•
•
15:44 ------------
Sudah hampir sore dan Kila menatap jam di dinding rumah itu. Kila menoleh ke Delvin yang sedang mengelap meja.
"Delvin, sepertinya aku harus pulang sekarang sebelum suamiku datang. Terimakasih untuk makanannya sangat enak~"
"Ohh kau mau pulang? Kenapa? Masih siang padahal tunggu malam saja" Ucap Delvin sedih.
"Ah tidak aku harus kembali sekarang. Terimakasih banyak atas kebaikanmu-- aku jadi bingung bagaimana harus membalasnya" Ucap Kila sambil menggaruk tengkuknya.
Delvin tersenyum.
"Tidak usah, aku senang saat membantu orang lain. Baiklah akan kuantar kau sampai depan"Delvin meletakkan lap itu di meja dan membuka pintu untuk Kila. Kila berjalan keluar dan menatap Juha di sebelah kanan sedang duduk dan merokok.
"Juha-- aku akan pulang. Terimakasih sudah menerimaku dan makan bersama denganku"
Juha tidak menoleh dan menghembuskan asap rokoknya. Ia hanya mengangguk.
"Maafkan sikapnya ya, ayo kuantar kau sampai keluar dari gang" Ucap Delvin sambil memakai sandal.
Kila memakai sepatunya dan ia menoleh ke Juha sebentar kemudian mengangguk. Ia berlari kecil menyusul Delvin yang sudah berjalan duluan. Juha yang menatap Kila pergi menaruh rokoknya di lantai. Ia menghembuskan nafasnya berat.
"Kau akan mengalami hidup yang lebih berat ketika menikah dengan putra dari keluarga Zorya" Gumam Juha pelan.
Akhirnya Delvin dan Kila sampai di ujung gang. Delvin menatap Kila senang.
"Jangan lupa untuk mampir ya! Tapi jangan di jam 5 sore kebawah karena Juha tidak suka ada tamu yang datang di waktu itu-- dan maafkan atas sikapnya yang membuatmu canggung atau tidak enak. Maaf ya Kila" Ucap Delvin sambil menunduk sedikit."Ah tidak usah begitu justru aku yang seharusnya meminta maaf karena sudah merepotkan kalian. Ditambah ucapanku yang membuat Juha marah tentunya aku yang salah jadi maafkan aku ya" Ucap Kila sambil tersenyum tipis.
Delvin tersenyum juga.
"Meskipun dia bersikap seperti itu dia adalah orang baik. Aku percaya sebenarnya dia tidak berniat begitu padamu. Sudah sana hati-hati ya!"Kila mengangguk dan berjalan keluar daerah itu. Ia melihat banyak bodyguard di taman yang kemudian menatapnya seperti menemukan barang hilang.
"Nyonya! Anda kemana saja? Kami semua mencari anda! Ditambah anda tidak memberi kami kabar!" Ucap salah satu bodyguard itu panik.
Kila menggeleng dan tersenyum kecil.
"Aku berjalan-jalan sebentar jadi kau tidak perlu cemas"Semua bodyguard itu membawa Kila pulang ke rumah. Sementara Juergen yang sedang menuju perjalanan pulang terjebak macet di jalan.
Juergen menatap langit sore di kaca jendela mobil kanannya. Supirnya melirik Juergen dari kaca diatas keningnya.
"Habis ini ada tempat yang mau anda kunjungi tuan?" Tanya sang supir.
Juergen diam belum menjawab. Ia memikirkan makanan apa yang harus ia bawa selain sushi. Meskipun sushi sudah ia beli dan berada disampingnya tapi rasanya kurang kalau dia hanya membawa makanan itu.
"Kau-- tau makanan atau benda apa yang cocok untuk pasanganmu?" Tanya Juergen.
Supir itu terdiam dan berpikir sebentar.
"Ahh kalau saya biasanya membelikan makanan kesukaan istri saya. Lalu saya juga membelikannya bunga, cincin dan cokelat. Terkadang saya juga membelikannya pakaian"Juergen terus menatap langit dari jendela kaca mobilnya. Ia memikirkan hal yang harus dia beli namun lebih dari yang di ucapkan oleh supirnya.
"Tumben sekali anda bertanya seperti itu tuan" Ucap supirnya sambil tertawa kecil.
Juergen mengangguk.
"Kita pulang saja""Baik tuan" Supirnya mengangguk dan lampu traffic pun berubah menjadi hijau dan mobil mereka melaju. Namun ketika mobil mereka sedang berpacu dengan kecepatan tiba-tiba datang truk dari arah kanan mobil mereka.
Juergen yang melihat truk itu mengarah ke arah mobilnya langsung memeluk bungkus sushi di dekapannya.
BRUAK!!!
Tabrakan tak bisa dihentikan. Truk itu menabrak mobil Juergen dan mobilnya terpental hingga 8 meter. Kendaraan lain disekitarnya langsung menepi dan orang-orang yang melihat kejadian itu langsung mengerubungi mobil Juergen.
"Panggil ambulan! Ada kecelakaan!! Lihat orang ini berdarah dan terjepit!!" Ucap semua orang panik. Mereka semua bergegas mencari bala bantuan.
Juergen yang badannya terjepit dan nafasnya tidak teratur merasa sesak. Ia menatap sekitarnya. Ia melihat supirnya sudah kaku diam dengan kepalanya yang hilang. Darah mengucur deras dari lehernya. Juergen menatap sushi di dekapannya tidak hancur. Ia tersenyum kecil dan tak sadar ia memejamkan matanya.
Sementara Kila sudah sampai di rumah dan ia segera masuk kedalam. Ia melepas jaketnya dan menatap semua adik-adiknya sedang bermain iPad di ruang tengah. Kila menghampiri mereka.
"Asik banget, main apa sih?" Tanya Kila sambil mengelus kepala mereka.
"Ohh kakak! Kami sedang bermain pou!" Ucap mereka antusias.
Kila ketawa kecil.
"Kalian lapar? Mau makan?"Mereka menggeleng.
"Kami sudah mam" Mereka terus berfokus pada iPadnya.Kila menatap mereka yang sedang asik bermain gadget. Kila melangkah kakinya menuju kamar dan menidurkan badannya dikasur. Ia menatap langit-langit kamar sendu.
Selang 2 jam berlalu Juergen tak kunjung datang. Padahal waktu sudah menunjukkan pukul 6 sore. Kila merogoh ponselnya dan membuka kontak Juergen. Ia menelpon Juergen.
"Halo?" Ucap seseorang tapi bukan suara Juergen.
Kila terbangun dari kasur dan mengangkat alisnya bingung.
"Ah ya-- dimana Juergen?""Tuan Juergen sedang dirawat dirumah sakit XXX karena kecelakaan. Beliau dalam keadaan kritis sekarang" Ucap orang itu.
Sontak tubuh Kila membeku dan tangannya gemetar. Nafasnya tidak teratur dan mulutnya tidak bisa bicara. Dadanya sesak dan ia meremas pinggir kasur. Kila melempar ponselnya ke kasur dan langsung memakai jaket. Ia bergegas keluar rumah dan masuk ke mobil dan menyetir ke rumah sakit sendiri.
'Please keep alive! Jangan mati! Juergen!!' Batin Kila.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't Cry, Kila [Omegaverse]
Fantasy❗❗ THIS IS BL STORY ❗❗ ❗❗IF YOU DON'T LIKE IT JUST LEAVE❗❗ "Oh lihat-- Ternyata kau lebih banyak diam karena kalau kau bicara malah akan keluar suara desahan?" Ejek seorang alpha bernama Juergen Zorya. Didepannya terdapat seorang omega yang akan di...