Chapter 44. Penjara

10 4 0
                                    

Ketakutannya mulai bertambah kala sekarang dia berada di sebuah ruang tertutup

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ketakutannya mulai bertambah kala sekarang dia berada di sebuah ruang tertutup. Kain yang menutupi kepalanya itu mulai dibuka, begitu juga dengan kain penutup miliknya. tamatlah sudah, identitasnya setelah ini pasti terkuak. Ia sudah mengetahui bahwa ratu rupanya berada disana. Orang itu nampak bahagia dan tertawa lepas saat melihat kondisinya.

"Hhhh, sudah kuduga. Rupanya memang benar, bahwa kau adalah Ningtyas. Si putri bangsawan yang palsu"

Ningtyas masih belum begitu paham dengan situasi ini. Ia bahkan belum tau motif apa di balik sang ratu melakukan ini. Membantunya, atau justru menjerumuskannya "kenapa anda melakukan ini pada saya?"

"Seharusnya aku yang bertanya padamu. Kenapa kau menggunakan kain penutup di keraton. Kenapa kau takut jika orang lain mengetahui bahwa kau adalah Ningtyas?"

"Apakah anda juga terlibat? Apakah anda sama dengan Raden Setiawan dan para komplotannya?"

Sang ratu untuk kesekian kalinya terus tertawa "Ningtyas...." Ratu memegang dagu Ningtyas dengan sangat kencang "aku pikir kau gadis polos yang tak tau apa-apa. tapi rupanya, kau cukup berbahaya" cengkraman di dagu itu kini di lepas "kau bersedih dipekerjakan di kediaman ku, karena ingin mendapatkan sebuah jawaban bukan? dan sekarang aku akan menjawabnya!"

"Saat itu................"

"Mereka sama sekali tidak mempedulikan ku. Bahkan raja sekalipun, dia tidak membela diri ku. Jadi tidak ada salahnya bukan, jika sekarang aku membela putraku yang tersayang.... Prajurit, bawa dayang lancang ini ke dalam penjara"

Ningtyas sempat memberontak kala dua orang prajurit itu memegangnya. Namun tenaganya kalah telak dari para prajurit itu. Ia berhasil di seret dan di masukkan ke dalam penjara. Ia di lempar dan prajurit itu mulai menguncinya "tunggu, tolong jangan seperti ini. tolong lepaskan aku sekarang juga"

"Itulah akibatnya jika kau ikut campur urusan Keraton, yang sudah jelas-jelas itu bukanlah urusan mu. Sekarang, nikmati semua hasil jerih payahmu yang terus ada apa-apanya ini. Prajurit itu muslim pergi dari sana, namun Ningtyas tetap saja berbicara "kalian ini memang pengkhianat. lihat saja, aku akan keluar dari sini dan membongkar kejahatan kalian semua"

"Arghhh" kesal, Ningtyas menendang sebagai jeruji besi itu. Kenapa ia harus berakhir seperti ini. Bagaimana bisa ia keluar dari sini. Siapa juga yang akan membantunya keluar dari dalam jeruji besi ini. Kelana sendiri juga saat ini tak berada di dalam keraton. Orang itu pasti tau tau bahkan tak menyangka jika dirinya berakhir didalam penjara.

Sementara sang kakak saat ini khawatir dengan keadaan adiknya. Bagaimana tidak, sang adik langsung diseret oleh ratu kala tarian gambyong sudah selesai di lakukan "apa yang harus kulakukan untuk bisa membebaskan Ningtyas dari ratu?"

Power StrugleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang