•
•
Selang 31 menit akhirnya Kila sampai di lokasi Juergen dirawat. Ia langsung turun dari mobil dan masuk kedalam. Ia menatap sekeliling panik dan mendekati seorang perawat.
"Aku-- aku mencari ruangan yang ditempati su-suamiku namanya Juergen! Ka-kau tau dia dimana?!" Tanya Kila terengah-engah.
Perawat itu terkejut dan menenangkan Kila.
"Ah pasien bernama Juergen Zorya? Pasien tersebut sedang di ruangan ICU karena sedang dalam keadaan kritis. Mohon tunggu dan bersabar nyonya"Kila yang mendengar itu kakinya langsung gemetar dan sulit bernafas. Dadanya sakit dan matanya berkaca-kaca. Lalu seseorang mendekati Kila ternyata itu orangtua Juergen.
"Kila kau datang-- cepat kemari, temani istriku dia menangis terus" Ucap Tian sambil menggenggam lengan Kila.
Jila menatap Jill, ibunda Juergen yang menangis sesegukan di tempat duduk pasien ICU. Jill mengangkat kepalanya dan menatap Kila nanar. Dada Kila begitu sakit melihat wajah sang ibu yang sudah merah dan air matanya bergelinang. Kila langsung memeluk Jill.
"Tenang bunda-- Semuanya akan baik-baik saja-- Jangan biarkan pikiranmu yang tidak-tidak mempengaruhi emosimu. Doakan agar Juergen tidak mengalami kondisi yang parah.." Ucap Kila lembut menenangkan.
Jill membalas pelukannya erat. Ia mengangguk pelan dan menangis sesegukan dalam pelukan Kila. Kila ikut menangis, ia tidak bisa membayangkan bagaimana rasa sakit yang Juergen alami saat kecelakaan itu.
-------------------
22:07 ---------3 setengah jam lebih telah berlalu. Tian, Jill, Kila dan sekretaris Juergen masih setia menunggu kabar dari Dokter. Lalu sekretaris Juergen menyodorkan bungkus sushi yang Kila pesankan sebelumnya ke Juergen.
"Ini milik anda nyonya, tuan Juergen melindunginya untuk anda" Ucap sekretaris itu.
Kila berkaca-kaca dan membukanya perlahan. Ia menatap sushi itu tidak hancur meskipun beberapa topingnya ada yang berantakan.
'Ia melindungi ini hanya untukku?' Batin Kila.
Ia memakan sushi itu namun lidahnya tidak berselera.
Lalu sekretaris itu duduk disampingnya. Sekretaris itu memakai kacamata dan rambut hitamnya yang sedikit kecoklatan menambah keunikan dari tubuhnya. Ia juga memiliki bulu mata panjang. Badannya juga seukuran dengan Kila hanya saja agak kurus untuk seorang wanita."Kau-- sudah bekerja lama bersama Juergen?" Tanya Kila sambil menatap makanannya.
Sekretaris itu mengangguk.
"Saya sudah bekerja untuk tuan Juergen selama 5 tahun, perkenalkan nama saya Fenna. Fenna Chica""Kau punya nama yang indah ya.." Ucap Kila sambil tersenyum kecil.
"Andai saja-- Juergen hari ini tidak bekerja-- Andai saja hari ini aku tidak menitip makanan darinya-- Dia pasti tidak akan mengalami hal seperti ini" Ucap Kila gemetar.
Fenna langsung menenangkannya.
"Itu tidak benar nyonya, Anda tidak boleh berkata seperti itu. Tuan Juergen semenjak bekerja di kantor-- ia sangat stres dan pusing karena kedatangan neneknya. Setelah tuan menelpon anda ia sangat senang dan lega. Saya bisa membacanya dari ekspresi yang ia tampilkan"Kila meremas ujung bajunya. Kemudian pintu ruangan terbuka dan Dokter keluar dari ruangan itu. Tian, Jill dan Kila langsung berdiri.
"Bagaimana kondisi putraku?! Bagaimana keadaannya?!" Tanya Tian dan Jill histeris.
"Pasien mengalami patah kaki kanan dan retak di tulang paha kiri, robek di bagian lengan kanan dan retak tulang rusuk sebanyak 4 buah. Beberapa pecahan tulang itu masuk ke organ vitalnya seperti hati, lambung dan empedu. Tengkorak nya juga mengalami keretakan namun tidak parah. Sekarang pasien sedang dalam keadaan stabil dan masih butuh beberapa operasi kedepannya untuk menyatukan beberapa tulang yang kemungkinan bisa terlepas. Untuk saat ini anda bisa menjenguknya" Ucap Dokter itu.
Beberapa perawat membawa ranjang berjalan Juergen dan membawanya ke kamar inap. Juergen dibaringkan dan di tangani oleh perawat itu sebentar. Kila dan yang lainnya langsung menyusul dan menunggu perawat itu selesai.
Setelah beberapa menit kemudian akhirnya mereka bisa melihat Juergen terbaring tak sadar di ranjang. Air mata tumpah dari mata Kila.
"Juergen!!" Kila menangis terisak sambil memeluk leher Juergen pelan. Ia sesegukan dan ia mencium pipi suaminya lembut.
"Bangun Juergen-- Bangun-- Aku punya sesuatu yang kau pasti ingin ketahui hiks! Kumohon bangun Juergen!" Isak Kila dengan nafas terengah-engah.
Tian dan Jill menangis dalam diam. Mereka berpelukan dan hati mereka hancur ketika mendengar hasil dari Dokter yang disebutkan tadi ditambah sekarang putra mereka terbaring lemah tidak sadar.
------------------
5 days later
09:56 --------Hari demi hari berlalu dan Juergen tak kunjung bangun dari tidurnya. Kila duduk disamping ranjang Juergen dan hanya keheningan yang menghiasi ruangan mereka-- tidak, ditambah dengan monitor yang menunjukkan denyut jantung Juergen. Kila mengupas sebuah apel dan ia memotongnya. Ia melahap sedikit apel itu dan mengusap perutnya.
Sekarang perutnya sudah membesar sedikit dan Juergen masih belum tau kalau ia hamil. Hanya kedua orangtua Juergen dan Fenna yang mengetahuinya. Kila menghela nafasnya kecil dan menatap apel dan pisau di tangannya.
"Kapan kau bangun Juergen? Apa kau akan terus tidur dan meninggalkanku? Kau bahkan tidak tau kalau sebentar lagi kau akan menjadi seorang ayah" Ucap Kila dengan nada rendah.
"Aku, Ayahmu dan Ibumu merindukanmu-- sangat sangat merindukanmu. Kau punya banyak tanggungjawab yang harus kau selesaikan Juergen.." Mata Kila berkaca-kaca dan air mata menetes di pahanya.
"Kumohon bangun agar aku bisa memelukmu, mencium mu dan melepas rinduku padamu Juergen. Kumohon bangun dan lihat aku.." Kila menangis sesegukan kecil. Ia menyeka air matanya pelan dan melanjutkan mengupas apelnya.
"Juergen.. Aku tidak tau tapi-- entah kenapa ketika bersamamu perasaanku bergejolak. Rasanya dadaku berbedar kencang dengan setiap tindakan dan perkataan mu. Kau selalu melindungi dan bersikap baik padaku. Kau juga merawat semua adik-adikku dengan sayang. Aku-- aku sangat bahagia bisa bertemu dengan orang sepertimu" Gumam Kila.
Namun seseorang di balik pintu sedang menguping ucapan Kila-- dan itu adalah Gio. Gio tersenyum lebar dan memakai topi hitamnya yang ia lepas sebelumnya. Ia berjalan meninggalkan pintu itu dan menuju tangga darurat yang jarang dilewati orang. Ia membuka catatannya.
"Juergen tidak sadarkan diri selama berhari-hari dan Kila sedang hamil. Kedua orangtua Juergen sekarang yang meng-handle perusahaan dia sebentar-- hmm menarik~ rencanaku akan berhasil kalau begini" Ucap Gio percaya diri.
Ia mendongak dan menjilat sisi bibirnya sambil membayangkan wajah Kila.
"Well-- dapet barang sisa tidak buruk juga" Ucapnya bergairah.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't Cry, Kila [Omegaverse]
Fantasy❗❗ THIS IS BL STORY ❗❗ ❗❗IF YOU DON'T LIKE IT JUST LEAVE❗❗ "Oh lihat-- Ternyata kau lebih banyak diam karena kalau kau bicara malah akan keluar suara desahan?" Ejek seorang alpha bernama Juergen Zorya. Didepannya terdapat seorang omega yang akan di...