•
•
Gio mendekap Fazura didepan dadanya dan menghadap ke semua bawahan itu. Pistolnya menekan ke samping kepala Fazura.
Mereka menatap Fazura di jadikan sandera namun tak bisa berbuat apapun. Fazura melirik Gio dan tersenyum manis.
"Oh darling~ Just shoot me-- with your gun or your cum?"
Gio meliriknya sedikit dan senyum simpul.
Bam! Bam! Bam!!
Ia menembak semua bawahan Fazura tepat di kepala dan dada.
"What the-- sialan!!" Mereka berteriak dan menembak ke arahnya.
Jleb! Jleb!
Mereka bodoh, peluru yang mereka tembak justru menembak tubuh Fazura. Sontak bawahannya langsung terdiam dan gemetar.
"Ughh-- shit!" Geram Fazura.
Gio mendekati wajahnya ke kuping Fazura.
"Perintahkan bawahan mu untuk mundur dan tidak memasuki ruangan ini-- atau--"
Ia menekan rahang bawah Fazura dan menatap semuanya.
"Wajah cantikmu akan hilang dalam sekejap"
Fazura mendengus gusar dan menatap bawahannya. Ia memerintahkan mereka untuk mundur dan mereka dengan berat hati menurutinya. Ruangan itu sepi, hanya mereka berdua yang akan menyelesaikan urusannya.
"Lepaskan aku! Aku sudah menyuruh mereka pergi!" Ucap Fazura berontak.
Gio menjambak rambutnya dan mendorong kepala Fazura ke meja dengan kasar.
Brak!!
Wajahnya menghantam meja dan darah mengalir dari hidungnya. Gio menarik kepalanya dan menatap Fazura sambil mengusap darahnya dengan pistol.
"Padahal kau seorang bos mafia tapi kau payah banget huh.." Ucap Gio kecewa.
"Fuck! Lalu kenapa? Tapi aku yang seperti ini kau suka kan? Apa kau suka tubuhku?" Ucapnya sambil smirk.
Gio lagi-lagi menatapnya dengan datar-- seperti tidak ada nafsu di matanya. Ia menatap sekeliling dan menatap Fazura lagi.
"Dimana anak itu? Anak Kila"
Fazura membelalakkan matanya sedikit. Ia hanya diam dan membuang mukanya.
Gio menghela nafas dan mendorongnya ke atas meja. Ia mengikat kedua tangan Fazura dengan ikat pinggangnya.
"Wh-what are you doing?!" Fazura panik.
Srak!!
Gio merobek pakaian Fazura dengan mudah dan menjilat ujung pistol nya. Ia membuka selangkangan Fazura dan menekan pistol itu ke kemaluannya.
Thrust!
Fazura mendongak, bibirnya gemetar dan matanya berkaca-kaca menahan sakit. Ia menatap Gio namun Ia tersenyum.
"Aku benci mengulang perkataan ku tapi aku beritahu padamu mommy, tidak ada gunanya kau memperbudak aku lagi. Aku sudah tidak tertarik dengan organisasi ini"
Gio menekan pistol itu makin dalam sambil mengusap pelatuknya.
"Ya tapi kau benar~ Aku suka badanmu, Kau sangat cantik untuk wanita yang berkecimpung dalam dunia gelap seperti ini, Aku menyukai nya~"
Fazura menggeram marah.
"Ha! Kau memujiku untuk mendapatkan lokasi anak itu kan?! Aku tidak akan bisa di bodohi!"
Gio menggeleng pelan. Ia mengusap bibir Fazura dan menatapnya secara dekat.
"Mommy, kenapa kau sulit sekali mengerti situasi mu sekarang? Apa yang terjadi jika aku menembak pistol ini ke dalam tubuhmu? Apa rahim mu akan hancur? Apa pelurunya akan tersangkut di organ tubuhmu atau nembus sampai kesini?" Ucap Gio sambil mengelus kepala Fazura.
Nafas Fazura memburu cepat dan tubuhnya berkeringat. Ia melirik ke arah lain seperti mencari sesuatu.
"Hey aku bicara denganmu, jika kau diajak bicara maka tatap lawan bicaramu jablay"
Gio menekan pistol itu makin dalam dan menekan rahang Fazura kuat.
"Okay, I see, Then-- goodbye mommy~" Ucapnya dengan nada manis.
Ia menekan pelatuknya dan--
"TUNGGU!!" Ucap Fazura spontan.
Gio menatapnya dengan senyum lega.
"Ba-bayi itu ada di ruangan khusus-- Di-disana-- Ka-kau butuh sidik jariku untuk masuk.."
Gio mengangguk, Ia melirik sebuah pisau di lantai dan mengambilnya. Ia menggenggam tangan Fazura.
"A-apa yang kau--"
Belum selesai Fazura bicara ke-5 jari di tangan kanannya langsung putus.
"AAAAGGGHHHH!!" Teriak Fazura histeris.
Gio mengikat kedua kaki Fazura menyatu dengan pahanya dan mengusap pipinya.
"Terimakasih mommy, Aku tau kau sangat baik" Ia tersenyum lembut.
Gio meninggalkan Fazura dengan pistol masih berada didalam kemaluan nya dan kondisi Fazura yang kesakitan.
"Hngh ahh! Shit-- Akan kubunuh kau sialan!" Teriak Fazura.
Gio mendekat ke tembok dan mengusap tembok itu. Tiba-tiba muncul sebuah passcode dan tempat untuk sidik jari. Ia menatap ke-5 jari Fazura di tangan kirinya dan menekan ke passcode itu satu-persatu.
Pip!
Pintu itu terbuka setelah menggunakan jari tengahnya.
"Ehh~ Kau suka jari tengah rupanya~"
Gio memasuki ruangan itu dan terlihat seorang balita tertidur di ranjangnya. Ia menatap bayi itu dengan lekat. Gio menggendongnya dan mengusap pipi.
"Well~ Your dad is here to save you~"
Giyu membuka matanya dan menatap Gio. Ia tersenyum.
"Dada~" Ucap Giyu antusias.
Gio terdiam sebentar dan menatap sekitar. Ia mengambil sebuah tas dan memasukkan Giyu ke dalamnya. Ia menaikkan sleting itu namun tidak sampai atas.
"Hold on~ Daddy akan mengantarmu ke Ibumu jadi kita harus cepat~"
Sontak bawahan Fazura membobol ruangan awal dan mengepung Gio lagi dari luar. Laser merah mengarah kepada kepala dan dada Gio. Gio menatap mereka semua.
"Ini waktunya kau untuk menyerah!" Ucap salah satu diantaranya.
Gio menatap mereka semua datar.
"Oh? Sepertinya aku terlalu lalai dalam hal seperti ini"
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't Cry, Kila [Omegaverse]
Fantasy❗❗ THIS IS BL STORY ❗❗ ❗❗IF YOU DON'T LIKE IT JUST LEAVE❗❗ "Oh lihat-- Ternyata kau lebih banyak diam karena kalau kau bicara malah akan keluar suara desahan?" Ejek seorang alpha bernama Juergen Zorya. Didepannya terdapat seorang omega yang akan di...