"Kenapa cinta itu terlalu rumit? Tidak ada rumus dan penjelasan untuk menyelesaikan. Hanya ada logika dan perasaan."
"El aku yang antar pulang?" tanya laki-laki ini. Mereka sedang berjalanan beriringan di koridor sekolah yang begitu ramai. Mereka berdua tidak dihiraukan oleh siswa lainnya.
"Terserah kak," ucap Elizha.
"Yaudah sama aku aja yah." Elizha mengangguk.
"Tapi singgahnya ditempat dulu. Nanti orang rumah liat ya Kak."
Aska mengangguk, dan memasuki parkiran sekolah bersama Elizha. Suasana mobil sangat tenang, hanya alunan musik yang menemani mereka berdua.
"Kamu kenapa diam terus?" tanya Aska yang sibuk memperhatikan sifat Eliha.
"Mau mcd," ujar Elizha yang langsung membuat Aska mengarahkan mobilnya menuju jalan raya.
"Kita makan disana atau?" tanya Aska.
"Dimobil aja."
Lagi dan lagi Aska hanya mengangguk, Elizha yang cuek bisa menjadi sangat manja pada orang yang telah dipercayainya.
"Kamu kenapa sih?" tanya Aska.
"Kapan aku dikasi kepastian?" tagih Elizha yang membuat Aska diam.
"Kak, kalau memang kamu gak bisa. Bilang sama aku, jangan buat aku digantung. Ada Rafi yang minta kepastian ke aku. Aku juga gak bisa berlarut-larut sama seseorang yang tidak kasih aku kepastian," ucap Elizha yang membuang pandangannya kearah luar.
"Rafi? Yang kelas sepuluh itu?" tanya Aska yang diangguki oleh Elizha. "Aku gak mau kamu sama dia, tapi aku juga belum bisa kasih kamu kepastian."
"Jangan labil kak."
***
"Chasel," gerutu Anindya yang sejak tadi Chasel sibuk menjailinya disebuah taman yang berada didekat rumah Anindya.
"Hahaha ..., cantik banget sih kamu." Chasel mencubit hidung Anindya, sangat gemes dengan perempuan ini.
"Thank u Chasel, lo jelek." Anindya menertawakan wajah datar Chasel. Saat bersama Chasel, Anindya merasa hidupnya lebih berwarna dan sangat bahagia.
Chasel terlalu pandai dalam membuat Anindya bahagia. Hal kecil yang diberikan Chasel, menjadi hal yang sangat berharga dan kenangan bagi Anindya.
Gadis dengan pakaian dress selutut dan bando dirambutnya ini, tampak sangat bahagia. Senyum manis terus saja tercetak dibibirnya.
"Gue suka lihat lo senyum. Jangan berhenti yah," ujar Chasel ditengah-tengah aksi colek-mencolek eskrim yang sedang mereka lakukan.
"I'm so happy Chasel," ujar Anindya.
"Dan gue akan selalu buat lo bahagia cantik."
Chasel sangat menyukai menyebut Anindya dengan kata cantik. Bagi Chasel, Anindya segalanya. Gadis itu telah membuatnya jatuh cinta sedalam-dalamnya. Walau terkadang, Anindya tidak bisa mengerti dirinya, dan Anindya berbeda dengan perempuan lainnya. Tetapi, Chasel menyukai semua itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANINDYA | EFEMERAL SERIES [ END ]
Teen Fiction"Bukan tidak mampu soal harta, bahkan kelebihan. Namun, fisik yang tak mampu." -Anindya Valeria Abrizam✨ Anindya Valeria Abrizam, gadis yang berwatak cuek, sarkas bin nyebelin harus mengalami proses kegagalan dalam percintaan. Hingga menguba...