalan menuju barisan kelasnya.
Kebetulan Anindya berada dibarisan ujung, yang otomatis hanya berbeda 1 meter dengan barisan kelas Chasel. Chasel dan Zidan langsung mengambil barisan disamping Anindya.
"Aaa ... kak Chasel didekatnya Anindya. Omo cemburu gue." Sahut-sahutan itu masih terdengar jelas dikuping Anindya.
"Btw, kemarin kak Chasel up sg bareng cewek. Siapa yah kira-kira? Adeknya kali yah?" Sementara Elizha yang mendengar itu tertawa terbahak-bahak, hingga mengundang pandangan aneh dari orang lain.
"Malu-malu in lo," gerutu Anindya yang menatap lurus kedepan, dirinya ikut merasa malu berdiri didekat Elizha.
"Malu gue anjir," keluh Elizha yang mendapat pandangan-pandangan aneh dari orang lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANINDYA | EFEMERAL SERIES [ END ]
Teen Fiction"Bukan tidak mampu soal harta, bahkan kelebihan. Namun, fisik yang tak mampu." -Anindya Valeria Abrizam✨ Anindya Valeria Abrizam, gadis yang berwatak cuek, sarkas bin nyebelin harus mengalami proses kegagalan dalam percintaan. Hingga menguba...