Jangan lupa buat komen di tiap paragrafnya supaya makin cepat up🐝.
-Happy Reading-
-Typo tandain ya-"Selamat siang pemirsa, Tim Disaster Victim Indenfication (DVI) Mabes Polri berhasil mengidentifikasi pilot Airlone yakni Kapten Sigit Dovrin."
Ical yang melangkah melewati televisi, terhenyak mendengar berita terkini yang dibicarakan.
Pantas saja tadi Kalista terburu buru, rupanya ayahnya sudah ditemukan dan diidentifikasi. Ada rasa lega yang menjalar dalam diri Ical ketika mendengarnya.
"Ma, Ical izin pergi keluar lagi, ya." pamit Ical pada Puspa yang masih menonton berita dari televisi.
"Mau kemana?"
Ical menunjuk televisi. "Pilot yang baru diidentifikasi itu, calon papa mertua Ical."
"Maksudnya kamu, Sigit Dovrin itu papanya pacar kamu?"
Ical mengangguk. "Iya ma, sekarang Ical mau jengukin dia dulu."
Puspa yang melihat anaknya yang akan pergi segera memberhentikan langkah anak lelaki itu. "Bentar, mama mau ikut."
"Loh? Gak usah Ma,"
"Emangnya kenapa? Kamu malu bawa mama?"
Ical menggaruk belakang kepalanya. Ia menjadi bingung saat ini. Dia bukannya tidak mau tapi dia takut jika nanti mamanya tidak dapat mengontrol mulut pada Kalista yang sedang berduka.
Memang, selama ini Ical sedang dalam situasi 'break' dengan Kalista. Tapi ia masih mempunyai rasa kemanusiaan untuk menghibur kekasihnya itu dalam masa terpuruk.
"Ayo,"
Dengan keadaan terpaksa akhirnya Ical mengiyakan permintan mamanya. Selama di perjalanan Ical selalu memperingati Puspa agar tak mencemooh Kalista seperti apa yang dilakukan Puspa pada pertemuan pertamanya dengan Kalista.
Puspa mengiyakan apa yang dikatakan anaknya itu dengan anggukan kepala. "Iya,"
Setelah menempuh jarak yang agak jauh, akhirnya Ical telah sampai di kediaman Kalista. Entah mengapa rumah ini sangat sepi,hanya ada beberapa ibu ibu yang sedang membersihkan halaman rumah Kalista.
"Permisi, Bu. Kalista dan keluarganya ada dimana ya?" tanya Ical pada gerombolan ibu ibu tadi.
"Oh, sudah pergi ke makam sejak satu jam yang lalu, nak. Terus bu Veni nitipin rumahnya biar kita jaga dulu sampai mereka pulang." balas salah satu ibu.
Ical mangut mangut mendengar penjelasan ibu itu. Sudah lama rupanya. "Kalau boleh tau, area pemakamannya dimana ya Bu?"
"Di TPU selir, Nak."
"Kalau begitu saya pamit dulu ya Bu."
Selesai bertanya pada ibu ibu tadi, Ical lansung masuk ke dalam mobil menjumpai mamanya. "Mereka udah pergi ke makam, Ma."
"Oh, yaudah kita susul aja mereka."
Ical kembali lagi melajukan mobilnya menuju TPU yang diinfokan para ibu tadi. Hingga akhirnya mereka sampai.
Keadan TPU sangat ramai. Mungkin ini adalah para pelayat yang mengkawal jenazah Sigit sampai disini.
Ical keluar dari mobilnya diikuti oleh Puspa. Mereka berjalan beriringan sampai ke area makam. Di sana, Ical melihat Kalista menangis,
Tangis yang lebih parah dari pada tangis yang Ical lihat saat pertemuan pertama mereka.
Sepertinya kebanyakan pelayat yang ada di sini adalah orang yang berasal dari teman teman maskapai Sigit. Karena Ical melihat mereka menggunakan seragam pilot dan beberapa pramugari. Ical juga melihat beberapa teman sekolahnya yang sudah ada di sini.
KAMU SEDANG MEMBACA
KEBAL'IK
Teen Fiction[TAMAT] [FOLLOW DULU] Sama seperti judulnya, ini kisah kekebalan Kalista menghadapi Ical yang memprioritaskan sahabatnya, Safitri. "Gue cuma narik rambut dia!" Kalista berteriak. "Tapi lo tau kan dia penyakit kanker otak dan rambutnya tuh sering ron...