•
•
31 Maret 20XX
14:00 -------------Dengan berat hati Kila ikut makan bersama dengan Juergen-- yup, pria yang ia tidak suka. Ibunya membuatkan mereka makanan didepan mereka.
Juergen melirik Kila. Ia menopang dagunya di tangan kanannya, Kila yang menyadari hal itu diam saja dan tidak membalas lirikannya.
"Sudah jadi~" Ibunya membuatkan sup ayam dan daging tumis. Ibunya duduk disamping Kila.
"Sambil makan ceritakan padaku tentangmu ya nak" Tatap Ibunya hangat ke Juergen.
Juergen membalas senyumannya.
"Tentu saja nyonya, saya juga merasa senang bisa di undang untuk makan bersama dengan anda"Kila memutar bola matanya. Semua yang ia lakukan hanyalah untuk pencitraan didepan ibunya. Kila masih tidak menyukai apapun tentang Juergen.
Ibunya menyajikan masing-masing bagian untuk Kila dan Juergen.
"Nah selamat makan~"Kila mengambil piringnya dan mengambil lauk-pauknya cepat. Juergen tersenyum simpul.
"Hey biarkan tamu dulu Kila!" Ibunya menggelengkan kepalanya.
"Maaf ya nak Kila memang begitu, selalu saja jika ada orang yang datang ke rumah" Ucap Ibunya.
Juergen menggeleng pelan.
"Tenang saja nyonya, saya tidak masalah" Ucapnya manis dan mengambil lauk-pauknya.Juergen yang duduk didepan Kila menatap Kila lekat. Ia melihat Kila makan dengan mulut hampir penuh dan pipi yang menggelembung. Ia tertawa smirk.
Kila menatap Juerg bingung.
Ibunya menatap Kila.
"Kila-- bagaimana pertemuanmu dengan Juergen?"Kila mengangkat bahunya.
"Kami tidak bertemu begitu saja, ia stalker dan penguntit bu" Ucap Kila asal.Juergen menatap Kila datar. Ia mengangkat kaki kanannya ke arah selangkangan Kila-- lalu menekan area sensitif Kila.
Kila terkejut. Ia menunduk dan sontak mendongak nenatap Juergen yang tersenyum manis ke ibunya.
"Hah??? Yang benar dong! Jangan bohong-- apa benar begitu nak?" Tatap ibunya ke Juergen.
Juergen memakan sup nya sambil tertawa kecil.
"Ahh rasanya yang tau cerita detailnya itu Kila-- ayo Kila ceritakan" Lirik Juergen kepada Kila.Tubuh Kila gemetar sedikit dan menatap Juergen kesal.
"Ka-kami-- kami bertemu di suatu acara-- lalu ia menawariku minuman dan makanan te-terus aku na-naksir pada pandangan pe-pertama dan dia-- juga!" Ucap Kila bohong.Ibunya senang.
"Benarkah? Yaampun Juergen kau sangat baik terhadap anakku" Ucap ibunya cekikik."Pasti dia merepotkanmu ya? Haduhh maaf ya Juergen"
"Ahh iya dia merepotkan tapi tenang saja nyonya-- saya sangat menyukai apapun sifat Kila" Ucap Juergen sanbil senyum kecil. Ia melanjutkan makannya.
Kila menatap Ibunya dan Juergen masih mengobrol ria didepannya dan-- kaki sialan Juergen masih ada di bawahnya.
Juergen yang sembari mengobrol dengan ibunya Kila sontak melirik Kila. Melihat wajah Kila yang sudah memerah sedikit-- ia putuskan untuk menggodanya lagi.
Ia menekan-nekan kakinya ke area itu lagi. Sambil di elus-elus dan di pijat lembut, tubuh Kila semakin gemetar dan wajahnya sudah merah karena blushing.
Ibunya menatap Kila.
"Eh?? Kau sakit sayang?" Tanya ibunya.Kila cepat menggeleng. Ia menghabiskan makanannya dan beranjak cepat meninggalkan dapur.
Ibunya menatap Kila yang pergi dengan bingung. Juergen masih berbicara dengan ibunya sambil menenangkannya. Mungkin Kila hanya lelah.
Kila masuk ke kamarnya yang di penuhi adik-adiknya.
"Kakak-- siapa plia itu??" Tanya semua adik-adiknya.Kila mengelus kepala mereka satu-satu.
"Sshh bukan urusan kalian, kalian sudah makan?""Sudah!" Jawab mereka serentak. Mereka menggandeng Kila ke kasur dan menunjukkan banyak buku gambar yang sudah di gambar oleh mereka.
"Kakak, bagusnya ini warna apa yah buat ini?" Tunjuk mereka ke gambar kucing.
Kila tertawa kecil melihat kelucuan adik-adiknya.
"Hmm kucing ya-- kucing orange aja~""Oh benal! Kucing oyen!" Ucap antusias ke-8 adik-adiknya. Mereka langsung mewarnai gambar-gambar mereka.
Kila mengelus mereka lagi. Namun pikirannya masih terbayang oleh benda-benda mengerikan yang ibunya dapatkan. Bagaimana bisa seseorang mengetahui tempat tinggal mereka selain teman dan keluarga ibunya.
Kila menghela nafas pelan dan menatap ke-8 adik-adiknya lagi. Kila cemas jika orang itu bisa melukai mereka dan ibunya. Pikiran Kila di penuhi oleh rasa cemas dan bingung.
"Mewarnai? How cute" Suara berat di belakang Kila tiba-tiba terdengar.
Kila spontan menoleh dan melihat Juergen berdiri senderan di sisi pintu kamarnya. Juergen tersenyum miring.
Ke-8 adik-adiknya menoleh juga dan menatap Juergen. Mereka terdiam.
"Woah-- ada om besal!" Tunjuk mereka ke Juergen.Juergen melangkah masuk dan mendekati adik-adiknya. Kila panik.
"Hey! Siapa yang mengizinkan mu untuk masuk ke kamarku?!"Juergen tidak menghiraukannya dan mengelus adik-adik Kila.
"Aku adalah calon kakak ipar kalian-- namaku Juergen. Salam kenal" Ucap Juergen sambil tersenyum kecil.Adik-adik Kila menatap Juergen antusias dan mata mereka berbinar.
"Beneran?! asikkk! Nama aku Kion Sesil, Sabina, Javier, Athanasia, Leticia, Letisha, Hades!" Ucap mereka satu-persatu."Wow kalian punya saudara banyak-- aku akan kesusahan mengingat kalian tapi tenang saja kita keluarga jadi--" Belum selesai Juergen berbicara ke-8 adik-adiknya memeluk kaki Juergen senang.
"Yayyyy~" Ucap mereka senang.
Kila menghela nafas kecil. Apa yang bisa ia lakukan jika mereka semua senang. Biarkan lah mereka begini dulu.
Kila membuka lemari yang tadinya berisi barang-barang aneh itu disimpan. Namun saat ia membukanya sebuah kotak sedang berwarna cokelat jatuh disamping kaki Juergen.
Kila melotot. Juergen menunduk dan mengambilnya. Namun ketika ia hentak menyerahkan ke Kila isi dari barang itu terjatuh dan-- barang-barang aneh itu berserakan ke lantai.
Juergen menatap Kila. Kila juga menatap Juergen balik.
"Kau harus bicara soal ini, Kila" Ucap Juergen dengan suara berat.
Kila tertegun dan meremas gagang lemari kuat.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't Cry, Kila [Omegaverse]
Fantasy❗❗ THIS IS BL STORY ❗❗ ❗❗IF YOU DON'T LIKE IT JUST LEAVE❗❗ "Oh lihat-- Ternyata kau lebih banyak diam karena kalau kau bicara malah akan keluar suara desahan?" Ejek seorang alpha bernama Juergen Zorya. Didepannya terdapat seorang omega yang akan di...