36. | J A D I |

88 14 9
                                    

Terimakasih telah mengikuti kisah ini sampai part 36! I'm so happy! I Love You gaiss!
Siapa membacanya? PERSIAPKAN MENTAL MU KAWANKU!

Happy Reading🖤
~•~

"Terimakasih Tuhan karena engkau telah mengizinkanku menjadi pemilik hati bidadari tanpa sayap ini." —Chasel Adithama.

"Saat ini prioritasku kamu, aku akan membuatmu bahagia. Walau hubungan itu tidak akan pernah berjalan degan mulus." —Chasel Adithama.

Dengan perasaan greget Chasel menunggu segelintir kalimat yang akan Anindya lontarkan dari bibirnya itu. Chasel masih menggenggam kedua tangan Anindya, sambari menatap manik mata Anindya.

"Gue apa Dya?" tanya Chasel gregetan.

"Gue nerima lo."

Tiga kata, penuh makna. Chasel tersenyum senang. Laki-laki ini mencium tangan Anindya, sambil melemparkan senyum manisnya.

"Makasih." Hanya itu yang dapat Chasel katakan saat ini, dirinya benar-benar tidak tahu harus berekspresi seperti apa saat ini. Perasaan senang sedang mengisi hatinya.

Anindya yang sedang berbaring juga tersenyum, walau pucat senyuman itu akan selalu terlihat indah. Anindya tidak pernah menyangka akan menjadi pacar seorang Chasel Adithama, ketua eskul musik yang diidam-idamkan para siswa dan kakak sahabatnya.

"Ingat yah, tanggal 9 September Anindya dan Chasel resmi berpacaran," ucap Chasel yang membantu Anindya untuk duduk.

"Emang kita Dilan dan Milea gitu?" tanya Anindya.

"Ya enggak dong sayang." Chasel mengacak rambut Anindya, lalu tertawa.

Menertawakan ekspresi gadis yang telah resmi menjadi pacarnya hari ini, dimata Chasel Anindya sangat lucu.

Anindya mengerang tak suka, rambutnya menjadi berantakan akibat tangan Chasel dengan lancangnya mengacak rambutnya.

"Rambut gue!"

"Udah jadi pacar masih galak yah," cerocos Chasel.

"Hmm." Anindya berdeham.

Gadis ini sibuk merapikan rambutnya dengan jari-jari tangannya. Mengubah fungsi jari menjadi sisir.

"Sini biar gue aja." Chasel mulai menyisir rambut Anindya, merapikan rambut yang telah diacak-acak olehnya.

"Wangi rambutnya," ucap Chasel. "Padahal gak pernah mandi."

Devinisi manusia yang telah memuji, lalu akhirnya menghina.

"Nyebelin yah." Anindya mencubit lengan Chasel yang berada diatas kepalanya. Laki-laki ini memang menyebalkan.

"Gak mandi aja lo suka, apalagi kalau gue mandi," ucap Anindya membela dirinya. "Tapi gue tetap nyuci badan, jadi gak dekil," ujar Anindya.

"Iya sayang percaya."

Chasel mulai mengikat rambut Anindya dengan pengikat rambut yang berada dinakas. Dengan cekatan, Chasel menguncir rambut Anindya.

ANINDYA | EFEMERAL SERIES [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang