Jangan lupa buat komen di tiap paragraf biar aku makin cepat up🐝.
*Bagiku part ini sedikit nyesek jadi siapin kata kata jahat buat Ical*
-Happy Reading-
"Kalista!"
Merasa namanya dipanggil, Kalista lansung saja berbalik dan menatap orang yang barusan memanggilnya. "Apa lagi, Chiko?" terdengar nada malas dari suara Kalista.
Chiko terkekeh dan menghampiri Kalista. "Dari mana dan mau ke mana?"
"Dari rumah mau ke akhirat,"
Kekehan Chiko semakin melebar. "Bisa aja becandanya," ia menepuk bahu Kalista sehingga membuat si pemilik bahu terdorong ke depan. "Serius dong,"
"Ish, kepo banget sih. Noh gue mau ke Cafe buat nenangin pikiran,"
Chiko mengangguk singkat. "Eh gue ikut dong."
"Ngapain?"
"Tepe tepe,"
"Artinya?"
"Tebar pesona," balas Chiko sembari memberi tanda peace pada Kalista.
Kalista yang melihat tingkah Chiko yang seperti itu hanya dapat menghela nafas panjang dan merotasikan bola matanya jengah.
Mereka berdua berjalan beriringan memasuki Cafe. Ketika mereka sampai di ambang pintu masuk, mereka berhenti.
Suasan Cafe lumayan ramai sampai sampai Kalista dan Chiko agak sedikit bingung untuk memilih tempat duduk untuk mereka.
"Kita makan di jalanan aja yuk, Kal. Soalnya Cafe ini udah penuh," saran Chiko pada Kalista yang berdiri di sampingnya.
Kalista menggeleng. Mana mungkin ia tak jadi makan di Cafe ini setelah dia mengumpulkan uang agar bisa makan sini. Terdengar berlebihan, tapi begitulah sifat Kalista.
"Ah enggak Chik. Ini Cafe limited edition banget bagi gue,"
Chiko masih berusaha bersikeras agar Kalista menuruti sarannya. "Ayolah, Kal. Udah rame,"
Kalista mengabaikan Chiko dan lansung duduk di meja yang tak jauh dari Chiko. Nampaknya meja itu baru saja ditinggal oleh pelanggang. "Halah, bilang aja kalau lo gak punya duit buat makan di sini," cibir Kalista dengan sombong.
Chiko yang tak terima dengan penuturan Kalista tadi akhirnya duduk di hadapan gadis itu. "Gue itu orang kaya. Bayangin aja harta orang tua gue itu berkali kali lipat,"
"Nye, nye, nye," Kalista menyenyekan lontaran Chiko tadi. "Terus kenapa tadi lo maksa gue buat cari tempat makan lain?"
"Huft," Chiko tampaknya menghela nafas pendek. "Lo gak nyadar ya, Kal? Kalau kita makan di sini harganya itu beuh mahal banget padahal makanannya cuma secuil doang," tutur Chiko menjentikkan jari telunjuk. "Sia sia banget."
"Iya, sia sia sama kayak hidup lo" setelah mengucapkan itu tawa Kalista meledak sehingga beberapa perhatian pengunjung teralihkan pada Kalista.
Merasa diperhatikan oleh banyak orang, Chiko lansung melempar tissue yang tersedia di atas meja pada Kalista. "Gak usah pakai acara ketawa ketiwi kayak gitu, lihat noh banyak yang merhatiin lo kayak nonton tari monyet," desis Chiko dengan berbisik.
Kalista mengatupkan bibirnya lalu menundukkan kepala dalam. Duh rasanya malu sekali.
"Permisi, Mau mesan apa, dek?"
Chiko lansung menaikkan jarinya. "Saya pesan itik dua ek-" ucapan Chiko lansung tepotong ketika Kalista menginjak kakinya dari bawah meja.
"Awh," ringis Chiko.
KAMU SEDANG MEMBACA
KEBAL'IK
Teen Fiction[TAMAT] [FOLLOW DULU] Sama seperti judulnya, ini kisah kekebalan Kalista menghadapi Ical yang memprioritaskan sahabatnya, Safitri. "Gue cuma narik rambut dia!" Kalista berteriak. "Tapi lo tau kan dia penyakit kanker otak dan rambutnya tuh sering ron...