Jangan lupa buat komen di tiap paragraf biar aku makin cepat up🐝.
-Happy Reading-
Kalista hanya dapat menatap punggung tegap lelaki jakun itu dengan raut sedih. Harusnya ia tak terlalu menghayati lagu tadi agar Ical tak melakukan hal jahat itu padanya.
"Are you okay?" tanya Nadin yang berada di samping Kalista sembari menepuk pelan bahu gadis itu.
Kalista yang awalnya menatap ke arah pintu Cafe kini menatap Nadin. "Hahaha, gue baik baik aja, Kak." ucap Kalista disertai dengan kekehan.
Kalista meletakkan mikrofon yang awalnya ia pegang pada meja terdekat di sekitar panggung. "Maap banget ya, Kak. Karena gue acara lo jadi berantakan gini." Kalista menghela nafas pendek. "Gue turun ya ,Kak."
Kalista akhirnya turun dari panggung. Di bawah panggung sudah ada Chiko dan Isna yang menantinya.
"Wat de pak? Harusnya tadi lo gampar tuh muka si Ical," heboh Isna yang diabaikan oleh Kalista.
"Kal, setau gue lo itu cewek kuat yang bakal marah kalau harga diri lo diinjek injek." Isna kembali lagi menggerutu namun sebelumnya ia menghela nafas panjang terlebih dahulu untuk melanjutkan nasehatnya pada Kalista. "Terus tadi kenapa lo cuma diam aja pas si Ical ngelempar air sama lo?"
"Haru-"
"Is," kata kata Isna terhenti di tenggorokannya ketika Chiko menegur. "Ini masih di tempat umum, jaga sikap lo. apalagi jangan nyudutin Kalista kayak gini dong."
Isna terdiam membiarkan Chiko berbicara padanya. Apa yang dikatakan oleh Chiko memang ada benarnya, namun Isna ingin meluapkan emosinya pada Kalista. Karena sahabatnya ini terlalu susah untuk dibilangi.
"Sekarang, lo cari baju ganti aja buat Kalista. Lihat noh bajunya jadi basah gitu," sambung Chiko tapi sedetik kemudian tatapan Chiko yang awalnya sendu perlahan berubah menjadi tatapan mesum.
Kalista yang sadar dengan tatapn Chiko akhirnya menutupi tubuh bagian atas menggunakan kedua tangan. "Berdosa banget lo,"
Isna yang menyadari tanda tanda adu bacot akan dimulai segera menarik pergelangan Kalista agar keluar dari Cafe.
"Sekalian tuh daleman di ganti. Kalau gak diganti bisa busuk tuh bagian intim lo!" sembur Chiko yang mendapat tatapan sinis serta jari tengah dari kedua gadis itu.
Di tempatnya Chiko masih terkekeh dengan apa yang ia lontarkan barusan. Dia mengambil tempat duduknya tadi dan mulai menyantap makanan yang tersaji. "Target gue selanjutnya adalah Kalista."
Sedangkan di lain tempat Kalista dan Isna yang baru saja memasuki toko pakaian mulai menyibukkan diri untuk memilih baju yang tepat untuk Kalista.
Bagi Kalista semua baju yang ada di toko ini tidak ada yang cocok baginya karena Isna mengajaknya memasuki toko pakaian khusus untuk anak bayi.
"Is," Kalista menepuk bahu Isna yang sedang memilih baju di sampingnya.
"Apaan? Udah nemu yang cocok?"
Mendengar Isna yang bertanya seperti itu spontan Kalista lansung merotasikan bola matanya. "Kayaknya setelah menang dari olimpiade sekolah, standar kefashionan lo berkurang ya, Is."
"Maksud lo?"
Kalista menarik Isna agar menghadap dirinya. "LIhat bego! Lo itu ngajak gue ke toko baju bayi bukan ke tempat seharusnya,"
Isna hanay ber-oh ria saja kemudian melanjutkan aksi mencari bajunya. "Emang kenapa?"
"Kan kita mau cari baju ganti buat gue."

KAMU SEDANG MEMBACA
KEBAL'IK
Teen Fiction[TAMAT] [FOLLOW DULU] Sama seperti judulnya, ini kisah kekebalan Kalista menghadapi Ical yang memprioritaskan sahabatnya, Safitri. "Gue cuma narik rambut dia!" Kalista berteriak. "Tapi lo tau kan dia penyakit kanker otak dan rambutnya tuh sering ron...