Family with Him

1.6K 113 3
                                    

------------------------ s e a s o n   2   b e g i n ----------------------------

------------------------------18 September 20XX

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

------------------------------
18 September 20XX

2 tahun berlalu semenjak peristiwa yang merenggut Kila dari Juergen. Kini Juergen yang sudah tidak bisa disebut dengan identitasnya itu berubah total semenjak dirinya yang lain muncul. Baik Kister ataupun Juergen sama-sama menginginkan Kila. Mereka saling berebut untuk merebut Kila kembali ke pelukannya. Seperti pertandingan dengan diri sendiri. Mulai saat ini Kister yang akan mengambil alih.

Jill menatap putranya itu di dalam ruangan sedang menelaah banyak senjata. Mulai dari pisau, katana hingga senapan mesin berkapasitas tinggi.

Jill memberanikan diri untuk masuk dan menatap putranya itu.
"Juergen, sampai kapan kau ingin seperti ini? Istrimu-- belum kembali"

Ia menoleh.
"Juergen? Yang kau maksud Kister kali"

Jill menghela nafas. Ia tahu kalau putranya ini mempunyai kepribadian ganda semenjak konflik dengan neneknya saat dulu. Semuanya masih membekas di ingatan mereka terutama Juergen dan Juha.

"Ki-kister-- Kau harus mencari istrimu sekarang. Kau tidak tau apa dia sudah melahirkan atau belum karna pelakunya juga belum tertangkap. Polisi yang masuk ke hutan itu juga perlahan-lahan meninggal.. Aku sangat cemas" Ucap Jill.

Kister menatap Jill dan menggenggam sebilah pisau. Ia mendekat ke Jill dan menekan pisau itu ke leher Jill.

"Bisa diam tidak? Kau kira aku tidak berusaha huh? Kalian terlalu lambat. Hilangnya Kila selama ini adalah salah kalian, ditambah Juergen juga sakit dan kalian tidak ada yang mencarinya. Kau pikir apa posisimu bisa menangis seperti ini? Kau lebih sayang Kila daripada kami?" Tatap Kister memicingkan matanya.

Jill gemetar.
"Bu-bukan begitu-- Aku dan ayahmu sangat sibuk bekerja ditambah nenekmu bilang tidak perlu ada bodyguard yang menjagamu karena kau sedang koma. Ya-- itu semua salah kami sebagai orangtua yang lalai.. Maafkan kami Juergen.."

Plak!!!

Kister menampar Jill kuat sampai Jill meneteskan darah dari bibirnya. Jill mengusap pipinya yang ditampar dan menatap putranya itu tidak percaya.

"Juergen Juergen! Aku bukan Juergen!! Juergen terlalu lemah!! Apa yang enak dari berbagi tubuh dengannya hah?! Aku lebih kuat dan aku yang akan menguasai tubuhnya! Cih dia terlalu lembek soal percintaan bahkan dia juga gabisa melindungi siapapun. Payah!" Ucap Kister emosi.

Jill membelalakkan matanya dan berkaca-kaca.
"Nak-- Kumohon tenangkan dirimu dan jangan begini.. Istrimu juga pasti mencemaskan mu. Dia ingin kau menyelamatkan nya"

Kister menatap Jill datar. Ia membalikkan badannya dan mengemas semua senjata ke dalam tas ransel hitamnya. Ia membawanya di pundak dan melirik Jill sedikit.

"Aku sudah buat perjanjian dengan Juergen lemah itu, kalau istri kami mati maka kami juga akan mati. Tapi ya kalau dia selamat yaudah aku akan bertukar tempat dengannya untuk menemani Kila" Kister tersenyum miring.

Jill melotot.
"Tidak bisa! Kau jahat! Kembalikan putraku sekarang sialan!"

Kister mengangkat bahunya cuek dan berjalan keluar ruangan. Ia melangkahkan kakinya sambil menatap maid yang sedang membersihkan meja. Ia mengusap dagunya sambil berpikir.

"Hey~" Ucap Kister memanggil maid itu.

Maid itu menengok dan tersenyum padanya. Kister juga membalas senyumannya namun-- hanya bibirnya yang tersenyum. Matanya tidak.

Ia mendekat ke maid itu dan secara random menciumnya. Maid itu terkejut dan ingin berontak namun tubuh besar Kister menahannya dan terus mendekapnya. Maid omega wanita itu larut dalam ciuman Kister dan mereka beradu lidah.

"Tu-tuan-- Kenapa anda melakukan hal ini.." Ucap Maid itu sayu sambil menatap Kister binal.

Kister menidurkan Maid itu di meja dan melepas pakaian Maid nya. Maid itu mendesah dalam kenikmatan sedangkan Kister menatapnya datar. Ia mengusap kemaluan Maid itu dan ia merogoh saku celananya.

Jleb!!!

Kister menusuk kemaluan Maid itu dengan pisau lipat yang ada di sakunya.

"KYAAA!! AAHHKK HENTIKAN-- HENTIKAN TUAN!!" Maid itu berteriak histeris.

Kister yang terdiam malah mendorong pisau itu lebih dalam dan akhirnya menancap ke organnya. Maid itu mengalami pendarahan banyak. Kister mengeluarkan sebuah tali dan mengikatnya kuat di leher Maid itu dan berjalan keluar mansion.

"Hahahaha yaampun omega sekarang begitu menggemaskan ya kalau mau sakaratul maut~" Kister tertawa sambil menyeka air matanya karena tertawa ngakak.

Sementara di tempat lain, Kila yang tinggal serumah bersama Gio dihantui kecemasan setiap harinya. Kila menyusui anaknya itu hasil hubungannya dengan Gio.

Kila menitikkan air matanya. Anak pertamanya yang ia kandung yaitu anak Juergen mati keguguran karena Gio menendang perutnya begitu keras. Ia mengusap bayinya itu pelan dan terdengar seseorang membukakan pintu.

"Oh sayang~ Kau sudah bangun?" Tanya Gio ceria.

Gio mendekat ke Kila dan mengecup bibirnya gemas. Kila tidak membalas ciumannya.

"Aduh lihat kakimu berdarah nih! Apa karena rantainya terlalu menyekat?" Tanya Gio polos sambil memegang kaki kiri Kila.

Kaki Kila di rantai sangat kuat hingga berdarah. Mustahil dia bisa melepasnya karena rantai itu butuh sidik jari dan kunci master. Kila hanya mengangguk pelan sambil mengusap kepala anaknya.

Gio mengusap kepala anaknya juga.
"Setelah dia nambah umur nanti-- Kita akan buat lagi untuk adiknya oke? Mau kan sayang?"

Kila tersentak.
"Ngg-- A-apa?? Apa satu anak tidak cukup untukmu?"

Gio mengeru keningnya.
"Kau mau menuruti ucapanku atau tidur didalam peti?"

Wajah Kila langsung pucat dan dia menarik baju Gio erat.
"Maafkan aku-- A-aku tidak mau tidur di pe-peti! Aku akan turuti semua permintaanmu tapi kumohon jangan peti itu!"

Gio menatap Kila yang menitikkan air matanya sambil menatapnya ketakutan. Ekspresi nya yang takut itu semakin membuat Gio senang.

"Tentu saja sayang mana mungkin aku melakukan hal seperti itu pada istriku yang cantik~" Gio mendekatkan wajahnya ke Kila dan menciumnya.

Kila memejamkan matanya dan membalas ciumannya. Namun pikirannya tidak bisa lepas dari Juergen. Ia berharap Juergen datang menyelamatkan nya dari siksaan yang tidak ada habisnya ini. Ia ingin pulang, ingin keluar, ingin bertemu semua adik-adiknya dan Juergen.

Baginya hal itu seakan-akan hanya mimpi. Selama Gio masih ada tentunya ia tidak akan membiarkan hal itu terjadi. Tidak akan.

***

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Don't Cry, Kila [Omegaverse]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang