Kelana saat ini berada di sebuah ruangan santai. Satu meja itu terdiri dari beberapa makanan lezat yang dimasak oleh koki handal di Martapura. Seorang gadis ternyata sudah menunggunya "akhirnya kau tiba juga Kelana"
Kinanti duduk dan juga menyuruh Kelana duduk di depannya "kau duduklah! Aku sudah menyiapkan semua ini untukmu"
"Apakah anda sudah tau tentang...."
"Aku sudah tau. Sejujurnya, aku tak tau motif apa di balik Raden Setiawan melakukan ini semua. Karena dia menyayangi kita, atau karena hal lain. Meksipun begitu, ada baiknya jika kita mencobanya bukan?"
Kelana tak paham dengan apa yang Kinanti katakan. Apakah gadis itu akan serius dengan keputusan Raden Setiawan? Itu artinya ia harus menjalani hubungan secara serius "a-apa?"
"Hhhh, kau tak perlu se khawatir itu Kelana. Perkataan ku tadi memang serius, tapi itu tidak seperti apa yang ada di pikiranmu sekarang. Begini saja, aku sudah kenal pamanku sejak lama. Meskipun kita tak tau alasan dia karena apa, tapi setidaknya kita ikuti saja permainannya"
"Maksud anda?"
"Kita lanjut dan melakukan hubungan ini secara pura-pura!
________
Balai umum yang suasananya sepi itu seakan membawanya pergi ke masa lalu. disinilah ia dipaksa untuk menari dihadapan banyak orang. dan di hari itu juga yang membawa keluarga mereka pada hal yang buruk.
Ia terkejut kala pundaknya itu di pegang oleh seseorang. Namun ia bersyukur karena tau bahwa orang itu adalah seorang dayang "kau mengagetkanku saja!"
"Aku dengar kau adalah dayang baru. Kenapa kau memakai kain penutup? Aku penasaran kenapa kau bisa lolos seleksi menjadi dayang di Martapura. Apakah kau mempunyai orang dalam?"
"Ah, bicara apa kau ini. Sedari dulu aku memang memakai kain penutup. Apakah penampilanku ini mengganggu?"
"Hanya saja, kau membuat banyak dayang disini menjadi penasaran. Karena kau baru di Martapura, aku harus memberitahu kau sesuatu!"
dayang itu menyuruh Ningtyas untuk mendekatkan telinganya "apapun yang kau lihat dan ketahui di keraton, maka kau harus ssst"
"K-kenapa?"
"Kau masih bertanya kenapa? Belum lama ini, ada seorang dayang yang di hukum bahkan sampai mati secara tragis"
"Apakah dayang itu melakukan kesalahan?"
Sang dayang mengangguk "kabarnya, karena dayang itu terlalu ikut campur dengan urusan Keraton. Jadi jika kau masih saja memakai kain penutup, bisa saja kau dicurigai nanti"
"Apa kau menyuruhku untuk membuka kain penutup ini? Sepertinya itu tindakan yang lancang. Bukankah di Martapura juga ada ada hukum mengenai kebebasan berpenampilan. Selagi masih sopan, kenapa tidak?"
"Hm, jika perilaku mu terus seperti ini. Sepertinya nasibmu akan sama seperti mendiang dayang itu...."
"Apakah tidak ada hal lain yang kalian kerjakan selain menggibah?" Salah seorang putri memanggil Ningtyas "dayang baru, ikuti aku sekarang juga!"