Kata katanya hanya sedikit, karena menurutku ini ending terbaik.
○Happy Reading and Happy Ending○
Hujan tak henti hentinya reda. Kalista yang berdiri di sekitar halte hanya dapat meniup tanganya untuk membuat rasa hangat.
Ponselnya sudah lowbat, dan hal itu mengakibatkannya agak kesulitan untuk meminta Bobi untuk menjemputnya.
Tanpa sengaja siluet matanya menangkap Ical yang lewat dari halte. Kalista ingin meminta tumpangan, namun ia takut untuk berhadapan dengan lelaki itu untuk saat ini.
"Gak ada cara lain, gue harus terobos nih hujan. Kalau enggak bunda bakal marah sama gue kalo telat pulang."
Kalista mengangkat tasnya di atas kepala kemudian berlari keluar dari halte.
Ia menyusuri setiap jalan dengan langkah lebar dan cepat.
Hujan reda. Kalista menghembuskan nafas lega. Ia menacari warung terdekat guna mencas ponselnya sebentar.
"Numpang ngecass handphone bentar ya bu."
Si pemilik warung mengangguk. Kalista mengambil duduk di depan warung.
"Gue rindu sama lo, Chik."
"Gue juga rindu sama ayah."
"Gue juga rindu sama ... Ical."
Kalista mengucapkan itu semua dalam hatinya.
Kalista sampai tak sadar bulir matanya terjatuh. "Kenapa gue cengeng? Dulu gue gak segini banget."
"Kalau mau bahagia, jangan bikin orang lain sedih."
"Gue ngebabi butain Kalista."
"Lo egois,"
"Bakat pembunuh lo mahir juga, ya."
"Argh!" Kalista menggeram kesal kala mengingat semua perkataan jahat dari mulut orang. "Gue bakal buktiin kalau gue gak salah!"
Pandangan kalista tertuju pada sebuah telaga yang berada di seberang warung.
Ia tersenyum singkat memandangi telaga itu, ia berdiri dari duduknya dan berjalan ke arah telaga.
Ia memandangi langit yang berwarna hitam. "Makasih dunia, karena lo gue belajar kalau hidup selalu ada masalah."
"Byur!"
Badan Kalista sudah masuk sepenuhnya ke dalam telga. hal yang dapat dirasakan oleh Kalista pertama kali ialah dingin.
"Udah saatnya."
"Gue bakal ketemu orang baik lagi."
"Ayah, Chiko, gue datang."
"Bunda, maafin Kalista yang belum bisa jadi anak solehah."
Sekarang, Kalista rasanya benar benar kaku. Kalista masih bisa mendengar terikan beberapa orang yang meminta olong dari atas sana.
Ia tersenyum dan sudah merelakan tubuhnya agar hanyut, namun ...
"Byur!"
Seseorang masuk ke dalam telaga dan menarik Kalista ke luar.
"Bangun, bego!" teriak orang yang barusan menyelamatkan Kalista.
Samar samar Kalista membuka matanya perlahan. Ia diberi nafas pertolongan oleh pemilik warung tadi.
Mata Kalista menyipit memperhatikan orang yang berkerumun di hadapannya. Terakhir, ia melihat wajah orang yang paling dekat dengannya.
Apakah kalista berhalusinasi? Orang yang ia rindu belakangan ini ada di hadapannya.
Kalista meraup wajah lelaki itu dan memandanginya lamat.
"Chiko,"
***
TAMAT
•
•
•Pesanku untuk kalian. (Ahayy sok iya)
Maaf jika endingnya tidak sesuai kehendak kalian. Karena aku sampai mikir ini endingnya aneh banget.
Aku harap, buat kalian yang mempunyai kekasih namun lebih memperhatikan orang lain, lebih baik kalian mundur. Terdengar kejam, tapi itu lebih baik. Karena walaupun dia bersamamu namun perhatiannya pada orang lain, kamu hanyalah badutnya saja, kawan.
Maafkan aku, Taestin Gloria, yang selalu update tidak menentu.
•
•
•Selamat berpisah, dari anak anakku, yaitu KEBAL'IK.
-SEE YOU!-
-MAMPIR DI LAPAK SEBELAH EUY--
Kamu bisa menemukanku di:
Ig: taestin_gloria
Tik tok: taestin_gloria
Fb: Taestin Siboro
KAMU SEDANG MEMBACA
KEBAL'IK
Teen Fiction[TAMAT] [FOLLOW DULU] Sama seperti judulnya, ini kisah kekebalan Kalista menghadapi Ical yang memprioritaskan sahabatnya, Safitri. "Gue cuma narik rambut dia!" Kalista berteriak. "Tapi lo tau kan dia penyakit kanker otak dan rambutnya tuh sering ron...