34. | M E R E S A H K A N! |

98 15 5
                                    

"Kalau dia yang terbaik akan selalu bersama. Jika tidak, pasti terpisahkan." — Anindya.

Anindya telah dipindahkan ke kamar VVIP kemarin malam. Sore ini, Anindya hanya dijaga oleh Gisel, karena Tio juga punya kesibukan di kantor, dan mereka semua mengerti.

"Perutnya masih sakit gak?" tanya Gisel yang menyuapi Anindya semangkuk bubur.

"Udah mendingan Mom," jawab Anindya.

"Setelah ini, kamu harus lebih merawat diri yah. Makanannya gak boleh macam-macam lagi. Mommy mau Dya sehat." Gisel mencium puncak kepala putrinya.

Sehat? Kata yang terlalu menyakitkan untuk Anindya. Dirinya sudah putus harapan untuk sembuh, karena memang tidak akan mungkin untuk sembuh.

Namun, untuk membuat Mommynya merasa tenang, Anindya membalasnya dengan senyuman.

"Anindya bosan disini," keluh Anindya.

"Sabar, gak ada kepastian juga kamu keluarnya kapan," ucap Gisel.

"Keluar di taman aja," ucap Anindya.

"Hm .... Mommy izin dulu deh, jangan gerak-gerak. Mommy keluar nanya ke perawat dulu."

"Siap bos!" Anindya memperagakan tangan hormat pada Gisel.

Lagi dan lagi, Anindya selalu merasa bersyukur karena punya orang tua yang selalu mengerti dirinya. Orang tua yang selalu sabar menghadapi sifatnya. Oleh karena itu, Anindya tidak ingin mengecewakan orang tuanya.

"Gimana?" tanya Anindya ketika suara pintu terbuka kembali terdengar, namun yang masuk bukan lah Gisel, melainkan Chasel.

"Gimana apa?" tanya Chasel yang memberikan sebuah buket bunga pada Anindya.

"Makasih. Enggak, tadi kukira Mommy yang masuk," ucap Anindya yang mengambil buket yang diserahkan Chasel.

Bunga mawar merah, hitam, pink dan putih. Cantik, dan Anindya sangat suka.

"Suka?" tanya Chasel yang melihat komuk Anindya.

"Banget. Tolong ponselku." Anindya menunjuk nakas yang lumayan jauh dari kasurnya, dengan senang hati Chasel akan menuruti perintah Anindya. Mengambilkan ponsel Anindya.

Anindya memoto buket bunga yang diberikan Chasel, karena kagumnya, Anindya tidak mempedulikan Chasel.

"Lo mau gue fotoin gak?" tawar Chasel yang membuat Anindya mengangguk. Anindya menyerahkan ponselnya,
lalu tersenyum pada arah ponsel, kadang juga memasang wajah datarnya dan tentu itu adalah gaya yang keren dan sedang trand.

"Cantik banget," puji Chasel yang sudah gemes sendiri dengan Anindya.

"Baru sadar?" tanya Anindya dengan nada suaranya yang begitu songong, nada yang pertama kali membuat Chasel kesal dan jatuh cinta.

"Nyebelin lo!" maki Chasel.

"Sayaangg, eh-" Gisel meghentikan teriakan nya saat melihat putirnya sedang tidak sendiri. "Eh ada Chasel, ganggu gak nih?" tanya Gisel.

"Enggak," jawab Anindya dengan cepat, sebelum Chasel kembali menggodanya ditambah dengan Gisel yang menjodoh-jodohkan mereka.

"Itu bunga dari Chasel?" tanya Gisel yang salfok pada buket bunga yang ada ditangan Anindya.

"Iya tante," jawab Chasel.

"Cantik banget! Kalian tante foto berdua yah! Ayo Chasel duduk dikasur Anindya," suruh Gisel yang tidak akan Chasel tolak, kesempatan untuk dekat dengan Anindya itu susah.

ANINDYA | EFEMERAL SERIES [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang