05.|P R O M I S E|

195 28 29
                                    

"Mulai hari ini, aku akan menjadi apapun yang kamu inginkan. Karena cinta itu akan membuat seseorang menjadi apapun." —Ryan.

Pria itu kembali kemeja yang ia duduki, dengan tangan yang ia sembunyikan dibelakang tangannya.

"Gak usah sok deh, aku tahu itu apa," ucap Anindya yang membuat wajah Ryan datar.

"Kamu itu yah gak bisa banget romantis dikit, tapi gak masalah," ucap Ryan. Pria ini menyodorkan apa yang ia genggam dibalik badannya.

"Bunga tulip warna warni ini artinya kebahagiaan dan cinta. Mungkin aku tidak bisa mengungkapkannya melalui kata kata tapi aku akan selalu menyuratkannya melalui perbuatan, aku harap kamu mau kembali denganku," ucap Ryan.

Anindya mengambil buket bunga itu, tersenyum melihatnya. Namun terbesit lagi dipikiran Anindya perbuatan Ryan yang dulu, membuatnya sedikit ragu.

"Masa lalu biar berlalu. Dan mari kita berjalan kedepan dengan lembaran baru," ungkap Ryan yang membuat Anindya tertawa lepas, sungguh tawa yang jarang terdengar.

"Alay banget." Anindya tertawa mengingat perkataan Ryan, "Mari kita berjalalan kedepan dengan lembaran baru," ledek Anindya yang mendapat ringgisan dari pria dihadapannya itu. Ryan menggaruk kepalanya gatal, malu dengan tingkahnya.

"Yaudah. Kamu mau memulai sesuatu yang baru dengan orang yang sama?" tanya Ryan.

"Hm. Maumu?" tanya Anindya.

"Aku mau kamu mau," jawab Ryan.

"Dan aku mau," jawab Anindya yang menciptakan kebahagian pada Ryan bukan kepalang.

"Serius?" tanya Ryan yang masih tidak percaya apa yang dilontarkan gadis dihadapannya ini.

"Iya. Jaga kepercayaan aku yah," pesan Anindya, dengan cepat Ryan menganggukkan kepalanya, cintanya yang hilang kini kembali dengannya. Sungguh Ryan begitu mencintai gadis ini.

"Pastinya, mau jalan?" tawar Ryan.

"Kemana?"

"Ke KUA? Ke orang tua kamu? Atau orang tua aku?" canda Ryan yang dicemberuti oleh Anindya, dasar gadis ini.

Inilah yang Ryan sukai dengan Anindya, gadis cuek yang bisa membuatnya jatuh cinta bahkan nyaris gila. Kelucuan Anindya hanya diperlihatkan oleh orang yang dia sayang, seperti Ryan contohnya.

"Bercanda sayang, ke pantai? Terakhir kita kepantai kapan yah?" Ryan kemudian berdiri dari bangkunya menggenggam tangan kiri Anindya dan tangan kanan gadis ini memegang buket bunga tulip.

"Satu setengah tahun yang lalu," ucap Anindya.

"Kamu ingat?" tanya Ryan takjub.

"Gak,"

"Ya terus?"

"Ngarang doang." Ryan menarik gadis ini —merangkulnya. Sebagai tanda pada orang orang yang menatapnya, bahwa sejak hari ini, telah kembali statusnya. Anindya milik Ryan, dan Ryan milik Anindya.

***
Seragam mereka terlah terganti, sebelum kepantai mereka sempat singgah ke mall untuk mengganti pakaian.

"Sayang, ada satu yang lebih menarik dari senja," ucap Ryan, kedua nya sedang duduk dipasir putih pantai ini, menatap langit senja dan matahari ingin terbenam, ditemani semilir angin yang menembus epidermis kulitnya, dan suara ombak yang nyaman.

ANINDYA | EFEMERAL SERIES [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang