07. |M E N G G E M P A R K A N|

165 33 40
                                    

Sebelum berangkat kesekolah rutinitas Anindya adalah menatap jadwal didinding kamarnya. Dan ternyata, hari ini adalah jadwal latihan eskul musiknya. Hari Selasa.

Malas sebenarnya harus berkumpul dengan orang banyak, tapi mau bagaimana lagi? Dia sendiri yang memilih untuk masuk ke eskul itu, dan dirinya sendirilah yang memang menyukai musik.

Setiap langkah Anindya turun dari tangga, pasti akan menciptakan suara. Membuat Mommynya yang berada diruang tamu menoleh menatap putrinya.

Senyum Gisel mengembang. "Kamu cantik banget pagi ini," puji Gisel yang melihat putrinya, dengan tampilan baru. Rambut panjangnya, dan belah dua yang cocok untuk wajahnya.

"Jadi? Yang lalu?" tanya Anindya ketika telah sampai didekat Gisel.

"Always cantik. Hari ini makin cantik, Mommy serius, liat aja nanti kamu diliatin cowok-cowok, jangankan cowok, cewek aja juga bakal liatin kamu sayang," cerocos Gisel.

"Mommy cerewet," ucap Anindya diikuti sedikit tawa.

"Mommy juga kayak kamu tau dulu, singkat, jelas dan padat. Cuma Mommy ketemu sama orang kayak Papa, nyebelinnya minta peluk." Gisel tertawa dengan ucapannya.

"Oh, jadi mau dipeluk?" Suara itu, membuat kedua wanita ini menoleh pada dapur. Tio sedang duduk dibangku kecil sambil meneguk air yang berada digelasnya.

"Aduh. Dya pamit kesekolah dulu. Gak bisa liat yang Uwu." Anindya mencium tangan Gisel dan Tio.

***
Benar saja perkataan Mommynya, Anindya sedang diperhatikan. Mulai dari masuk gerbang utama, menyusuri jalan hingga ke gedung IPS, hall, di loker dan sampai dikelasnya, Anindya tetap menjadi pusat perhatian.

"Ck, cantik banget lo hari ini," ucap Elizha yang paham dengan tatapan orang-orang yang mengamati Anindya.

"Makasih," jawab Anindya singkat. Elizha mulai sadar, ternyata ketika dirinya bersifat seperti Anindya, orang-orang akan merasakan kesal sekesal-kesalnya seperti saat ini.

"Dy, nyebelin banget tau," gerutu Elizha.

"Kenapa?" Anindya mengeluarkan buku Geografi yang akan dipelajarinya pada saat jam pelajaran nanti. Membaca kembali, walaupun semalam ia telah mempelajari pelajaran yang belum diajarkan disekolah.

"Lo cuek banget," ungkap Elizha.

"Bukannya lo juga?"

"Gue gak begitu juga. Gue emang begitu, tapi kalau sama lo gue cerewet kayak sekarang. Lah lo? Sama aja kesemua orang," omel Elizha.

"Oh." Bibir Anindya membentuk O sempurna. Kalau bukan manusia Elizha rasanya ingin membunuh Anindya.

Pintu kaca kelas Anindya terbuka lebar, menampakkan seorang pria bertubuh jangkung.

"Permisi.... Disini ada anak eskul musik?" ucap Agam saat pertama kali masuk kekelas ini. Anindya yang merasa ,mengangkat tangan kanannya, disusul seorang wanita yang Anindya tidak tahu namanya, dikelas ini cuma mereka berdua yang ikut eskul musik.

"Jangan lupa jadwal latihan yah dek, dan kayaknya jam pulang kalian agak terlambat, hari ini ada rapat." Agam yang mendapat anggukan dari kedua manusia ini lalu pamit.

ANINDYA | EFEMERAL SERIES [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang