Let's Play a Cheap Game

1.9K 199 2
                                    

23:56 --------

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

23:56 --------

Kila dan Gio masih asik berbincang ria di restoran itu. Salah satu waiter disana datang mendekati mereka.
"Maaf-- kami akan segera tutup" Ucap waiter itu sambil menundukkan badannya sedikit.

"Ah iya benar astaga maafkan kami" Kila sontak beranjak dari tempatnya dan membayar pesanan mereka. Disusul dengan Gio dan mereka keluar bersama.

"Err-- mau aku antar? Ah aku tidak bawa mobil sih tapi kita bisa pakai taksi" Ucap Gio canggung sambil menggaruk tengkuknya.

Kila menggeleng.
"Tidak usah, jalan aja sudah enak kok kan bareng Gio~" Ucap Kila sambil nyengir.

Gio tertegun dan wajahnya merah sedikit. Ia memalingkan wajahnya sedikit.
"Ba-bagaimana dirimu dengan suamimu-- Ah maksudku sifatnya ketika bersamamu-- A-ah se-setelah pernikahan itu ma-maksudku" Ucap Gio gelagapan.

Kila tersenyum kecil.
"Dia orang baik, judes dan dingin. Meskipun begitu dia tetap care dan memperhatikanku kok"

Gio mengangguk pelan. Ia menatap trotoar dan jalanan didepannya sambil berjalan. Pandangannya dipenuhi dengan imajinasinya yang muncul membabi buta.

'Kenapa bukan aku saja yang menjadi suamimu? Kenapa harus dia? Aku juga bisa mencintaimu dan menjagamu Kila'

Kila berhenti sebentar dan ia menatap punggung Gio yang berjalan semakin jauh. Kila mengangkat alisnya bingung.

"Gio??"

Gio yang masih tenggelam dalam lamunannya berjalan menuju perbatasan trotoar dan jalanan dan menyebrang asal. Kila langsung mengejarnya.

Tinnnnn!!!!

Klakson mobil yang melaju cepat mengarah ke Gio. Gio langsung tersadar dari lamunannya dan melirik ke arah datangnya mobil itu sambil terdiam.

Kila spontan menariknya dan memeluknya didepan dadanya. Mobil itu melaju pergi dan nafas Kila memburu cemas. Gio terdiam didalam pelukan Kila.

"Apa yang ada di otakmu sialan?! Kau ingin mati? Jangan mati di jalanan itu ga keren!" Ucap Kila kesal.

Gio mengedipkan matanya menatap Kila. Ia tersadar dan melepas pelukannya pelan.
"Ma-maafkan aku, aku sungguh tidak sadar tadi melamun-- maafkan aku"

Kila menghela nafasnya. Ia mengacak-acak rambut Gio.
Ia berjalan pelan dan disusul Gio disampingnya. Gio menatap Kila penuh dambaan dan memuja. Matanya yang terus menatap Kila dengan harapan bahwa Kila akan menatapnya dengan tatapan yang sama.

Rambutnya yang hitam cantik dan bulu matanya yang panjang-- kulitnya yang putih dan bibirnya yang merah merona membuat Gio semakin ingin menyentuhnya. Apalah daya Kila sudah dimiliki oleh seseorang.

Kila menengok ke Gio yang masih menatapnya.
"Gio? Kenapa?"

Gio masih terdiam. Tiba-tiba tangannya memegang rahang Kila dan ia mencium Kila dengan lembut. Kila membelalakkan matanya.

Sementara itu...

Selesainya rapat di kantor-- ruangan pun sepi. Sekretaris nya di belakang Juergen berdeham pelan.

"Tuan-- ada laporan terbaru dari nyonya Kila" Ucap sekretarisnya.

Juergen menadahkan tangannya namun mulutnya terdiam. Kode kalau ia ingin melihatnya. Sekretarisnya menyerahkannya ponsel lain. Didalam ponsel itu terlihat di cctv lampu merah saat Gio menyebrang dan langsung di selamatkan oleh Kila.

Juergen menatap layar itu terus dan keningnya berurat. Ia terus menatap Gio didalam videonya.
"Giovanni-- teman istriku?"

"Ya tuan, teman semenjak kecil" Ucap sekretarisnya.

Juergen beranjak dari sofanya dan berjalan keluar ruangan. Ia bergegas turun lantai dengan lift dan langsung menuju keluar gedung. Ia memasuki mobilnya dan melaju ke tempat Kila berada.

Sesampainya disana ia menatap Kila yang menengok ke arah Gio dan Gio langsung menciumnya. Juergen meremas setir mobilnya kuat.

Ia langsung turun dan berdeham keras. Kila tersentak dan spontan mendorong Gio. Ia menggosok bibirnya kasar dan menatap Gio tak percaya. Matanya melirik ke arah dehaman itu dan-- Juergen ada disana menatapnya dengan tatapan datar.

Gio menatap Juergen. Namun-- tatapan Gio berbeda, tanpa ekspresi dan ia meremas tangannya kuat.

Juergen melangkahkan kakinya mendekati Kila dan menarik lengannya kasar. Kila meringis pelan. Juergen menatap Gio membunuh.

"Don't you know if someone steal something that already belongs to someone else-- it's called criminal right?"

Gio terdiam dan menatapnya aneh.
"Hah? Just kiss is not a criminal fool" Jawabnya santai.

Atmosfer nya buruk-- kedua alpha ini bertengkar dan mereka mengeluarkan pheromones yang menyesakkan untuk Kila. Kila menutup hidungnya dan mereka masih meladeni egonya.

"Juergen su-sudah ayo pulang ini salahku yang keluar malam tanpa izinmu" Ucap Kila sambil merangkul lengan Juergen.

Juergen terdiam dan masih menatap Gio.
"Jika kau ingin merebutnya-- gunakan strategi terbaikmu. Tapi aku akan menghancurkan setiap strategi mu itu"

Juergen merangkul pinggang Kila dan menciumnya didepan Gio. Ia melumat bibir Kila ganas dan Kila pasrah hanya bisa membalas ciumannya. Ia melepaskan ciumannya pelan dan berjalan meninggalkan Gio.

Kila menengok sedikit ke Gio dan mengangguk pelan. Gio mengangguk juga. Gio menatap mereka masuk ke mobilnya dan pergi.

Gio tersenyum lebar. Ia merasa dadanya berdebar kencang dan adrenalin nya terpacu lebih cepat.

"Let's see-- who will be a winner to our queen, ofcourse its me stupid brat"

***

KASIH VOTE ATUH PELIT BANGET SIA MANEH TEH NANGIS NIH AING NANGIS NIH NANGIS ಥ╭╮ಥ

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


KASIH VOTE ATUH PELIT BANGET SIA MANEH TEH NANGIS NIH AING NANGIS NIH NANGIS
ಥ╭╮ಥ

Don't Cry, Kila [Omegaverse]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang