01.|Ruang Musik|

598 69 86
                                    

Anindya -- gadis sarkas, cuek, bin nyebelin ini terlalu cinta pada musik. Bernyanyi, gitar, piano, dan beberapa alat musik lain adalah keahliannya.

Tidak tahu kenapa Tuhan memberinya begitu banyak keahlian tanpa kecatatan sama sekali. Bergelimang harta dan kasih sayang orang tua Anindya miliki, kecerdasan dibidang akademik dan non akademik gadis ini juga miliki. Tak menutup kemungkinan banyak orang iri kepadanya.

Keberadaannya di ruang musik, membuat orang orang menatapnya melemparkan senyuman. Anindya tidak sombong cuma saja cuek. Tidak peduli dengan lingkungan sekitar yang membuatnya bosan. Gadis ini membalas senyuman orang, terkecuali kaum cowok.

Hari ini adalah pemilihan ketua musik, oleh karena itu semua siswa yang mengambil ekstrakulikuler musik berkumpul diruangan yang bisa dikatakan luas ini.

"Selamat siang adek-adek," sapa ketua musik yang akan diganti masa jabatannya.

"Siang kak," jawab semua siswa.

"So, Today we will hold a music extracurricular chairman election, and from the core board we already have 4 candidates, kalian semu sudah siap?" tanya ketua musik yang lebih sering di sapa --Tritan. Kembali mendapat kan teriakan setuju.

Sekolah di Efemeral High School, sekolah elite berbasis Nasional ini, bukan hanya karena sekolahnya penuh dengan fasilitas. Tetapi siswanya yang merupakan bibit unggul, memiliki keahlian disegala bidang.

"Jadi yang pengurus inti sarankan yaitu, Sakya, Agam, Cashel dan Aulia. Jadi disesi pemilihan ini, silahkan buka email kalian masing-masing. Link voting akan dikirimkan di email kalian sendiri."

***
LCD yang disambung kan dengan MacBook telah menampilkan hasil vote.

"Oke-oke hasil vote yang lumayan tipis. Jadi ini hasil vote murni yah, kalian yang memilih. Cashel sebagai ketua, Agam wakil, Aulia sekertaris dan Sakya bendahara. Ada yang tidak setuju?" pertanyaan yang dilontarkan hanya mendapat kebisuan, yang kembali membuat Tritan mengangguk.

"So starting today, we are the core board of our tenure. Thank you all for your attention. Mulai hari ini yang menjadi ketua adalah Cashel, dengan ini saya persilahkan Cashel untuk menyampaikan apa yang ia ingin sampaikan."

Cashel dengan gagahnya mampu memikat semua perhatian kaum hawa, mungkin hanya Anindya yang tidak tertarik sama sekali. Pria ini berjalan kesamping para pengurus inti yang lalu.

"Assalamuaalikum warahmatullahi wabarakatu dan selamat siang tentunya. Terimakasih atas kepercayaan yang telah diberikan pada saya. Semoga ekstrakulikuler ini akan semakin berkembang dan mengenai proker semoga berlajan dengan baik." Cashel kembali duduk di tempatnya, pria ini tidak cuek dan tidak sombong. Tetapi atmosfer tubuhnya serasa aneh.

***
"Dya, yang jadi ketua dieskul lo katanya kak Cashel?" tanya El yang sibuk melahap gado-gado andalannya.

"Hm,"

"Gak salah pilih sih, udah keren suaranya, ganteng, pintar, ber—"

Dengan cepat Anindya memotong pembicaraan Elizha yang terlalu membosankan menurutnya. "Bisa gak usah bahas Cashel gak? Dia juga gak akan suka sama lo," tegas Dya, yang mendapat tatapan sinis dari Elizha.

Begitulah Anindya, terlalu bosan mendengar cerita tentang cowok. Karena prinsipnya hanya Papanya yang baik tidak yang lain.

"Sampai kapan lo selalu kayak gini? Gak zaman kali," ujar Elizha.

ANINDYA | EFEMERAL SERIES [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang