Kiss My Promise

609 46 2
                                    

Mereka semua menodongkan senjata nya ke arah Gio dan tentu saja ia tidak tinggal diam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mereka semua menodongkan senjata nya ke arah Gio dan tentu saja ia tidak tinggal diam. Gio mengedepankan tas itu dan tersenyum.

"Waduh maaf ya~ Jika kalian ingin menembak ku maka tembak dulu anak ini~" Ucapnya goda.

Sontak mereka terdiam dan menggeram murka.

"Lepaskan anak itu brengsek! Jika kau berani membawanya-- habis kau!" Ancam salah satunya.

Gio terus tersenyum, ia melirik kaca disampingnya dan menatap mereka lagi.

"Makasih~ Tapi aku tidak berniat menuruti kalian!"

Ia melompat keluar jendela dan jatuh dari lantai atas.

Bruk!

Mendarat dengan mulus di tanah rupanya membuat kaki kanan Gio patah. Ia menggeram sedikit dan memaksakan tubuhnya untuk berlari.

Gio mendekap tas itu didepan dadanya dengan erat. Kakinya berlari ke arah gang sempit yang hanya bisa dilewati satu hingga dua orang saja, tidak memberikan dia pilihan lain selain terus melewatinya.

Tak lama ia sampai di rumah tua dan masuk dengan cepat. Berjalan menaiki tangga kayu reyot dan menaruh tas berisi Giyu di sofa dengan kasar.

"Haaa! Kaki ku sakiiiiiittttttt~" Ucapnya keras.

Nayan mengintip dari sisi dapur dan menatap Gio intens.

"Kau sudah kembali huh.. Kukira kau akan mati disana.."

Gio tersenyum.

"Mana mungkin aku mati~ Nanti gaada yang bisa memberiku jatah dong~" Smirk Gio.

Nayan tercengang dan melirik ke arah tas. Ia mendekat dan membukanya-- terlihat Giyu yang menatapnya dengan senang dan mengulurkan tangan ingin di gendong.

"Daa~ Ndong~" Ucapnya gemas.

Nayan menggendong Giyu dan menatapnya dalam. Giyu mengusap pipi Nayan dan memeluk lehernya sayang.

Nayan terdiam. Apa semua anak memang terlahir polos dan menggemaskan seperti ini?

"Jadi kau harus menepati janjimu okay~ Aku sudah membawanya balik loh~" Tegas Gio.

Nayan mendengus dan mengangguk kecil. Ia duduk di sofa dan menduduki Giyu di pahanya. Nayan memeriksa setiap tubuh Giyu untuk memastikan apakah ada luka atau bekas penyiksa dan hasilnya nihil, artinya memang mafia itu tidak melakukan apapun kepadanya.

"Bagaimana bisa mereka tidak menyakiti anak ini? Sudah jelas ini anak dari seseorang yang mereka benci kan.."

"Mereka ingin membesarkannya dan membentuk anak itu menjadi senjata yang akan melawan orangtuanya sendiri" Ucap Gio santai.

Don't Cry, Kila [Omegaverse]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang