20. |C H E K U P|

166 21 16
                                    



Sabtu, pukul 09.00 WIB. Keluarga kecil ini telah berada diruang tunggu rumah sakit, menunggu namanya akan disebutkan. Mendapat nomor antrian ke 20.

"Nanti cerita semua keluhan sama dokternya."

"Oke Mom," jawab Anindya ke Gisel. Sementara Tio sedang berkutit dengan Ipad ditangannya.

"Pa, sibuk yah? Kekantor aja, kan ada Mommy," ucap Anindya yang merasa tidak enak pada Tio, dilihat dari gestur dan mimiknya Tio sangat sibuk.

"No. Papa harus ngejagain kalian berdua, ini sebentar lagi kelar, Papa akan suruh sekertaris Papa untuk ngerjain ini," ujar Tio yang tidak mengalihkan padangannya dari Ipad yang ia pegang.

"Awh," ringgis Anindya tiba-tiba, sontak membuat Gisel dan Tio menoleh pada Anindya yang duduk ditengah-tengah mereka.

"Kenapa? Sakit yang mana?" tanya Tio yang mematikan Ipadnya.

"Gak, cuma ngilu aja," ucap Anindya, yang tidak yakin juga. Anindya khawatir, tentang dirinya, takut terjadi sesuatu hal.

"Minum dulu." Gisel menyodorkan tumblr pada Anindya.

"Mau minum vanila latte," pinta Anindya.

"Iya, Papa cari dikantin dulu." Tio dengan jas lengkapnya untuk kekantor, berdiri dari bangkunya. "Jagaiin Mommy," ucap Tio.

Tio termasuk ke tipe suami, sayang istri. Gisel tidak pernah dituntut untuk melakukan hal banyak dan melelahkan. Gisel juga tidak pernah dibiarkan keluar rumah sendiri, harus didampingi Tio ataupun Anindya.

"Biar Dya aja yang beli. Papa disini sama Mommy, tunggu nama aku disebut." Anindya lalu berdiri, memperbaiki bajunya yang sedikit kusut akibat duduk.

"Tapi kamu sehat 'kan? Kuat 'kan?" tanya Gisel.

"Iyalah."

Anindya lalu berjalan menuju kantin, ia cukup hafal tentang rumah sakit ini, rumah sakit yang selalu dipergi i oleh keluarganya.

Kantin rumah sakit sangat jarang untuk ramai, karena kebanyakan orang terkadang merasa jijik untuk makan di rumah sakit yang penuh akan bakteri dan kuman.

Anindya duduk disebuah pojok ruangan, dengan kursi yang memang hanya untuk satu orang. Menunggu minuman pesanannya.

Walau disela-sela aktivitasnya, perut sebelah kirinya terkadang terasa nyeri, kepalanya sedikit pusing, tetapi Anindya selalu berusaha mengabaikannya.

Elizha🕊
Dimna lo?

Anindya
Rs

Elizha🕊
Ngapain?
Spa yg skt?

Anindya
gw
mau chek up

Elizha🕊
Astga!
lo skt apa?
kok gk prnh crta sma gue

Anindya
gw sht!!
cuma lgi kurang enak badan aja

Elizha🕊
Oh
belajar bareng yuk!

Anindya
Kpn?
Untuk apa?

Elizha🕊
Ogeb
persiapan ulangan ekonomi
geografi, sosiologi.

Anindya
Oh
atur jdwl aja

Elizha🕊
Jumat rumah lo
Senin rumah lo
Minggu rumah gue

Anindya
👍

"Permisi mbak, ini minumannya." Suara itu membuat Anindya mematikan ponselnya, menatap pelayanan ini dengan tersenyum kecil.

ANINDYA | EFEMERAL SERIES [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang