Chap 29

2.6K 274 31
                                    

"To the point,"

Didi menghela nafas panjang kemudian menatap Anggun lekat. "Gu-"

"Oh ya, kalo bahas tentang Safi, skip," tekan Anggun lagi.

"Lo hamil?"

Anggun menggeleng. "Enggak. Bukan gue yang hamil tapi kakak gue. Lo tau hal ini karena nguping tadi?"

"Iya, syukur deh kalo lo enggak hamil,"

"Lo cuma nanya itu aja?"

Chiko menggeleng. "Banyak yang mau gue omongin ke elo,"

"Next time aja, soalnya gue mau pindah," balas Anggun cuek.

"Pindah?" Didi menaikkan alisnya.

"Hm, takut rumor tentang kakak gue tersebar. Makanya kita pindah."

Chiko memegang tangan Anggun erat. "Gue minta maaf,"

Anggun diam menanti kebohongan apa lagi yang akan diucapkan oleh kekasihnya ini.

"Lo selalu bilang kalau dunia ini adalah permainan, kan?"

Anggun mengangguk. "Terus?"

"Dan permainan lo memakan banyak korban, salah satunya adal-

"Safi," tebak Anggun namun Didi menggeleng.

"Bukan hanya Safi, Kalista juga termasuk salah satunya,"

Anggun memutar bola matanya jengah kemudian melepas pegangan Didi tadi. "Siapa suruh dia berhubungan sama Safi dan Ical, kena imbas, kan?" kini Anggun menatap jam tangannya. "Gue mau beres beres, minggir,"

🐥

Tak henti hentinya Ical memandangi wajah Safi yang tepat di hadapannya saat ini. Tadi, sepulang dari rumah Anggun, Ical memutuskan datang ke rumah sakit guna menemani Safi disana.

"Saf, lo harus kuat,"

Semakin Ical memandangi wajah Safi, semakin banyak pula rasa bersalah yang ia rasakan. Mengapa ia tak bisa menjaga Safi di dalam masa terpuruk gadis itu?

Sebersit kenangan masa kecil kembali menyelimuti Ical.

***
"Ical, mama cubit lengan aku!"

"Ical, tadi Didi gangguin aku terus,"

"Aku laper banget, Cal. Hari ini mama lagi sakit, jadi aku gak bawa bekal karna gak ada yang buatin,"

"Papa aku pulang dari Aceh, Cal. Terus ngajak aku ke kebun binatang, kamu mau ikut, gak?"

"Lo pacaran sama anak kelas sebelah, Cal?"

"Jangan pacaran mulu, belajar noh yang bener,"
***

Semua nasihat dan rengekan gadis itu selalu terpatri indah di ingatan Ical.

"Ical,"

Lamunan Ical buyar, digantikan dengan wajah Sonya yang berdiri di ambang pintu ruangan Safi.

Sonya berjalan menuju tempat Ical dan duduk di hadapannya. "Bagaimana dengan Safi?"

"Baik tante,"

Sonya tersenyum kemudian menggengam erat tangan Safi. "Hai cengeng, saya mau erita tentang pelangi. Kamu tau pelangi? pelangi itu kamu. Terlihat sementara namun indah," Ia menatap Safi lekat. "Sama kayak kamu, walaupun saya tau kamu sementara, kamu tetap indah,"

"Maksud tante?" Ical menyahut.

"Kamu tau kan, Cal. Gak ada yang abadi di dunia ini, sama kayak pelangi tadi," ujar Sonya menerangkan.

KEBAL'IKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang