03.|E X|

300 37 27
                                    

"Balikan sama mantan? Sama aja kalau lo nonton film secara berulang, udah ketebak alurnya." —Elizha.

***

Pagi ini seperti biasanya, Anindya dengan tampang cueknya berjalan menyusuri koridor. Menuju kegedung kelasnya. Pembagian kelas di sekolah ini memang sangat sistematis, tetapi siapapun yang baru pertama kali datang ke Efemerah High School tentunya akan nyasar.

Gedung Ipa memiliki gedungnya sendiri, dan gedung Ips gabung dengan bahasa. Dan disitulah tempat Anindya, gedung IPS. Menyusuri koridor, melewati setiap kelas.

Anindya menatap hampa setiap sudut sekolah. Tidak ada yang sedap dipandang bahkan sekedar dilirikpun tidak ada. Kejadian semalam di Cafemaral membuatnya semakin tidak tenang. Ucapan Ryan benar-benar memporak porandakan pikiriannya.

Gadis ini sedang berdiri didepan tangga yang akan ia tempuh. 'Semangat Anindya!' dia menyemangati dirinya sendiri.

Efemeral High School sekolah elite berbasis Nasional. Terletak di jantung Ibu Kota Jakarta —Jakarta Pusat. Selain gelar yang elite, mungkin sekolah ini diminati siswa yang ada di Indonesia, fasilitas yang lengkap bahkan disetiap kelas akan ada wifi anti lemot dan otak siswanya yang memilukan ketika diajak duel lomba.

X IPS 1
Disitulah Anindya melangkahkan kakinya, disambut senyuman dari beberapa orang dikelas ini, Anindya hanya menjawabnya dengan senyuman tipis nyaris tak terlihat.

"Kenapa lo?" tanya Elizha degan tatapan sarkasnya. Hanya mendapat gelengan dari Anindya. Anindya itu cuek, tapi matanya tidak kosong, tidak seperti saat ini, itulah menurut Elizha.

"Gue tahu kita kenalan baru 2 minggu, but lo udah cerita ke gue dan gue udah cerita sama lo. Kita udah saling terbuka. So? Kenapa lo gak cerita sama gue?" Anindya menatap jengah ke Eliza, kepalanya benar-benar ingin meledak.

Kalian tidak akan paham bagaimana perasaan Anindya saat ini. Sulit sekali, bukan lebay karena cinta tapi memang membingungkan. Akhirnya setelah menimbang-nimbang apa yang ada dipikirannya, memang dia harus bercerita ini pada Elizha.

"Beri aku kesempatan kedua. Aku tidak akan menyia-nyiakannya lagi." Ucapan pria berhidung belang ini, kembali membuka luka yang berusaha Anindya tutupi.

Deg

Itulah yang dirasakan jantung milik Anindya. Tidak, tidak, tidak! Pertahanannya tidak boleh goyah. KENCANGKAN IKAT PINGGANG ANINDYA. Gadis ini menguatkan dirinya sendiri.

"Val, aku serius," sambung Ryan yang mendapat tatapan menyelidik dari Anindya. Menatap manik mata milik Ryan begitu dalam, hanya menampakkan dirinya, tak merasa ada kebohongan didalam sana. Tuhan, Anindya harus apa?

"Enak jadi cowok, buat kesalahan abis itu ngomong gini lagi," Anindya tertawa sumbang, penuh kesakitan. Ryan yang mendengar tawa itu juga ikut merasakan sakit.

"Val, itu semua hanya karena kekhilafan aku. Aku sukanya sama kamu," ucap Ryan membela diri.

"Iya emang, kalau berbuat salah pasti ngomong khilaf dan itu setiap berbuat salah, memangnya ada khilaf seperti itu? Dan sukanya sama aku saja? Tidak mungkin rasanya Ry, untuk apa kamu duakan aku?"

ANINDYA | EFEMERAL SERIES [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang