•
•
JUERGEN'S POV
Aku mengetik di komputer ku dan pandanganku tak bisa lepas dari layar. Suara jam berdetik menghiasi suasana ruangan kerja pribadiku. Tanganku terhenti sebentar dan menghela nafas.
Aku melirik ke arah lain dan memijit keningku.
"Apa yang kurang.." Gumamku menghadap ketikan di layar.
Akhir-akhir ini pekerjaanku semakin ngawur, Aku tak bisa fokus dan rasanya seperti ada sesuatu yang hilang. Aku melonggarkan dasiku dan melirik nakas. Aku membuka laci nakas dan menatap foto pernikahan kami dan Kila tampak tersenyum lebar.
Rasanya dada ini semakin sakit ketika melihat senyumannya.
"Ughh fuck!" Ucapku kesal.
Aku merogoh ponsel di saku dan menelpon sekretaris ku.
"Carikan lokasi istriku sekarang aku akan menyusulnya!""Bukan kah anda punya jadwal meeting bos?" Tanya Sekretaris.
"Persetan dengan itu sekarang aku ingin melepas rasa rindu ku!" Bentak ku padanya dan mematikan telpon itu.
Aku bergegas keluar ruangan dan berjalan cepat masuk mobil. Sekretaris ku mengirim lokasinya di layar dashboard mobil.
"Bos, ini adalah rekaman terakhir saat istri anda keluar rumah. Di rekaman lain juga tampak ia sedang bersama dengan seseorang" Terselip pesan di layar itu.
Aku mencengkram kuat kemudi dan melaju ke titik lokasi itu. Jarak yang lumayan jauh dari tempatku sekarang membuat nafas ku memburu, nafas ku sakit, dadaku tak bisa berhenti berdetak dengan cepat.
Butuh waktu 3 jam mengemudi dan akhirnya aku sampai di lokasi itu. Terlihat banyak orang berjalan dan kepalaku mengintip ke semua wajah yang kulewati. Berharap Kila bisa melihatku-- Aku seperti mencari jarum di tumpukan jerami.
Tidak jelas dimana rumah yang ia tinggali, tidak jelas juga dimana lokasi paten nya. Ini seperti kota kecil yang tidak banyak akses didalamnya.
Pandanganku teralihkan ketika seseorang yang kucari berjalan melewatiku. Ya-- aku ingat betul pheromones ini, sangat harum. Pheromones yang membuatku tergila-gila dan aku menginginkan nya. Tapi-- dia berjalan bersama seseorang yang seharusnya tidak ada disana.
Aku ingin berteriak namun badanku kaku terdiam. Melihatnya tertawa bahagia dengan orang itu membuat badanku mendidih.
Mereka berjalan menuju trotoar sepi dan orang asing itu nampak cekcok dan bertengkar. Ia merogoh kantung belanjaannya dan menodongkan pisau. Aku membelalakkan mata dan tanpa pikir panjang langsung mendekat dan--
Jleb!!
Telapak tanganku tertancap pisau itu. Tidak-- ini tidak sakit dibandingkan dengan kepergian Kila.
"JUERGEN!!" Teriak Kila didekapan ku.
----------------------
3 hours earlierSetelah mereka selesai berbelanja, Yohan memikirkan sesuatu agar mereka dapat berjalan-jalan lebih lama diluar.
"Hey-- Bagaimana kalau kita makan sesuatu?" Tanya Yohan.
Kila yang asik bermain dengan bayinya langsung menengok.
"Ahh? Bukannya kau harus membuka tokomu Yohan? Aku mah bisa makan apa aja~ Sisaan juga boleh~"
Yohan tersenyum kecil.
"Tidak, Aku ingin menghabiskan waktu lebih lama bersamamu Kila. Kau mau kan?"Yohan menatapnya dengan penuh harap dan Kila tentunya tak bisa menolak.
"Ughh yaudah tapi jangan di restoran mahal karena aku gapunya uang.." Gumam Kila.
Yohan tersenyum manis. Mereka berjalan-jalan dan makan di restoran setempat. Kila tertawa bahagia dan Yohan membalasnya dengan senyuman hangat. Waktu yang mereka habiskan sungguh membuat kenangan indah untuk Kila-- sekaligus melupakan kenangan buruknya tentang Juergen.
"Aduh Yohan bi-biar aku saja yang membawanya!" Ucap Kila cemas.
Yohan tertawa kecil.
"Kau mencemaskan ku karena kita sudah bersenang-senang dan kau tidak sadar kalau aku sudah membawa benda ini dari awal kita keluar supermarket?"Kila terdiam panik dan bingung.
"Kau hanya perlu membawa bayimu. Aku tidak mau seorang ibu membawa benda berat" Ucap Yohan dengan lembut.
Kila mengangguk pelan dan wajahnya merah sedikit.
"Terimakasih Yohan, Kau sangat baik dan kau juga menolongku. Aku tidak tau harus berbalas budi seperti apa"Yohan menatap Kila dalam.
"Kemari" Ucap Yohan.Mereka berjalan ke trotoar sepi dan Yohan menatapnya terus.
"Kau-- kenapa kau tidak melepas cincin pernikahan itu dan menjadi kekasihku? Aku bisa melakukan apapun untuk membahagiakan mu" Ucap Yohan.
Kila terdiam.
"Aku hanya butuh waktu untuk melupakannya Yohan, bagaimanapun dia tetap suami sah-ku dan aku masih mencintainya"Kening Yohan berurat kesal.
"Sayang bagaimana?! Dia menyakitimu! Lihat dirimu terluka karenanya dan kau pikir dia bisa di maafkan hah?!""Apa hak mu berbicara seperti itu Yohan?! Dia adalah urusanku dan kau tidak berhak memisahkan kami meskipun kau sudah berbuat baik padaku!" Balas Kila.
Yohan tak bisa menahan emosinya. Ia merogoh kantung belanja dan menodongkan pisau itu padanya.
Kila tersentak dan memeluk bayinya erat tapi seseorang mendekapnya dan menghadang Yohan.
Jleb!!
Pisau itu menusuk tangan seseorang dan saat Kila menengok itu adalah Juergen.
"JUERGEN!!"
***
Author's Note :
SORRY BABE FOR LATE UPDATE I'VE BEEN BUSY BUT I'LL MAKE SURE THAT YALL ENJOYING THIS STORY AND THANK YOU FOR WAITING FOR ME, LOVE YALL ❤️❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't Cry, Kila [Omegaverse]
Fantasy❗❗ THIS IS BL STORY ❗❗ ❗❗IF YOU DON'T LIKE IT JUST LEAVE❗❗ "Oh lihat-- Ternyata kau lebih banyak diam karena kalau kau bicara malah akan keluar suara desahan?" Ejek seorang alpha bernama Juergen Zorya. Didepannya terdapat seorang omega yang akan di...