"Itu Erlan!"
Dengan sekuat tenaga Kalista berlari menuju tempat itu kemudian mengusir anak anak nakal itu bahkan memaki mereka.
Setelah itu ia membawa Erlan kembali ke Indomaret guna berteduh sebentar. Ia mendudukkan Erlan di kursi yang biasanya disediakan Indomaret sedangkan Kalista kembali masuk ke dalam Indomaret untuk membeli salep, kapas dan alkohol.
"Mbak, saya pesen yang ini,"
Kasir Indomaret menatap Kalista cengo.Tadi katanya tak mempunyai duit, makanya tak jadi beli sukro. Tapi mengapa sekarang si bocah ini punya? Ngepet pakai babi jenis apa dia?
"Haduh mbak ngapain plonga plongo kek gitu? Cepetan lah!"
Dengan telaten si kasir mengemasi pesanan Kalista. "Nih,"
Kalista memberi uang seratus ribu pada si kasir. "Kembaliannya ambil aja, mbak. Mayan buat nutup mulut biar gak plonga plongo kayak tadi," ujar Kalista setelahnya ia berlari keluar.
Ia mendudukkan bokong di kursi hadapan Erlan dan mulai mengobati luka lelaki itu secara hati hati. "Kalo sakit ya ditahan aja ya. Gue gak terbiasa ngobati luka kayak gini, bisanya ngobatin hatimu yang terluka, eak!"
Erlan hanya mengiyakan saja. Sebenarnya agak sakit ketika alkohol kena dengan luka di wajahnya tapi jika ia mengatakan hal itu tentu Kalista akan membacot lagi dan menambah pening kepala Erlan.
"Gimana? Udah enakan?"
Erlan mengangguk. "Beli minum dulu, gue haus." pintanya sembari mengeluarkan uang pecahan sepuluh ribu.
Kalista kembali masuk ke dalam Indomaret membuat si kasir benar benar dibuat terpelongo karenanya.
Kalista keluar dari Indomaret membawa sebotol minuman dingin. "Nih,"
"Gue bisa minta tolong?"
"Apa?"
Erlan agak sedikit ragu mengatakan ini pada Kalista karena ia takut dimaki maki lagi oleh gadis di hadapannya ini. "Anu, boleh gak lo ngasi minuman itu lansung ke mulut gue? Bukannya mau modus, tapi tangan gue bener bener sakit karena diputar sama bocil bocil gila tadi,"
Kalista sedikit terperangah mendengarnya. "Kenapa bisa lo dihajar sama mereka?"
"Tadi gue parkirin motor gue di sana, terus pas gue mau pulang, tiba tiba mereka datang terus malakin gue bilangnya harus bayar uang parkir," Erlan mulai menjelaskan dengan serius.
"Lalu?"
"Ya gue hajar balik,lah. Tapi sayang seribu sayang, mereka mainnya keroyokan dan gue sendiri. pastilah gue kalah," sambung Erlan kembali.
Kalista hanya geleng geleng kepala saja mendengar penjelasan Erlan. "Bocil sekarang emang udah gak ada santunnya, mau jadi apasih mereka nantinya?"
"Lo juga gitu waktu SMP sama temen lo itu, hobby banget bentak bentak orang, pas dibentak balik malah kena mental!" gerutu Erlan. "Eh, apalagi mana ada yang berani bentak lo. Secarakan, lo itu pacarnya seorang most wanted ganteng."
Sekarang Kalista memincingkan mata pada Erlan. Oh, dia berniat membuka aib masa lalu lagi? Kalista juga bisa. "Hahaha, terserah gue. Gue juga ingat pas gue bentak lo, dan lo malah nangis."
"Masih bocil, woi!"
"Huuuu cengeng! Bisa bisanya sahabat gue suka sama lo dari dulu sampe sekarang."
"Karena gue ganteng," balas Erlan menyombongkan diri. "Btw, lo udah putus ya sama si Rean? Setahu gue lo itu selalu bareng dia. Tapi kok sekarang lo malah sama Ical?"
KAMU SEDANG MEMBACA
KEBAL'IK
Teen Fiction[TAMAT] [FOLLOW DULU] Sama seperti judulnya, ini kisah kekebalan Kalista menghadapi Ical yang memprioritaskan sahabatnya, Safitri. "Gue cuma narik rambut dia!" Kalista berteriak. "Tapi lo tau kan dia penyakit kanker otak dan rambutnya tuh sering ron...