I Want You All Mine

1.7K 121 7
                                    

21 Agustus 20XX 11:44 -----------------

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

21 Agustus 20XX
11:44 -----------------

Kila yang sedang membaca buku di sofa depan ranjang Juergen tiba-tiba merasa lapar. Ia mengusap perutnya sedikit dan melirik jam di nakas.

"Sudah siang ya.. Orangtua Juergen juga jarang berkunjung. Hmm ngomong-ngomong kenapa neneknya tidak datang ya? Ah jangan sampai dia datang atau aku akan di siram lagi" Ucap Kila dengan nada rendah.

Ia beranjak dan mengambil dompetnya di tas dan memakai coat tipis. Ia berjalan keluar rumah sakit. Anehnya-- ketika Juergen sakit tidak ada satupun yang datang. Bahkan bodyguardnya pun tidak ada yang terlihat juga melindungi majikannya itu.

Ia berjalan sedikit dan masuk ke toko roti. Ia membeli roti isi daging dan kebab roti yang menggugah selera di matanya. Ia membayarnya lalu keluar dari toko itu. Ia berjalan lagi ke toko buah dan tiba-tiba seseorang menepuk pundaknya dari belakang sontak Kila menoleh kaget.

"Gio?! Jangan mengagetkanku begitu dong!" Ucap Kila sambil menggumpalkan pipinya.

Gio tersenyum manis.
"Aku sedang berjalan-jalan sedikit disini karena ingin bertemu temanku, ada apa denganmu disini?" Tanya Gio sok polos.

Kila menatap Gio sambil berkedip.
"Ehh kau punya teman selain aku? Wah kau hebat~"

Gio terdiam dan tersenyum lagi.
"Bagaimana kalau kuantar kau ke tempat yang ingin kau tuju?"

Kila mengangguk dan mereka pergi membeli buah-buahan di toko buah tak jauh dari toko roti itu. Sesudahnya mereka membeli semuanya Kila berjalan disamping Gio sambil memegang bungkus rotinya.

"Terimakasih Gio, kau sangat baik aku senang kau membantuku" Ucap Kila sambil tersenyum manis.

Gio tidak menoleh dan menatap kedepan. Tiba-tiba langkahnya terhenti dan dia menengok ke tempat toilet umum.

"Kila, kau mau bantu aku sebentar? Aku kehilangan barang berhargaku disana dan mataku buram jadi aku tidak bisa menemukannya" Tunjuk Gio ke kamar mandi.

Kila menatap kamar mandi itu dan mengangguk.
"Tentu saja, ayo!"

Mereka berdua masuk dan Kila menaruh belanjaannya di wastafel dan Gio berdiri disampingnya. Kila menatap Gio dari cermin.

"Gio-- ada apa??" Tanya Kila bingung.

Gio mengeluarkan sebuah suntikan dan menyuntikkan sesuatu ke leher Kila. Kila tersentak dan mendorong Gio sampai menabrak bilik kamar mandi. Ia memegang lehernya dan kepalanya terasa berat.

"A-apa yang kau berikan padaku-- Gio?"

Gio menatap Kila datar. Ia menyekik leher Kila dan Kila meronta sambil berteriak.
"Tolong aku!! Seseorang tol--"

Buak!!!

Gio menonjok wajah Kila sampai ia pingsan. Darah menetes dari hidung Kila dan pipinya memar. Gio menatap Kila bergairah. Ia menjilat darah itu dan mencium Kila yang tak sadarkan diri. Gio menggendong Kila didepan dada sambil menutup wajah Kila memakai topi hitamnya. Ia pergi keluar kamar mandi dan bertingkah seakan-akan ia membawa seseorang yang mabuk.

Gio membawa Kila ke tempat jauh dan terpencil di pinggiran kota yang jarang sekali orang masuki dan aksesnya sangat sulit sama seperti didesa. Perjalanan dari awal hingga mereka sampai kesana memakan waktu 6 jam. Gio yang membawa Kila memakai taksi yang ia pinjam karena ia berpura-pura sebagai supir taksi akhirnya memarkirkan mobilnya di depan jembatan.

Ia membawa Kila di pundaknya dan menyebrang jembatan itu. Tiba-tiba Gio mengeluarkan sebilah pisau yang ia bawa sedari awal dan ia memutuskan jembatan tali itu.

"Dengan ini tidak akan ada yang bisa menggangu kita lagi sayang. Kau sepenuhnya adalah milikku" Ucap Gio dengan nada rendah.

Gio membawa Kila masuk ke kawasan itu dan mereka masuk ke tempat seperti gudang. Ia menidurkan Kila di matras kotor dan ia melepaskan semua pakaian Kila. Gio beranjak dan mengambil rantai dan memakaikannya di kaki kiri Kila. Ia juga memakaikannya di leher Kila. Gio menatap Kila penuh gairah dan ia menjilat wajah Kila.

"Akan kutunggu hingga kau bangun sayang, kita akan bersenang-senang sampai kau mati~" Ucapnya pelan.

-------------------------------
56 minutes later -----

Kila mengerjabkan matanya dan menatap keadaan sekitar.
'Huh? Aku dimana..' Batinnya.

Ia tersadar dan Kila ingin kabur tapi kakinya di jerat dengan rantai begitupun lehernya. Kila menunduk menatap tubuhnya yang telanjang dan ia ketakutan.

"Sudah bangun? Kau tidur lama sekali ya" Ucap Gio lembut. Ia berdiri disamping matras Kila sambil meracik sesuatu di botol kimia.

Kila menatap Gio geram.
"Apa kau gila?! Lepaskan aku!! Aku tidak mau seperti ini Gio! Kalau kau tidak melepaskanku-- aku anggap kau memang ingin hubungan pertemanan kita rusak"

Gio menoleh dan menaruh peralatannya. Ia jongkok dan menekan rahang Kila sampai kukunya menancap di pipi Kila dan meneteskan darah.

"Aku tidak mau kita berteman, aku ingin lebih dari itu. Aku ingin kau menderita lebih, aku ingin kau hanya menoleh padaku, aku ingin kau menjadi milikku" Ucap Gio dan matanya berubah menjadi merah.

Kila merinding.
"Apa yang kau katakan-- kau benar-benar bukan Gio yang kukenal"

Gio melebarkan selangkangan Kila dan mengambil alat untuk melebarkan hole nya. Ia memasukkan jarinya ke alat intim Kila.

"Hmm, kau benar hamil. Aku harus singkirkan bayi ini" Ucap Gio.

"Nghh?! Jangan sentuh aku sialan!! Lepas!!" Kila mengangkat kakinya hendak menendang wajah Gio namun Gio menepisnya.

Gio mengambil tali dan mengikat kedua tangan Kila dan mengikat kedua kaki Kila juga.
"Wow~ What a view~" Ucap Gio goda.

"Kumohon hentikan-- hentikan Gio-- Kumohon--" Air mata menetes dari mata Kila dan nadanya bergetar hebat.

Gio mengambil pisau dan gunting dan menunduk ke arah selangkangan Kila. Ia akan segera mengeluarkan bayi yang dikandung oleh Kila itu.

"Hey-- Menurutmu lebih bagus menggunakan bumbu apa ya kalau bayinya kita masak?" Ucap Gio sambil mengetuk dagunya.

"FUCKER!!! LEPASKAN AKU SI--"

Jleb!!

Gio menancapkan gunting ke paha Kila dan matanya melotot ke Kila.
"Shut up you stupid bitch, you better not defy me"

Gio terdiam dan menatap Kila lagi. Ia tersenyum lebar.
"But hey-- Aku suka peliharaan ku yang nakal. Aku ingin mendidiknya sampai ia nurut~" Ucap Gio sambil mengusap ujung pisau ke perut Kila.

Kila terdiam membatu dan menggigit bibirnya menahan sakit.

***

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Don't Cry, Kila [Omegaverse]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang