44. | S E O R A N G A I R|

74 14 0
                                    

Dia terlalu kejam, hingga menghasut seluruh orang terdekat.

Elizha — gadis heboh berwatak cuek ini sedang duduk sendiri disebuah jembatan penghubung diatas gedung kelasnya, sambari menengok pemandangan yang ada dibawah sana.

Akhir-akhir ini Elizha tidak bisa mendeskripsikan perasaannya sendiri, bingung atas dirinya sendiri.

"Hai." Sapaan seseoang membuatnya menoleh, namun kembali membuang pandangannya kearah lain, Elizha tidak suka berbasa-basi dengan seseorang yang tidak ia kenal.

"Jutek banget, ini permen mau enggak." Perempuan itu langsung duduk disamping Elizha dan menyodorkan sebuah permen.

"Ga. Ngapain lo kesini?" tanya Elziha.

"Kamu adeknya Chasel kan?" Elizha mendengkus pelan, sudah tau kemana alur cerita ini akan berlanjut.

"Kenapa?"

"Aku cuma mau kenalan doang sama kamu." Ucapnya.

"Oke kita kenal, boleh lo pergi?" Elizha mengusir secara halus.

"Aku Airys, panggil A atau Air," ucap Airys.

"Hmm gue Elizha."

"Kamu kesepian yah? Chasel sibuk sama pacarnya ngebucin?" Airys menggoda Elizha.

"Ngapain juga? Pacar Chasel sahabat gue, silahkan pergi." Elizha kembali mengurus Airys.

"Aku cuma mau ngomong, sakit hatinya adek perempuan ketika kakaknya membagi perhatiannya pada wanita lain, apalagi itu sahabat kamu. Pasti sakit ya, kalau aku jadi kamu, aku gak akan tinggal diam, karena itu hak kita sebagai adek."

Setelag mengatakan itu, Airys langsung meninggalkan Elizha.

"Sinting," gerutu Elizha.

Suasana jembatan penghubung memang sangat sepi, karena siswa sangat jarang untuk melewati ini, mereka lebih memilih berjalan mengelilingi setiap sudut kelas.

Elziha kembali merenung, hingga akhirnya bunyi penanda jam istirahat berbunyi, membuat Elizha harus segeara kembali kekelas.

"Dari mana El?" tanya Anindya ketika melihat Elizha sudah ada dibangkunya.

"Gak usah banyak nanya," ucap Elizha.

"El? Lo kenapa?" tanya Anindya yang merasa ada perubahan pada Elizha. Elizha yang dia kenal, tidak pernah seperti ini.

"Gak usah sok peduli." Elizha menyilangkan tangannya diatas meja lalu menenggelamkan kepalanya diatas meja.

"Lo sakit?"

"BISA GAK SIH, GAK USAH BANYAK TANYA? DIEM DIKIT BISA?!" Elizha membentak Anindya dengan suara lantang, membuat semua teman-temannya menatap bingung pada Elizha yang tiba-tiba seperti ini.

Mereka semua terkejut, karena sepengetahuan mereka Elziha sangat menyayangi Anindya, dan selalu membela Anindya.

"Males gue anjing." Elizha langsung meninggalkan kelas begitu saja, sesaat kelas tiba-tiba menjadi hening karena keterkejutan mereka.

ANINDYA | EFEMERAL SERIES [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang