Chap 21

2.7K 290 20
                                    

"Kal, tunggu," Ical menarik tangan Kalista sebelum Kalista memasuki ruangan kelasnya.

"Sakit," cicit Kalista karena tangan yang ditarik Ical adalah tangan yang dilukai oleh Ical kemarin.

"Dari tadi gue udah panggilin tapi lo gak denger,"

Kalista mengabaikan ucapan Ical barusan. Ia berlalu ke dalam kelasnya.

"Woi gue di sini!" Teriak Ical namun diabaikan lagi oleh Kalista.

"Kenapa tuh cowok lo? Minta maaf lagi?" Baru saja Kalista mendudukkan bokong di kursinya lansung ditanyai oleh sahabatnya, Isna.

"Gak tau, malas ladeninnya. Ujung ujungnya maafan, terus romantisan selama seharii terus udah deh, kembali lagi menjadi Heical yang memprioritaskan sampah kebanding berlian." pungkas Kalista sembari mengeluarkan baju olahraga karena sebentar lagi mereka akan melaksanakan praktek olahraga.

"Waw," Isna berdecak kagum. "Maksud lo, si Safi itu sampah dan elo itu berliannya?"

"Bagi gue, gue adalah berlian. Yakali gue bilang diri gue sendiri sampah. Gak ngehargain diri sendiri tuh namanya,"

"Tumben otaknya pinter, kesenggol sama tiang listrik ya?"

"Enggak! Gue kesenggol nyamuk, puas lo!" teriak Kalista membuat Isna tertawa lebar.

"Gimana bisa lo disenggol sama nyamuk?"

"Karena mendam cinta selama 4 tahun tapi diabaikan sama si dia dan berakhirah dengan gaya sok sok jutek sama si gebetan,"

"Kal, gue bawa golok, loh."

"Terus?'

"Lo ngata ngatain gue kayak gitu bisa gue potong nih bibir," tunjuk Isna pada bibir Kalista.

"Dih, sok jago lo."

"Emang jago, soalnya gue punya ayam jago."

Kalista memutar bolamatanya jengah. "Cringe banget, sumpah."

Ical yang memperhatikan Kalista yang tengah memasang tampang jutek dengan teman sebangkunya mendadak terkikik geli. "Gemoi,"

🐥

"Semalam lo ngomong apa sama Safi?" Lelaki bertubuh atletis itu menatap gadis yang di depannya ini dengan tatapan datar.

"Cuma bilang kalo Kalista manggil dia perebut," balas gadis itu dengan nada bicara malas.

"Bangga lo?"

"Gak bangga sih, tapi sedikit puas,"

Lelaki tadi menarik nafas dalam. Ia mencoba menguatkan diri untuk menghadapi gadis yang di hadapannya saat ini. "Kalo lo kayak gini, lo itu gak ada bedanya sama propokator,"

"Hahaha," gadis itu bertepuk tangan. "Lo tau, dunia ini adalah permainan, kalo lo gak tau cara bermainnya, maka siap siaplah menjadi bahan mainan,"

"Dari sekian banyak game di play store, kenapa hubungan orang yang lo mainin?" tanya lelaki itu lagi.

"Gak seru, gue mau coba yang menantang sedikit,"

Setelah mengucapkan itu, gadis tadi beranjak dari bangku belakang taman.

"Gue yang bikin ini semua jadi semakin sulit,"

🐥

"Dari mana?"

Didi mengabaikan Chiko kemudian duduk di kursinya dengan tatapan yang lurus ke depan.

"Dih, galau mulu. Bosen gue lihat muka lo yang datar kayak gini," celutuk chiko santai.

KEBAL'IKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang