Chap 11

3.1K 324 17
                                    

Sepulang sekolah Kalista menemui Ical dari kelasnya. Ia berniat mengajak Ical untuk makan siang.

"Cal," Kalista melambaikan tangannya pada Ical.

"Apa?"

"Makan siang bareng, hayuk,"

Belum sempat Ical menjawab Safi datang dan bergelayut manja di lengan Ical.

"Hehe, anu Kal, gue sama Ical mau ke perpustakaan soalnya kita bakal jadi perwakilan olimpiade sekolah," papar Safi.

Kalista tak merespon ucapan Safi ia malah menatap Ical. Toh, diakan bertanya pada Ical bukan pada Safi.

Ical melepaskan Safi dari lengannya. "Olimpiadenya bulan depan, kan. Jadi gak usah terburu buru ya, Saf."

Seketika Kalista merekahkan senyumannya bangga. Seakan mengejek Safi.

"Cal, kita harus memberi yang terbaik untuk sekolah biar kita bangga."

"Kan sekolah doang yang bangga, bukan gue," sahut Kalista.

"Dih, kan sekolah lo juga,"

Kalista menatap sinis pada Safi. Sepertinya gadis itu memiliki stok bacot sepanjang sungai nil.

"Ical, ayo dong. Massa punya pacar dianggurin mulu," bujuk Kalista pada Ical.

"Ngapain bareng pacar kalo dia punya sahabat, malahan sahabatnya lebih cantik, cute, feminim dan pintar," jelas Safi lagi.

"Woi titisan mak lampir! Dari tadi lo gak capek apa balas omongan gue terus?" Kesal Kalista.

Safi mencebik kemudian kembali lagi bergelayut manja. "Cal, kepala gue pusing nih habis ditoyor sama mama kemarin," Safi mengusap usap Kepalanya.

Kalista terbahak atas ucapan Safi barusan. "Hahaha, makanya jadi anak tuh harus berbakti jangan suka ngelawan. Kan ditoyor emak sendiri."

Mesti kalian ketahui, Ical tak pernah memberitahu tentang kehidupan Safi pada Kalista. Karena, baginya itu privasi.

"Saf, gue mau makan bareng sama Kalista, apalagi kita udah lama banget buat habisin waktu bareng," Ical berusaha membujuk Safi.

Safi kembali lagi drama, berpura pura akan pingsan. Tanpa ba bi bu Kalista lansung menarik tangan Ical, ia takut karena drama Safi ini mereka tak jadi makan bareng.

"Yok, bisa buta mata gue kalo lihat dia ngedrama mulu,"

🐥

"Aaaa,"

"Nyam,"

"Anak pinter," puji Kalista pada Ical ketika Ical menerima suapan darinya.

"Baksonya udah habis, nih. Kita bayar aja yuk."

"Hayuk,"

Mereka berdiri dari bangku dan berjalan beriringan menuju si penjual.

"Nih, pak," Kalista menyodorkan uang pecahan sepuluh ribu pada penjual.

Penjual tadi mendongak. "Kamu lagi?"

"Lah, Pak Manurios lagi?"

"Kamu kenal dia?" tanya Ical pada Kalista sembari menunjuk Pak Manurios.

Kalista mengangguk kemudian mengalihkan pandangannya pada Pak Manurios. "Warung bapak dimana sih?"

"Saya digusur mulu atuh, neng, kebetulan saya punya peliharaan baru nih neng,"

"Mana?"

"Gris!" Panggil Pak Manurios.

Seseorang datang dari balik warung, dan ternyata ...

KEBAL'IKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang