Chap 48

3K 297 64
                                    

Ayo ninggalin jejak!

-Happy Reading-
-Typo tandain-

"Kesehatan dia semakin memburuk," Dokter Rika menghela nafas sejenak kemudian mengambil laporan tentang perkembangan kesehatan Safi. "Ini laporannya, Gak ada cara lain selain operasi,"

Ical yang berdiri di belakang Sonya dan Yordan hanya dapat memandang nanar pada surat yang baru diterima Yordan dari Dokter Rika tadi.

"Baik, lakukan saja yang membuat Safi sembuh," tutur Yordan.

Dokter Rika mengangguk dan menuliskan jadwal kapan Safi akan dioperasi.

"Lusa,"

🐥

"Ngobrol yuk, bahas among us atau about us?" tanya Chiko pada Kalista yang terduduk di bangku taman sekolah.

"Malas ngobrol sama lo mulu,"

Chiko mengerucutkan bibirnya setelah mendengar repon Kalista yang seperti itu. Tiba tiba terbesit ide jahil di otaknya. Ia memetik bunga yang di sekitar taman lalu memberikannya pada Kalista.

Kalista menyerngitkan dahi ketika melihat Chiko yang memberi bunga padanya. "Apa?"

"Ini adalah bunga pengakuan,sekarang mengakulah apa yang mengganjal di pikiran mu,"

Sontak Kalista merotasikan bola matanya. Ia kembali menatap ke depan dan mengacuhkan Chiko.

Karena merasa terabaikan, Chiko memikirkkan beberapa cara agar dapat membuat Kalista luluh. "Ah, ia gue baru inget."

Chiko memandangi Kaalista. "Kenapa lo gak pernah bawa nasi goreng lagi buat Ical?"

"Karna," Kalista mengggantung ucapannya "Karena gak penting!"

"Kalau gitu, lo boleh dong bawain gue nasi goreng kalau Ical udah gak penting lagi buat lo"

"Ck," Kalista berdecak sebal kemudian berdiri. "Lo itu jangan bahas yang berkaitan tentang Ical bisa gak sih?"

"Enggak,"

Kalista menjadi geram sendiri dengan Chiko. Tanpa menunggu lagi, ia segera berlari meninggalkan Chiko.

Chiko yang melihat Kalista menjauh darinya, lansung beranjak dan mengikuti gadis itu secara perlahan.

Sekarang, Kalista sudah sampai di depan pintu toilet. Ia sedikit menyengit kenapa ia bisa sampai ke sini? Tapi ya sudahlah, dari pada ia harus bersama Chiko.

"Buset, akhirnya bisa lari dari si Chiko. Soalnya gue enek banget liat dia terus terusan ada di dekat gue. Udah kayak roh aja," Kalista bermonolog pada dirinya sendiri sembari berkacak pinggang memerhatikan sekitar.

"Kan, emang dari sananya lo hobby lari dari seseorang, bukan hanya seseorang sih, lo kadang juga lari dari masalah hidup sendiri,"

Kalista berbalik karena mendengar orang yang barusan berbicara. Ia sedikit kaget karena melihat Ical yang berdiri di belakangnya dengan raut wajah datar.

Kalista menepi dari pintu toilet, Ia berpikir bahwa Ical ingin keluar dari sini namun Kalista malah menghalangi jalannya.

"Harusnya lo sekarang senang karena bisa dikejar kejar sama cowok kayak gitu, bukannya itu keinginan lo dari dulu?" Ical menaik naikkan alisnya kemudian mengambil langkah keluar.

Kalista yang masih berada di depan pintu kamar mandi hanya dapat menatap nanar kepergian Ical.

"Duar!"

Kalista sedikit kaget dengan seseorang yang barusan mengejutkannya tadi.

Setelah tau siapa orang yang mengagetkannya, ia menghela nafas panjang, sepanjang mungkin. "Apa lagi sih, Chik? Kayaknya lo hobby banget ya ngejar ngejar gue? Gak ada capeknya, apa?"

KEBAL'IKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang