Chapter 68. Bertemu

7 2 0
                                    

"Beritahu saya sekarang juga, sebenarnya apa yang anda rencanakan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Beritahu saya sekarang juga, sebenarnya apa yang anda rencanakan. Apakah anda sama dengan Raden Setiawan dan para komplotannya?"

"Kelana, aku sungguh terkejut kau menilaiku seperti itu. Apakah kau mengira bahwa aku ini adakah seorang pengkhianat, sama seperti paman dan bibiku. Kelana, kau tau sendiri bukan. Bahwa aku adalah salah satu orang terdekat Ningtyas. Apakah dengan ini, kau masih berpikir bahwa aku ini adakah orang yang jahat?"

"Bicara anda terlalu berbelit-belit. lantas kenapa anda menyuruh saya berada dipihak anda?"

Kelana baru saja keluar dari kediaman Kinanti. Sejujurnya, ia masih terkejut karena tau bahwa Kinanti tak sepolos yang ia kira "bagaimana Perwira?"

"Kita tunggu lagi kedepannya. Sepertinya gadis itu bisa dimanfaatkan supaya aku bisa memastikan apakah benar putra mahkota pelakunya.... Kau, awasi terus pergerakannya. Jangan sampai terlewat satupun hal yang mencurigakan dari mereka"

"Baiklah. tapi perwira, ada seseorang yang hendak ingin bertemu dengan anda...."

Kembali berusa didalam sebuah ruangan, tak lagi membuat Ningtyas gugup. Meski ia yang masih belum ingin bicara dengan Kelana, namun ia harus melakukannya demi bisa membantu kakaknya.

Kelana menuangkan teh ke dalam cangkir gadis itu "ini, minumlah"

"Aku ingin bertemu denganmu, bukan untuk minum...."

"Aku tau kau masih marah padaku...."

"Aku tidak marah. Karena aku sendiri tau bahwa yang kau katakan itu adalah yang baik untukku. tetapi aku tak ingin membicarakan hal itu sekarang"

"Bisakah kita tak usah membicarakan hal hal yang berat saat seperti ini. Kita kembali duduk di tempat yang sama setelah sekian lama. Bukankah kita sama-sama tau perasaan yang kita miliki masing-masing"

"Aku tak ingin membicarakan tentang kita. Bukankah kau tau sendiri bahwa kakakku saat ini sedang dalam bahaya. Bisa-bisanya kau mengatakan hal seperti tadi. Kau mana tau aku yang gelisah karena takut akan keselamatan satu-satunya keluargaku yang tersisa"

"tolong jangan berteriak lagi padaku. Kau tenanglah dan jangan gegabah. Aku sudah memeriksa kediaman kakakmu. Satu-satunya saksi yang tersisa tak mau berbicara. Sebisa mungkin aku akan membantunya supaya bisa terbebas dari hukuman. Namun jika semua itu gagal, kemungkinan penyakit raja harus bisa sembuh. Karena dengan itu, hukumannya bisa lebih ringan. Atau dengan kata lain, kakakmu bisa diasingkan serta dikeluarkan dari keraton dan dengan itu pula kau bisa ikut keluar dari sini"

"Aku tak akan keluar sebelum rumor yang belakangan ini beredar terbukti benarnya. tapi jika memang keraton ini terlalu berbahaya untukku, maka aku akan mengikuti semua rencana mu. Itu artinya, kita harus menemukan tabib terbaik yang bisa membantu pengobatan raja"

Power StrugleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang