Chap 18

2.3K 244 11
                                    

Kalista menatap nyalang pada dua orang yang tengah duduk manja di ruangan guru matematika mereka dengan saling melempar senyum.

Baru saja ekspetasinya akan terjadi, eh malah dihancurin sama titisan mak lampir.

Saat ini Kalista mengintip dari jendela ruangan dengan berjinjit.

"Dor!"

Seseorang mengagetkan Kalista membuatnya terperanjat. "Buset, gue terkejut."

Chiko tertawa  lebar. "Hahaha, ngapain lo ngintip ngintip? Ntar matanya bengkak loh,"

Kalista menatap sinis pada Chiko. "Jangan banyak ngomong, banyakin pahala aja sana," usir Kalista pada Chiko.

"Gak mau, aku maunya banyakin cintaku padamu," ujar Chiko diselingi dengan tawaan lebar.

"Jangkrik,"

Setelah mengucapkan hal itu, Kalista melangkahkan kakinya menuju kantin dan duduk di salah satu bangku yang tersedia di sana.

"Bu Amal, saya pesan teh pereda emosi,"

"Sip," Bu amal mengancungkan jari jempolnya pada Kalista. Ia sudah paham betul apa maksud minuman Kalista ini.

Ternyata Chiko mengikutinya dari tadi. "Lo ngapain?" tanyanya.

"Nyisir bulu kura kura," balas Kalista jutek.

Chiko merasa ganjal dengan lontaran Kalista barusan. "Emangnya kura kura punya bulu?"

"Ya mana gue tau,"

Rasanya Chiko ingin menabok wajah Kalista ini. Tapi sayang ,wajahnya belom good looking, kasihan.

"Nih, silahkan diminum," Bu Amal datang menyodorkan segelas air putih ditambah es batu yang banyak di dalamnya.

"Saya pamit ya, masih banyak pelanggan," setelah mengucapkan itu, Bu Amal pergi dari hadapan Kalista dan Chiko.

Chiko geleng geleng kepala melihat Kalista yang tengah menyeruput minumannya tadi, ini toh minuman pereda emosi. "Gue kira lo bakal pesan minuman beralkohol tadi,"

"Niatnya sih gitu, tapi gak tersedia di sini," balas Kalista acuh. "Btw, kenapa semalam lo gak nganterin si titisan mak lampir pulang?"

"Loh? Dia sendiri kok yang suruh supaya gue pulang deluan," ujar Chiko dan mulai menerangkan. "Jadi semalam, gue keluar dari ruangan Dokter yang biasa nanganin si Safi, terus dia ngechat gue supaya gue deluan pulang. Karna katanya dia masih lama."

Kalista mangut mangut mendengar penjelasan Chiko barusan. Oh, si caper berulah lagi.

"Emang kenapa?"

Kalista menggeleng. "Enggak, cuma nanya aja,"

Chiko mengangguk angguk ringan, "Oh," gumamnya dan lansung merampas minuman pereda emosi milik Kalista. "Gue lagi emosi, boleh gak gue minum?"

"Etdah buset, sana pesenin punya lo sendiri."

"Gak mau, kan bibir lo udah nempel di sini," tunjuknya pada bibir gelas. "Biar first kiss lo gue ambil." kata Chiko sembari tercengir.

Mendengar hal itu tentu saja Kalista tidak terima. Melihat Chiko yang hampir meminum, Kalista lansung meludahi minuman pereda emosi itu.

"Cuih,"

Ternyta ludahnya meleset dan malah mengenai seragam milik Chiko.

"Astagoy! Ludah lo nempel di seragam gue bangsat!" geram Chiko namun tak dihiraukan Kalista.

Kalista malah merebut gelas itu dan meneguknya sampai habis. "First kiss gue hanya buat ayang embeb gue! Valid no kecot! Kalo lo gak terima gue bakal remukin tulang usus lo!"

KEBAL'IKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang