Two Marks

1.6K 129 2
                                    

26 Agustus 20XX13:56 ----------------

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

26 Agustus 20XX
13:56 ----------------

Sudah 6 hari mereka lewati namun pencarian Kila tidak membuahkan hasil. Juergen yang masih dalam pengawasan dokter yang terduduk di ranjang kamar rumah sakit itu dan menopang laptop di pahanya. Ia mengotak-atik laptop itu dan matanya tidak bisa lepas dari layarnya. Lalu Delvin masuk ke kamarnya sambil membawa nampan berisi makanan.

"Juergen, Kau harus makan jangan fokus kesana terus" Ucap Delvin sambil menaruh nampan di nakas samping ranjang.

Juergen hanya mengangguk. Matanya hanya tertuju pada laptopnya.

Delvin menghela nafas.
"Ayo cepat makan, jangan sampai dilewatkan jam makanmu"

Juergen menengok ke Delvin dan menatapnya terus.
"Kau-- sudah berapa lama menjadi partner kakak ku?"

Delvin terkejut sedikit dan tertawa kecil.
"Seperti yang kau lihat-- kakak mu sangat takut terhadap alpha. Aku bertemu dengannya saat dia menangis di jalan belakang kantorku dengan kondisi basah kuyup. Aku tidak tau kenapa dia begitu sedih tapi setelah perlahan aku mendekatinya dan aku sadar-- dia mengalami hal menyakitkan dalam hidupnya"

Juergen masih menatapnya. Ia penasaran dengan kelanjutan cerita itu.

"Dan-- Dia juga sangat pemilih, dari tindakannya terlihat jelas kalau dia sangat membenci dan takut terhadap alpha. Aku yang menjadi alpha kebingungan untuk mendekatinya karena dia trauma. Yahh aku berbohong menjadi beta untuk pdkt~" Ucap Delvin sambil tersenyum kecil.

Juergen mengangkat alisnya.
"Terus? Dia langsung setuju?"

Delvin menggeleng.
"Tidak, Dia sangat marah ketika tau aku seorang alpha. Dia bersikap kasar bahkan berani bermain fisik namun aku tidak mau membalasnya. Setelah apa yang kulalui bersamanya dan begitu melihat Juha aku sadar bahwa aku mencintainya. Dia adalah mate ku-- walau dia sudah di mark orang lain tidak apa-apa asalkan dia tetap bersamaku"

Juergen mengusap tengkuknya.
"Kalian berdua sama-sama aneh, cocok deh" Ucap Juergen mengacungkan jempolnya.

"I-itu pujian atau ejekan..?" Tanya Delvin dengan wajah bingung.

Juergen mengangguk sedikit. Ia melanjutkan fokusnya ke laptop. Delvin mengintip laptopnya.
"Kau sudah menemukan keberadaan Kila?"

Juergen menggeleng dan memijit keningnya.
"Terakhir ada di cctv rumah sakit terlihat Kila keluar dari sini dan dia pergi ke toko roti. Kemudian seseorang memakai topi datang menghampirinya dan mereka berjalan ke jalan yang tidak ada akses cctv nya"

Delvin menghela nafas cemas. Ia merogoh sakunya dan menelpon Juha. Juha yang sedang duduk didepan banyak komputernya yang menyala dan coding-coding yang ia sedang mainkan terganggu mendengar telpon di ponselnya.

Don't Cry, Kila [Omegaverse]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang