Let Me Disappear

991 87 1
                                    

Delvin memacu motornya pada lokasi yang Juergen minta dan ia sampai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Delvin memacu motornya pada lokasi yang Juergen minta dan ia sampai. Delvin memakirkan motornya dan berjalan masuk kedalam. Disana ia melihat Juergen yang duduk disebelah kaca sambil mengaduk minumannya dengan sedotan hitam.

"Hey~ Ada apa kau memanggilku adik ipar~" Ucap Delvin ceria.

Juergen terkejut dan menatap Delvin jengkel.
"Cih kau badan aja yang besar tapi tingkahmu seperti anak kecil, duduklah dan pesan apapun yang kau mau"

Delvin manyun dan duduk didepannya.
"Astaga kau tidak ada bedanya dengan Juha huh, jadi-- ada yang mau dibicarakan?"

Juergen berhenti mengaduk minumannya dan ia menghela nafas berat.

"Kau-- tau kalau pernikahanku dengan Kila hanya sebatas keegoisanku. Aku akui dia memang cantik, menawan dan dia berbeda dari omega lainnya yang kebanyakan selalu berusaha mengklaim dirinya milikku. Dari awal pernikahan aku hanya ingin mempermainkannya karena dia omega yang tepat untuk melahirkan keturunan alpha dan rencanaku ialah setelah dia melahirkan anakku yang alpha maka akan kubunuh dia agar tidak ada yang mencarinya" Ucap Juergen sambil menatap minumannya.

Delvin terdiam dan meremas kedua tangannya. Ia terus menatap Juergen dan pandangannya berubah.

Juergen mengambil nafas berat.

"Bohong kalau kubilang aku ingin dia menetap dengan anak itu karena anak itu hanya mengingatkanku terhadap orang yang sudah menyiksanya. Aku tau meskipun dia masih bayi tapi-- perasaanku tidak ikhlas dan aku ingin memisahkan mereka. Aku bisa berikan dia keturunan lebih baik, Aku bisa berikan dia apapun yang dia mau bahkan jika harus kubeli seisi dunia. Tapi dia lebih memilih anak itu dan perasaannya terhadapku berubah drastis semenjak itu, memangnya aku salah apa?"

Delvin menatap Juergen datar dan menghela nafas.
"Kau tau Juergen, memaksa seseorang mencintaimu bukanlah hal yang dapat kau sebut cinta"

Juergen tersentak sedikit.

"Kau tidak akan paham posisinya karena memang dunia kalian sungguh berbeda. Kau yang selalu di kelilingi dengan sesuatu yang mewah sedangkan Kila harus melakukan sesuatu yang kotor dengan tubuhnya hanya untuk sesuap nasi, Kau yang punya segalanya hingga hanya tinggal menghamburkan uangmu namun baginya uang sangatlah berharga" Ucap Delvin dengan nada datar.

Juergen meremas tangan kanannya.
"Tetap saja semua omega sama, Mereka tak akan pernah be--"

"Jangan menatap ke atas dan lihatlah kebawah Juergen. Apa yang kau pikirkan memisahkan antara ibu dan anaknya? Kau pikir tindakanmu patut di apresiasi jika kau melakukannya?" Ucap Delvin memotong.

Juergen terdiam. Ia tidak bisa berkata-kata karena yang di katakan Delvin benar.

"Hahhh aku tidak percaya ini, kenapa kau bersikeras memisahkan mereka padahal kau adalah suami sah nya? Dengar-- tugasmu adalah sebagai suami sekaligus pelindungnya. Kila membutuhkanmu karena dia adalah istrimu dan anak itu-- mau siapapun anak yang dia lahirkan tidak akan mengubah fakta bahwa dia tetaplah anak Kila. Kau sebagai seorang suami harusnya belajar menerima istrimu apa adanya!"

Juergen membelalakkan matanya. Dadanya terasa sakit dan berdebar kencang. Nafasnya memburu pelan dan ia menunduk sedikit dari Delvin.

"Harusnya kau sadar betapa menderitanya dia karenamu. Sudahlah dia di perlakukan tidak baik oleh keluargamu, lalu oleh orang yang memperkosanya hingga ia hamil dan sekarang kau yang menjadi ketakutan terbesarnya. Ya mungkin dia mencintaimu dulu namun tidak sekarang" Ucap Delvin lagi.

'Benar, kenapa aku tidak bisa berpikir sampai sana? Kenapa hal yang kulakukan selalu membebani Kila?' Batin Juergen.

"Jangan selalu minta untuk dimengerti, cobalah mengerti perasaan orang lain disekitar mu kalau kau ingin dicintai" Ucap Delvin sambil membuka buku menu.

Juergen menatap bayangannya di minuman dengan nanar. Nafasnya terasa berat dan ia menghela nafasnya pelan. Ia mengusap keningnya dan bersandar di sofa.

"Hey, Kau tau kalau aku punya kepribadian lain bukan?"

Delvin mengangguk dan sambil memilih minuman.

Juergen kembali menatap Delvin serius dan ia menyatukan kedua tangannya di meja.

"Aku ingin diriku yang lain ini menghilang dan lenyap. Aku tidak ingin dia muncul dan membisikkan hal aneh terhadapku untuk menyakiti Kila. Aku juga tidak mau dia muncul lagi dan melakukan hal yang dapat membuat Kila membenciku-- lagi" Ucapnya pelan.

Delvin menutup menu nya dan tersenyum ke Juergen.
"Apa kau memang serius?"

Juergen mengangguk.
"Kalau dengan hilangnya diriku yang lain dapat mengubah Kila menjadi mencintaiku lagi-- maka akan kulakukan apapun untuk melenyapkan nya"

Delvin mengangguk.
"Okay, kalau itu memang kemauanmu jangan tarik ucapanmu ya"

Juergen menggeleng. Ia menatap Delvin dengan penuh keseriusan dan harapan.

Delvin beranjak dari tempatnya.
"Ikut aku"

-----------------------

Sementara di rumah, Kila merebahkan dirinya di kasur sambil mengusap baju bayi disampingnya. Berharap kabar baik datang menghampirinya namun tidak ada yang berubah semenjak bayinya di culik.

Kila mengusap matanya pelan dan tak sadar menitikkan air matanya lagi. Matanya sudah sembab dan merah karena lelah menangis, tak tau berapa banyak tisu yang sudah ia buang karenanya.

"Kenapa semua orang jahat padaku-- ter-termasuk Juergen?" Ucapnya pelan sambil sesegukan kecil.

Ia memeluk baju bayi itu erat dan pikirannya dipenuhi oleh penyesalan. Andai saja ia tidak menikahi Juergen, andai saja dia tidak terlibat dengan Juergen pasti semuanya akan baik-baik saja, pikir Kila.

Ting tong!

Suara bel rumah mengejutkan Kila. Ia beranjak dan mengintip dari jendela atas dan terlihat Juha sedang berdiri didepan pintu sambil menghisap rokoknya.

Kila buru-buru kebawah dan membukakan pintunya.
"Kau-- Ju-Juha?"

Juha menatap Kila yang berpenampilan acak-acakan.
"Kau ga mandi?"

Kila menggeleng pelan.

Juha menghela nafas.
"Aku bawa makanan dan minuman yang enak, siapkan piring"

Kila mengangguk dan berjalan ke dapur disusul dengan Juha. Ia duduk di sofa dan melepas jaket hitamnya dan menaruh kotak makanan di meja.

Kila membawa dua piring dan duduk disampingnya.

"Kudengar bayimu diculik" Ucap Juha nyeplos.

Kila terpaku dan terdiam. Ia meremas piring itu gemetar dan mengangguk pelan.

"Hey ceritakan padaku apa yang terjadi padamu ketika bayi itu hilang. Termasuk jika Juergen menyakitimu"

Kila menoleh ke Juha.
"Ha-harus?"

Juha melotot tajam.
"H-a-r-us" Eja Juha.

"Ah i-iya tapi kita makan dulu a-aja" Ucap Kila terbata-bata.

Juha menghela nafas kecil.

***

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Don't Cry, Kila [Omegaverse]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang