Chap 55

4.7K 377 49
                                    

Tinggalkan jejak

Happy Reading

Sekarang yang tertinggal adalah, Kalista Safi, Ical dan kedua pasangan suami istri yang baru saja memperkenalkan diri tadi.

Keluarga Chiko dan Pak manurios beserta Gris sudah pamit pulang deluan karena tak bisa berlama lama.

Sebenarnya nenek Chiko ingin di rumah sakit lebih lama lagi, namun dilarang oleh paman dengan alasan tak baik untuk kesehatan.

"Gun, lo hamil beneran?"

Anggun mengangguk menanggapi pertanyaan Safi. "Udah jalan empat bulan."

"Tapi lo ninggalin sekolah sebulan lalu."

"Lo gak nyadar kalau selama ini gue selalu pakai cardingan ke sekolah buat nutupin perut gue?"

Safi memejamkan matanya. "Gue kira lo bohong," ia memeluk tubuh sahabatnya yang sudah hampir sebulan tak bertemu. "Dan bapaknya anak lo ini Didi?"

"Kan udah gue bilang tadi, massa gue harus ngulang lagi?" kekeh Anggun. Kemudian manik mtanya menangkap Kalista yang bediri di depan pintu ruangan Chiko. "Kalista."

Kalista tak menanggapi panggilan Anggun. Ia malas berdebat dengan gadis itu untuk saat ini.

Anggun melepas pelukannya dari Safi kemudian berjalan menuju Kalista. "Lo nunggu Chiko?"

Anggun tetap tak mendapat respon dari Kalista. Namun secara tiba tiba Anggun juga memeluk tubuh Kalista. "Gue minta maaf, gue bakal jelasin semuanya."

"Apa yang harus dijelasin? Lo mau jelasin ke gue alasan lo pindah dari sekolah? Maaf itu gak guna bagi gue. Karena lo bukan siapa siapa gue."

Mendengar Kalista berkata demikian, hati Anggun mencelos mendengarnya. Tiba tiba rasa bersalah menyelimuti dirinya. Ia menoleh pada Didi berusaha meminta bantuan.

Didi yang paham dengan situasi ini akhirnya bediri dan melangkah menuju Kalista berada. "Kita bakal jelasin semuanya, tapi gue mohon setelah ini, lo harus kuat ya."

"Lo berdua ngomong apa sih? Gak jelas banget." sinis Ical yang sedari tadi hanya menjadi penonton dari drama ala ala Didi dan Anggun.

Anggun menarik nafas panjang. "Sebenarnya, semua tuduhan yang kalian lempar ke Kalista itu salah, gue yang lakuin itu."

"Kalian pasti tau kalau gue pacaran sama Didi, tapi Didi macarin gue supaya dia bisa makin dekat sama Safi, karena Didi suka sama Safi."

Mata Safi membelak mendengar itu.

"Suatu hari, gue marah sama Didi yang lagi mabok berat karena keboongan dia terungkap. Dan alhasil kitapun saling debat sampai Didi gak sengaja nyentuh gue."

"Gue depresi, tapi Didi anggap itu biasa aja. Sampai akhirnya terlintas ide di otak gue buat bikin Didi gak bis bersatu dengan Safi. Dengan cara simpel namun membuat orang lain dalam bahaya."

Anggun menatap lekat Kalista. "Gue mengambing hitamkan Kalista dan Safi dimana itu membut Safi hancur. Tapi gue salah. Yang hancur bukan hanya Safi aja, tapi Kalista juga."

Ical nampak sedikit terkejut. "Jadi, yang nyebar gosip dan yan-"

"Iya," Anggun lansung menjawab tanpa mendengar ucapan Ical selanjutnya.

Berbeda dengan Safi yang terdiam beribu bahasa. Ia tak menyangka dengan apa yang dilakukan sahabatnya sendiri.

"Bugh!" tiba tiba Ical melayangkan tinju pada dinding di dekatnya.

KEBAL'IKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang