The Story of Traitor

530 44 2
                                    

---------------------------72 hours later ----

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

---------------------------
72 hours later ----

"Kapten! Kami menemukan beberapa bukti!" Ucap seorang bawahan Elda yang masuk ke kantornya.

Nayan yang mendengar hal itu dadanya langsung berdebar kencang dan melotot ke arah ruangan Elda.

Elda mengambil dokumen itu dan membacanya. Ia mengernyitkan keningnya heran dan menatap bawahannya itu.

"Darimana kau dapat ini?"

"Kami melakukan investasi di tempat sekitar kediaman korban dan beberapa cctv dijalan menangkap momen pelaku membawa bayi tersebut" Ucapnya.

Nayan membuang mukanya sedikit dan mengepalkan tangannya. Ia menggigit bibirnya cemas dan keringat menetes dari keningnya.

"Investigasi lebih dalam, Kita harus mengungkap kasus ini sampai tuntas" Ucap Elda.

"Baik!" Balas bawahannya.

Elda melirik Nayan yang sedang duduk di meja nya. Ia beranjak dan berjalan mendekati Nayan, ketika Ia menepuk pundaknya seketika Nayan menepis tangannya dengan kasar dan nafasnya memburu cepat.

Nayan tersadar dari lamunannya dan menatap Elda bingung.

"Uh huh-- Kapten?" Tanya nya dengan nada rendah.

Elda menatap Nayan sebentar dan mengusap kepalanya.

"Tidak apa, jangan gugup di hari kerjamu. Kau pasti sudah melalui masa sulit bukan?" Ucapnya sambil tersenyum.

Nayan mengangguk pelan.

"Maafkan aku-- Aku sungguh tidak enak padamu" Nayan menghela nafasnya.

Elda mengangguk pelan dan berjalan menuju lorong lain. Ia melirik sakunya dan merogoh ponselnya.

"Hmm mulai aneh, kenapa Nayan bisa bersikap seperti itu padahal dia seorang intel" Gumamnya.

Ia membuka layar ponselnya dan terlihat fotonya bersama Gio dan Yohan. Ia berhenti dari langkahnya dan menatap foto mereka bertiga itu, Gio dan Yohan tampak sangat bahagia dengan saling merangkul dan Elda berada ditengah-tengah mereka.

Elda meremas ponselnya itu dan menggerutu.

"Fuck, Kalian malah menjadi jahat sedangkan aku sukses sendiri. Itu yang dinamakan sahabat?"

Ia membuka sebuah pintu berisi banyak loker dan berjalan menuju loker paling ujung. Ia membuka lokernya dan menatap sebuah kunci yang di tempel di pintu lokernya. Tangan Elda meraih kunci itu dan matanya tertuju pada loker yang berada di sisi kirinya. Elda membukanya dan isi loker itu masih sangat rapi dan tertata.

Topi, senjata, mantel, buku panduan tentang militer intel dan masih banyak lagi. Tapi yang paling membekas di benaknya ialah-- baju Gio. Elda mengusap nametag itu dan menghela nafas.

Don't Cry, Kila [Omegaverse]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang