Chap 31

2.9K 290 102
                                    

"Ikan asin ngisap rokok, hei cantik ngapain duduk?" Chiko melantunkan pantun tak masuk akalnya pada Kalista yang tengah merenung di parkiran sekolah.

"Sejak  kapan ikan asin bisa ngerokok? Dan sejak kapan pula gue duduk?" tanya Kalista sinis. "Dari tadi gue berdiri maemunnah,"

"Ah massa, gue kok lihat lo duduk, ya? Terus duduknya di pelaminan bareng gue,"

Kalista menampol wajah Chiko sembari melayangkan tatapan tajam pada lelaki yang di sampingnya ini.

"Tatapannya, duh, bikin hati gue terpana,"

Tak tahan dengan Chiko, Kalista mengambil ancang ancang agar pergi bersama motornya menuju gerbang sekolah. "Gue mau pergi aja, malas ladenin lo,"

Chiko menebarkan senyuman tengilnya. "Iya, tapi jangan lupa pulang ke hati Aa, ya."

Sebenarnya tadi Kalista menunggu Isna yang dipanggil guru ke kantor guru karena dipilih sebagai siswa yang menggantikan Safi dalam olimpiade. Namun karena kehadiran Chiko, mau tak mau Kalista harus pergi dari parkiran dan menunggu Isna di gerbang saja.

"Otaknya kurang asupan lima sehat empat sempurna nih kayaknya," celutuk Kalista kemudian pergi.

Sesampainya di gerbang, tak sengaja mata Kalista melihat Ical yang tengah berbincang dengan Nena.

"Duh, gercep banget si Ical, setelah minta break dari gue dia lansung oleng ke Nena." Kalista nampak menimang perkataannya barusan. "Tapi gak apa apa deh Nena sama Ical, biar si Safi makin ganas. Terus gue gak jadi bahan tuduhannya lagi."

"Sendirian aja, nih. Mau ditemenin, gak?"

Kalista melirik ke samping guna untuk melihat orang yang barusan berbicara padanya.

Ternyata Chiko. Mau apa lagi anak ini? Tak bosankah ia menjumpai Kalista dan mengobrol hal yang tak penting?

"Kal, gue sendirian, nih. Senggol dong," ujar Chiko lagi sembari mengedipkan matanya genit.

"Disenggol pakai truk gimana? Biar gue manggil truk terus nyuruh dia buat nyenggol lo,"

Chiko berdecak kemudian menebarkan senyuman yang amat teramat menjijikkan bagi Kalista. "Bukan gitu, maksudnya."

"Terus?"

"Sengol hati gue dong, mumpung gue jomblo."

Kalista tercengo dengan ucapan Chiko barusan. Tanpa sadar, Kalista menampol mulut Chiko.

"Si eneng kasar pisan atuh sama Aa yang cetar membahana ini," gerutu Chiko mengusap usap mulutnya, hasil korban kekerasan Kalista saat ini. "Gak epik atuh neng, kalau first kissnya Aa diambil sama tangan hasil ceboknya eneng,"

"Siapa nyuruh nyebelin,"

"Tidak Kalista, ini bukan nyebiln tapi caper dengan banyak gaya," sahut Chiko bangga.

Di seberang sana Ical memerhatikan semua interaksi antara Chiko dan Kalista.

Cemburu? Hm, mungkin karena sekarang Ical tengah mengepalkan tangannya di balik saku celananya.

"Jadi, Anggun ngevideoin semua kejadian itu dari awal sampai akhir,"

Saking cemburunya, Ical tak mendengar ucapan Nena barusan. Matanya masih menatap tajam pada kedua orang yang tengah berdebat di pinggir gerbang.

"Cal?"

Nena yang tak mendapat sahutan dari Ical akhirnya melambaikan tangannya di wajah Ical.

"Heh, kenapa?" tanya Ical antusias.

KEBAL'IKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang