He's Coming

1.9K 172 6
                                    

02:44 ---------

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

02:44 ---------

Mereka yang sudah sampai di rumah sedari tadi masih enggan untuk berbicara. Kila melirik Juergen yang melepas dasinya dan melepas semua outer coat nya asal ke lantai. Kemudian matanya yang tajam itu menatap Kila.

Kila terkejut dan spontan mengalihkan wajahnya. Juergen mendekati Kila dan ia menekan rahangnya kuat.

"Kau sadar posisimu sekarang apa hmm? Meskipun kau keluar sebentar atau bermain dengan temanmu bukankah lebih bagus kalau kau meminta izin pada suamimu?" Ucap Juergen datar.

Kila menelan ludahnya. Ia meringis kecil.
"Maafkan aku, aku hanya ingin bertemu sahabatku yang aku rindukan.. Lagipula waktu pernikahan kita pun dia tidak datang karena kau tidak mengundang teman-teman ku"

Juergen melepas tangannya dari rahang Kila.
"Untuk apa mengundang temanmu? Mereka semua rendahan dan kau sudah bukan rendahan jadi jangan berurusan dengan mereka"

Kila membelalakkan mata. Pikirannya dipenuhi kalimat itu dan ia merasa dadanya sesak. Ia berdiri dan mengepalkan tangannya.

"Apa kau bilang? Rendahan? Kau bilang begitu pada mereka yang menjadi teman dan sahabatku?"

Juergen mengangkat alisnya bingung.
"What? Apa perkataanku melukai hatimu? Perasaanmu? Kalau untuk mengatakan sorry-- maaf saja aku tidak berminat. Lagipula yang kukatakan semuanya benar"

Kila benar-benar dipenuhi perasaan murka.
"Arrrghhhh!!!"

Ia berteriak geram dan mencakar wajah Juergen. Juergen yang terkejut spontan mendorongnya. Wajahnya berdarah.

"Kau-- kau omega bangsat!" Geram Juergen.

Kila mendekat cepat ke arahnya dan mencekik Juergen. Kila mencakarnya berkali-kali tepat di wajah. Juergen menggeram marah.

Plak!!

Tamparan keras mengenai wajah Kila. Ia tertohok dan keluar darah dari sudut bibirnya. Kila melirik Juergen murka.

"Aku membencimu-- aku benar-benar membencimu sialan!!"

Juergen tersenyum miring. Mata kanannya berubah menjadi merah dan dia menyekik Kila kuat. Kila membelalakkan matanya.

Ia menindihnya dikasur dan--

Buak!!

Ia menonjok wajah Kila. Kila mimisan dan bibirnya berdarah. Ia merintih kesakitan namun Juergen tidak mendengarkannya.

"Kau omega nakal, akan kutunjukkan bagaimana sifat suamimu yang kau nikahi ini Kila Zorya" Ucap Juergen dengan nada berat.

Juergen menciumnya lekat dan melumat bibirnya. Nafas Kila terengah-engah dan sakit. Wajahnya terus mengeluarkan darah. Ia melepaskan baju Kila dan meremas dadanya. Kila mendongak dan menatap langit-langit kamar sendu. Tak sadar ia menitikkan air natanya berharap Tuhan bisa mendengar rasa sakitnya sekarang.

-------------------
03 Mei 20XX

Tujuh hari semenjak kejadian itu, Kila tidak diperbolehkan keluar rumah. Kesehariannya adalah tidur, makan, berolahraga, nonton tv, membaca buku dan-- seks tentunya.

Ia menghela nafasnya berat. Selama seminggu penuh ini Juergen memang selalu bekerja dan pulang malam tapi ya begitu--  ia juga seks dengan Kila di malam itu juga. Kila memijit keningnya dan menghela nafas.

Tentu saja selama seminggu ini setelah seks yang brutal ia langsung tidur karena kelelahan dan dikamar itu tidak ada pil kb. Juergen juga tidak menggunakan supresant untuk alpha. Ia sangat cemas kalau ia akan hamil.

"Waktunya makan siang nyonya" Ucap lembut seorang waiter padanya. Kila terkejut dan menengok langsung.

"Y-ya tentu" Ia beranjak dari sofanya dan berjalan menuju dapur. Ia duduk dan menatap steak kesukaannya didepannya.

Ia memotong dagingnya dan makan. Ia menatap waiter itu sekilas.
"Err-- Apa ada pil kb disini?"

Waiter itu hanya tersenyum dan diam. Kila menatapnya bingung.

"A-apa kau mendengarku??" Tanya Kila sekali lagi.

Dan waiter itu hanya diam dan tidak menjawabnya. Waiter itu terus menunggu Kila hingga ia selesai makan. Kila menghela nafas panjang. Ia merasa kalau Juergen melakukan sesuatu pada seisi waiter di rumah ini dan ia juga tidak membiarkan Kila meminum pil kb ataupun keluar rumah.

Tiba-tiba ponselnya di saku bergetar, ia merogohnya dan menatap siapa yang nge-chat. Ternyata Gio. Matanya berbinar senang dan ia langsung membalas pesannya.

"Gio?! Kau oke? Apa kau terluka? Maaf ya aku gabisa menghubungi mu karena ada sesuatu"

Gio mengetikkan pesannya.
"Tenang saja aku tak apa-apa lagipula wajar dia kan suamimu"

Kila mengetikkan pesannya lagi.
"Eh bagaimana kalau-- "

Belum saja ia selesai mengetik tiba-tiba ponselnya keluar dari aplikasi tersebut dan aplikasinya terhapus sendiri. Kila mengangkat alisnya bingung. Ia menatap waiter yang masih tersenyum padanya.

"A-apa yang terjadi pada ponselku??" Ucapnya ngeri.

Sementara itu Juergen yang menatap Kila melalui cctv di komputernya tersenyum puas. Ia sudah merencanakan untuk tidak membiarkan Kila pergi keluar rumah, waiter untuk tetap melayani Kila namun bungkam mulut saat Kila menanyakan pil kb, dan tentu saja ia mengotak-atik ponsel Kila.

"Kau tidak akan bisa menang dariku Kila" Ucapnya rendah.

Dan-- di tempat lain Gio menatap ponselnya yang sudah tak dibalas Kila. Ia mengusap chat Kila. Ia meremas selangkangan dan ya-- dia sedang masturbasi sambil menatap chat itu. Ia mendongak dan menatap seisi kamarnya yang penuh dengan foto Kila.

"Aku akan menjemputmu-- dan membawamu ke paradise yang sudah kusiapkan sayang.. Tunggu aku Kila"

Gio tersenyum dalam tatapannya. Ia mengusap ponselnya terus. Ia tertawa kecil dan mengambil foto kila yang ia cetak besar. Ia mengusap penisnya dengan foto Kila.

Ia tersenyum lebar. Ia mencium foto itu dan mengusap wajah Kila. Ia terus menciumnya dan matanya berubah menjadi kuning.

"Wait for me honey~ Wait for me~"

***

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Don't Cry, Kila [Omegaverse]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang