Sering terjadi sebuah insiden di Keraton Martapura, diakibatkan oleh perebutan tahta yang tiada hentinya. Perseteruan antara Raden Setyo dan Raden Setiawan tak bisa dihentikan. Raja Mahesa membuat keputusan menetapkan Raden Setyo sebagai putra mahkota. Raden yang akan menggantikan posisinya sebagai Raja kelak. Namun hal itu disangkal oleh Raden Setiawan yang tak setuju dengan keputusan Raja. Ia bersama dukungan istrinya, Putri Keswari. Mereka merencanakan sebuah siasat untuk menghempas kakak-kakak mereka. Berbagai cara sudah mereka lakukan, namun semua cara mereka gagal total. Membentuk sebuah prajurit rahasia, merupakan cara satu-satunya yang Raden itu lakukan untuk membuat lengah. Perampok rahasia yang ia bentuk berhasil membuat Raden Setyo mengundurkan diri dari jabatan jenderalnya, dikarenakan dia merasa tidak becus dalam melaksanakan titah Raja.
Raja Mahesa berat hati mengiyakan perkataan putra pertamanya, dengan mencabut gelar jenderalnya dan menjadikan Raden Kusuma sebagai penggantinya.
Hal itu sudah didengar oleh Raden Setiawan beserta istrinya. Sudah tentu mereka kesal, niatnya yang ingin memberikan nama jelek pada kakak pertamanya, justru sang raja sendiri tak mencabut gelar putra mahkotanya.
Kesal, Raden Setiawan tak tau harus melakukan apa lagi. Pikirannya seakan sudah penuh dengan kemarahan. Hingga terdengar sebuah berita dimana terjadi tragedi yang menewaskan puluhan prajurit utama. Raden Kusuma dituding sebagai pelakunya. Oleh karena itu Raden Kusuma beserta istri serta anaknya diusir dari keraton karena dianggap sebagai pengkhianat.
Putra mahkota yang merasa bersalah atas kejadian tersebut, memilih untuk mengundurkan diri dari jabatannya. Hingga pergi membawa anak serta istrinya ke daerah dimana saat kecil dulu ia tinggal. Martanesia, Keraton dimana ia menghabiskan masa kecilnya. Orangtua angkatnya adalah seorang pemimpin kerajaan yaitu Raja Sulyadi dan Ratu Rumini
Setahun berlalu, Kusuma beserta seluruh keluarganya bekerja sebagai pelayan di Keraton Panjaitan. Sang Raja tidak mendapat keturunan dari almarhumah istrinya. Saking dekatnya dengan raja istana tersebut, Kusuma sampai di angkat menjadi raja selanjutnya di kerajaan Pandjaitan. Begitulah nama baik keluarga mereka kini telah kembali. Bahkan apa yang terjadi pada keluarga Kusuma itu sudah didengar okeh seluruh orang di Martapura.
________
Putri Ningtyas sedang dalam perjalanan pulang menuju Pandjaitan. Namun tiba-tiba di tengah jalan rombongannya di serang oleh mata-mata sekelompok perampok.
Ningtyas berhasil kabur, sementara para prajurit berusaha melawan para penjahat itu. Siapa sangka jika ketua kelompok mata-mata itu mengejarnya, Ningtyas berlari sekuat tenaga. Ia sempat tertangkap, namun beruntungnya ada seseorang yang melempar pisau dan terkena ketua itu "terima kasih sudah menolongku" ucap sang putri.
"Sama-sama. Jika aku boleh bertanya, kenapa kau berkeliaran sendiri di hutan yang berbahaya ini?"
"Aku hendak kembali ke kediamanku, tapi di tengah jalan mereka semua menghadang ku. Sepertinya obrolan kita hanya sampai disini. Aku harus kembali dan memeriksa rekan perjalanan ku"
Kelana Wijaya tetap membututinya.
"Kenapa kau terus mengikuti ku?"
"Maaf, tapi aku rasa aku harus mengantarmu sebelum penjahat tadi kembali menangkap mu"
Mereka kembali dan melihat kekacauan yang baru saja terjadi. Sebuah andong kendaraan sang putri rusak dan kudanya pun lari entah kemana. Mungkin lari ketakutan karena insiden tadi.
"Alhamdulillah, tuan putri selamat"
Prajurit lainnya hendak melawan Kelana Wijaya, namun segera di hadang oleh Ningtyas "jangan serang dia! Karena dia sudah membantuku tadi. Namanya Kelana Wijaya, dia seorang pengelana dan kebetulan bertemu denganku tadi"
"Maafkan saya karena telah menuduh sembarang orang"
Kelana Wijaya mengangguk sembari tersenyum "tidak apa-apa, santai saja"
Prajurit lainnya datang "kendaraan tuan putri sudah hancur. Apa perlu saya mencarikan kuda dan andong baru untuk anda?" tawarnya.
"Oh, tidak perlu. Aku jalan kaki saja"
"Apa yang akan Raja katakan nanti jika tau tuan putri jalan kaki...."
"Hhhh kalian tidak perlu mempermasalahkan hal itu. Aku baik baik saja"
"Jadi, dia seorang putri?" Batin Kelana Wijaya.