•
•
Juergen masih terdiam dan menatap sekitarnya. Ia
menggenggam sisi kasur dan mencoba beranjak dari kasurnya. Namun rasa nyeri menghalanginya untuk melakukan itu. Tiba-tiba seorang perawat masuk ke kamarnya dan terkejut."Ahh! Anda sudah siuman!" Perawat itu mendekat ke Juergen dan memeriksanya sebentar.
"Kau tau siapa yang menungguku disini? Tapi dia belum datang daritadi" Tanya Juergen.
"Yang menunggu anda adalah istri anda pak, tadi dia keluar dan belum kembali sampai sekarang" Ucap perawat itu.
Juergen mengerutkan keningnya. Ia merasa ada yang tidak beres dan perasaannya tidak enak. Ia melihat ponsel di sofa depan ranjangnya. Ia meminta perawat itu untuk mengambilnya dan perawat itu menurutinya. Ia mengecek ponsel itu dan benar saja itu ponsel Kila.
'Kila? Memangnya ia pergi kemana sampai ga bawa ponselnya?' Batin Juergen.
"Apa disini kamar Juergen?" Tanya seseorang diluar.
Perawat dan Juergen itu menoleh dan perawat itu menjawabnya.
"Benar, siapa ya?"Pintu kamar itu terbuka dan terlihat Delvin dan Juha yang datang membawa bunga. Namun Juha memakai pakaian sangat tertutup lengkap dengan masker dan topi. Juergen tidak menyadarinya.
"Kalian-- siapa?" Tanya Juergen.
Mereka masuk dan Delvin menaruh bunga itu di vas nakas samping ranjang.
"Aku Delvin, kami kesini untuk menjenguk mu. Maaf ya kami baru bisa menjenguk mu tidak tepat saat hari waktu kau pertama dirawat" Ucap Delvin sambil mengusap tengkuknya.
Juha menatap Juergen datar dan mata mereka saling bertatapan. Juergen mengangkat alisnya bingung dan melirik Delvin curiga.
"Aku tidak mengenal kalian! Pergi sana!!" Juergen menggeram.
"Kau tidak pernah berubah ya, Juergen" Ucap Juha.
Juergen membelalakkan matanya dan menatap Juha seakan-akan ia menemukan sesuatu yang hilang. Juha menurunkan maskernya dan melepaskan topinya. Juergen menatap kakaknya yang selama ini hilang bertahun-tahun tidak ada kabar kini datang menemuinya.
"Fuck, sudah lama aku tidak keluar rumah pas keluar jadinya sumpek dan gerah. Geez aku ingin segera pulang" Ujar Juha menggerutu.
Juergen memeluk perut kakaknya itu dan tangannya gemetar. Ia masih tidak percaya kalau kakaknya sungguh datang kepadanya. Juha tersentak dan menunduk menatap adiknya itu. Ia menghela nafas dan mengusap kepala Juergen.
"Kau masih saja cengeng huh" Ejek Juha.
Tanpa sadar Juergen menitikkan air matanya. Sosok yang ia rindukan sekarang sudah berhasil ia temui dan ia sentuh. Rasanya dada Juergen menjadi ringan dan tidak sesak. Nafasnya menjadi sedikit lega. Ia mendongak dan melepas pelukannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't Cry, Kila [Omegaverse]
Fantasy❗❗ THIS IS BL STORY ❗❗ ❗❗IF YOU DON'T LIKE IT JUST LEAVE❗❗ "Oh lihat-- Ternyata kau lebih banyak diam karena kalau kau bicara malah akan keluar suara desahan?" Ejek seorang alpha bernama Juergen Zorya. Didepannya terdapat seorang omega yang akan di...